Toko-toko serba ada di Jepang berperan sebagai tempat perlindungan lokal

Toko-toko serba ada di Jepang berperan sebagai tempat perlindungan lokal
Image by Mainichi News

Toko-toko swalayan di Jepang mengambil alih tugas-tugas yang sebelumnya ditangani oleh pos-pos polisi setempat yang jumlahnya semakin sedikit, dengan menerapkan langkah-langkah untuk menanggapi keadaan darurat termasuk yang melibatkan wanita dan anak-anak. Dalam beberapa kasus, karyawan dipaksa untuk membuat keputusan hidup atau mati.

Memanfaatkan jam operasional sebagian besar toko serba ada selama 24/7, konsorsium Asosiasi Waralaba Jepang (JFA) yang terdiri dari tujuh operator jaringan toko meluncurkan kampanye “stasiun keselamatan” pada tahun 1990-an. Awalnya merupakan upaya regional, kampanye ini menjadi nasional pada tahun 2005 setelah Badan Kepolisian Nasional (NPA) meminta kerja sama, melihat potensi toko-toko tersebut untuk secara efektif memperkuat keselamatan masyarakat.

Kegiatan utamanya meliputi penanganan perempuan dan anak-anak yang sedang mengalami krisis, penanganan lansia yang diduga menderita demensia, dan pencegahan kejahatan remaja, dengan total sekitar 10 kategori.

Penyebabnya adalah karena menurunnya jumlah kantor polisi dan pos polisi setempat atau “koban” di seluruh negeri. Jumlah koban telah menurun dari 6.455 pada tahun 2005 menjadi 6.215 pada tahun 2024, sementara jumlah kantor polisi, tempat tinggal petugas, telah menurun dari 7.333 pada tahun 2005 menjadi 5.923 pada tahun 2024. Pada saat yang sama, jumlah toko serba ada telah meningkat dari 42.643 toko pada tahun 2005 menjadi 57.019 pada tahun 2023.

Selengkapnya di Mainichi

[Mini Series] American Primeval | Complete | Netflix

[Mini Series] American Primeval | Complete | Netflix

American Primeval is a American Western television miniseries created by Mark L. Smith that is scheduled to be released on January 9, 2025 on Netflix.

Quote:

Cast
Taylor Kitsch as Isaac
Betty Gilpin as Sara Rowell
Kim Coates as Brigham Young
Jai Courtney as Virgil Cutter
Shea Whigham as Jim Bridger
Dane DeHaan as Jacob Pratt
Saura Lightfoot-Leon as Abish Pratt
Kyle Bradley Davis as Tilly
Preston Mota as Devin Rowell
Nick Hargrove as Cottrell
Derek Hinkey as Red Feather
Mikandrew as Henry
Shawnee Pourier as Two Moons
Joe Tippett as James Wolsey
Kevin Scott Allen as Louis

Trailer



Imdb

Kenapa Warga Indonesia BODOH !!

Serius, gue tuh kadang mikir, kenapa sih kita—orang Indonesia—bisa dinobatkan sebagai salah satu warga paling “bodoh” kedua di dunia? Dari 61 negara, coy. Itu bener-bener bikin mikir.

Tapi tahu nggak sih yang lebih parah daripada orang bodoh? Orang yang nggak sadar kalau dia bodoh. Ya, gue juga bodoh, makanya gue nggak mau berhenti belajar. Karena momen lo berhenti berpikir kritis dan ngerasa udah “pintar,” itu adalah awal kehancuran lo.

So, buat lo yang ngerasa bodoh, santai aja, bro. Nggak masalah kok kita bodoh, asal kita sadar dan mau belajar. Tapi kalau lo bodoh dan merasa udah pinter? Wah, itu sih tamat riwayat. Jadi, penting banget buat kita ngerti kenapa Indonesia bisa dibilang “bodoh” dan gimana caranya kita bisa jadi lebih pinter. Gue nggak mau lagi cuma bahas bisnis doang. Buat apa ngajarin bisnis kalau orang nggak diajarin cara berpikir? Kayak ngasih ikan ke orang lapar, tapi nggak ngajarin cara mancing.

Kata kuncinya cuma satu, coy: literasi. Ini hal yang dulu gue remehin, tapi ternyata literasi tuh penting banget. Literasi itu bukan cuma sekadar lo bisa baca, nulis, atau dengerin. Literasi itu kemampuan buat ngerti, menganalisis, dan bikin keputusan yang kritis di kehidupan sehari-hari. UNESCO sama World Bank aja bilang literasi itu faktor paling penting buat kesuksesan seseorang.

Masalahnya, Indonesia tuh nggak krisis di basic literacy—kayak baca, nulis, dengerin. Itu kita masih oke, kok. Yang krisis tuh functional literacy. Yang kayak berpikir kritis, problem solving, komunikasi, bahkan literasi finansial.

Kenapa bisa separah ini? Ya, banyak faktor. Mulai dari sistem pendidikan, kemiskinan, budaya takut salah, sampe kebiasaan kita yang lebih milih dumb fun. Lo tahu kan scrolling TikTok seharian, ketawa bentar, terus lupa? Ya, itu salah satunya.

Tapi intinya gini, kalau kita mau Indonesia lebih pinter, kita harus mulai bertanya “Kenapa?” Sesimpel itu. Pertanyaan “kenapa” adalah kunci buat ngasah otak lo jadi lebih kritis. Jangan telan mentah-mentah semua info yang lo dapet. Kalau ada sesuatu yang menurut lo bener atau salah, coba tanya “kenapa” dulu.

Gue stop dulu sampai sini. Kalau lo mau lanjut atau ada bagian spesifik yang mau gue bahas lebih detail, tinggal bilang aja, bro. Let’s discuss!

Industri Game Bakal Booming Lagi di 2025! Intip 5 Tren yang Siap Merajai Pasar

#AmdarGanteng

Industri Game Bakal Booming Lagi di 2025! Intip 5 Tren yang Siap Merajai Pasar
emoticon-terimakasihemoticon-terimakasih emoticon-terimakasih
Halo agan dan sista,
Balik lagi bareng ane di thread gaming favorit Kaskuser. Kali ini, kita bahas tren besar yang bakal bikin industri game kembali meledak tahun 2025. Setelah sempat lesu gara-gara kondisi ekonomi global, tahun depan industri ini siap comeback dengan gebrakan yang nggak main-main! Apa aja sih yang bikin hype ini makin kuat? Salah satunya peluncuran konsol baru Nintendo dan rilis Grand Theft Auto VI. Wah, siap-siap dompet jebol nih!

Nah, baru-baru ini, situs sociable.co ngasih analisis soal 5 tren besar yang bakal mendominasi industri game di 2025. Yuk, kita bahas satu-satu dengan gaya santai ala forum Kaskus!

1. Produk yang Fokus pada Kenyamanan dan Kesehatan Gamer

Quote:

2. Perangkat VR/AR Jadi Keperluan Wajib

Quote:

3. Gaming Jadi Lebih Inklusif untuk Semua Orang

Quote:

4. Cloud Gaming: Masa Depan Gaming yang Panas!

Quote:

5. Smartphone Jadi Mesin Gaming Serbaguna

Quote:
Industri Game Bakal Booming Lagi di 2025! Intip 5 Tren yang Siap Merajai Pasar
Gimana, GanSis? Tren 2025 ini bikin kita makin optimis sama masa depan gaming, kan? Kalau ada pendapat atau prediksi lain, jangan sungkan buat share di kolom komentar.
Thanks and see you next thread GanSist.