Serangan Drone Israel Tewaskan Komandan Hamas di Lebanon Yang Berada di Mobil

Pada tanggal 17 Februari 2025, Israel melaksanakan sebuah serangan drone yang ditujukan ke wilayah Lebanon. Serangan ini memiliki dampak yang signifikan, terutama karena menewaskan Mohammad Sahin, yang diidentifikasi sebagai seorang komandan militer Hamas yang beroperasi di Lebanon. Kematian Sahin bukan hanya kehilangan bagi Hamas, tetapi juga momen penting dalam konteks geopolitik yang lebih luas antara Israel dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya di wilayah tersebut.

Serangan ini berlangsung pada saat yang krusial, yaitu menjelang rencana Israel untuk melakukan penarikan penuh pasukan dari wilayah Lebanon Selatan. Sebelum serangan ini, ada kesepakatan antara Israel dan Hizbullah untuk melaksanakan gencatan senjata yang telah berjalan selama 14 bulan. Kesepakatan ini menunjukkan adanya kemajuan dalam upaya meredakan ketegangan di kawasan tersebut, meskipun memunculkan kerentanan terhadap kegagalan jika salah satu pihak melakukan pelanggaran.

Gencatan senjata tersebut telah memberi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk menghentikan aksi-aksi militer yang menguras sumber daya dan merugikan masyarakat sipil. Namun, dengan adanya serangan drone ini, pertanyaan besar muncul mengenai stabilitas kesepakatan tersebut dan apakah serangan ini akan memicu respons dari Hizbullah atau kelompok Hamas di masa depan.

Dalam penjelasan yang disampaikan oleh intelijen militer Israel, serangan ini dilakukan berdasarkan informasi bahwa Mohammad Sahin memiliki peran penting dalam memimpin operasi Hamas di Lebanon. Sahin tidak hanya terlibat dalam perencanaan serangan-serangan yang ditujukan ke Israel, tetapi juga diduga memiliki hubungan yang erat dengan Iran dalam hal pendanaan dan dukungan strategis. Intimidasi terhadap para pemimpin kelompok-kelompok bersenjata yang dianggap mengancam keamanan Israel merupakan bagian dari taktik yang sering digunakan oleh Israel untuk memastikan stabilitas di perbatasan.

Dari kacamata militia Israel, menyingkirkan figur kunci seperti Sahin dianggap sebagai langkah penting dalam menghentikan aksi-aksi agresif yang mungkin direncanakan oleh Hamas atau sekutu-sekutunya. Dengan demikian, serangan ini tidak semata-mata berfungsi sebagai balasan atas kegiatan militer yang telah dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata, tetapi juga sebagai langkah preventif untuk mencegah ancaman yang lebih besar di masa depan.

Kematian Mohammad Sahin telah dikonfirmasi oleh pihak Hamas, yang menunjukkan bahwa serangan ini mendapatkan dampak langsung terhadap struktur komando organisasi tersebut. Reaksi dari Hamas kemungkinan akan beragam, dan ada kekhawatiran bahwa serangan ini bisa memicu retaliatory attacks terhadap posisi-posisi Israel, yang bisa kembali menciptakan siklus kekerasan baru di kawasan tersebut.

Sementara itu, dari lokasi serangan, ditemukan bukti visual berupa sebuah mobil hangus terbakar yang terletak dekat dengan pos pemeriksaan tentara Lebanon serta stadion olahraga di Sidon. Temuan ini tidak hanya menandakan kekuatan dan keberhasilan operasional dari angkatan bersenjata Israel, tetapi juga menggambarkan bagaimana pertempuran tersebut terjadi di tengah-tengah populasi sipil yang padat, sering kali dengan risiko yang tinggi bagi masyarakat lokal.

Serangan Drone Israel Tewaskan Komandan Hamas di Lebanon Yang Berada di Mobil

Serangan ini juga berlangsung hanya sehari sebelum berakhirnya gencatan senjata yang disepakati pada 18 Februari 2025. Waktu serangan ini dipandang sebagai sebuah pesan yang kuat dari Israel, bahwa mereka tidak akan menghentikan tindakan militer meskipun dalam konteks kesepakatan damai. Mari kita lihat bagaimana peristiwa ini akan mempengaruhi masa depan hubungan antara Israel, Hamas, dan Hizbullah, serta dampaknya terhadap stabilitas wilayah yang lebih luas.

Sumber gambar Dan Berita Kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *