Bayangkan serangan datang dari ribuan kilometer jauhnya, melaju lebih cepat dari suara, sulit terdeteksi radar, dan menghantam target vital dengan presisi mematikan. Ini bukan sekadar ancaman masa depan — ini adalah Dark Eagle, senjata hipersonik terbaru Amerika Serikat yang siap mengubah peta kekuatan dunia.
Amerika Serikat baru saja memperkenalkan Dark Eagle, bagian dari program Long-Range Hypersonic Weapon (LRHW), yang dikembangkan bersama oleh Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS. Rudal ini dirancang untuk bergerak melebihi kecepatan Mach 5 — lebih dari 6.200 km/jam — menggunakan teknologi Common Hypersonic Glide Body (C-HGB) yang diluncurkan oleh roket berbahan bakar padat dua tahap.
Nama “Dark Eagle” dipilih untuk mencerminkan karakteristik utama senjata ini: kecepatan dahsyat, kemampuan siluman, dan daya hancur yang dapat menembus sistem pertahanan paling ketat. Senjata ini diarahkan untuk mengatasi tantangan sistem anti-akses/penolakan wilayah (A2/AD) musuh, memutus jalur komunikasi, dan menghancurkan senjata jarak jauh lawan.
Dari sisi spesifikasi, Dark Eagle tampil impresif:
Jangkauan: Mampu menyerang target lebih dari 2.775 km jauhnya, menjadikannya rudal berbasis darat dengan jangkauan terpanjang dalam inventaris AS saat ini.
Kecepatan: Melampaui Mach 5, menghadirkan waktu reaksi yang sangat pendek bagi musuh.
Daya Rusak: Dirancang untuk menghancurkan pusat komando, instalasi militer penting, hingga infrastruktur strategis dengan presisi tinggi.
Kemampuan Manuver: Dark Eagle memiliki lintasan terbang rendah dan manuverable, membuatnya sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara modern.
Hulu Ledak: Membawa hulu ledak konvensional, berbeda dari beberapa rudal hipersonik Rusia dan China yang berpotensi membawa hulu ledak nuklir.
Mengapa Dark Eagle Dilahirkan?
Teknologi hipersonik bukan lagi sekadar eksperimen. Rusia telah memamerkan Zircon dan Kinzhal dalam konflik nyata, sementara China mempercepat pengembangan DF-17 dan YJ-21. Di tengah kekhawatiran kehilangan keunggulan strategis, AS mempercepat program Dark Eagle dengan investasi sebesar 3,8 miliar dolar AS pada tahun 2022.
Status Terkini:
Pada Desember 2024, Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS melakukan uji coba bersama yang sukses, menandai penembakan langsung pertama sistem LRHW. Namun, meskipun pengujian berjalan lancar, Pentagon mengakui bahwa Dark Eagle belum sepenuhnya siap tempur dan masih menghadapi tantangan dalam produksi massal serta pengujian lebih lanjut. Target pengerahan awal adalah 30 September 2025.
Satu rudal Dark Eagle dihargai sekitar 41 juta dolar — lebih mahal dibandingkan rudal balistik nuklir standar — namun nilai strategisnya dipandang sebanding dengan investasinya.
Bagaimana Dark Eagle Digunakan?
Senjata ini diluncurkan dari peluncur berbasis trailer M870 yang ditarik oleh truk Oshkosh M983A4. Setiap satuan peluncur, atau baterai, membawa empat peluncur rudal. Prototipe pertama dikirim ke Pangkalan Gabungan Lewis-McChord di Washington pada Oktober 2021, menandai awal era baru senjata hipersonik AS.
Lockheed Martin bertindak sebagai integrator utama proyek, didukung oleh Northrop Grumman dan Dynetics.
Signifikansi Strategis:
Dark Eagle adalah “game changer” dalam arti sebenarnya. Dengan kemampuannya untuk menembus pertahanan udara modern dan menyerang target bernilai tinggi dalam hitungan menit, senjata ini dapat mengubah cara peperangan modern dirancang. Senjata ini ideal untuk menetralkan kapal induk, pusat komando, dan sistem senjata jarak jauh milik musuh sebelum mereka bisa bereaksi.
Namun, Tidak Tanpa Kontroversi:
Beberapa laporan, terutama dari media Inggris, menyebutkan bahwa Dark Eagle dapat membawa hulu ledak nuklir dan menghancurkan Moskow dari Jerman dalam waktu hanya 21 menit 30 detik. Pentagon dengan tegas membantah klaim ini, menegaskan bahwa Dark Eagle dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional saja dan masih dalam tahap pengembangan.
Dark Eagle mewakili langkah besar AS dalam perlombaan senjata hipersonik global. Tapi, kecepatan pengembangan tidak menjamin kemenangan. Tantangan produksi, pengujian ketat, dan kesiapan operasional tetap menjadi batu sandungan utama. Keberhasilan Dark Eagle akan sangat menentukan posisi strategis Amerika Serikat di tengah rivalitas hipersonik dengan Rusia dan China.
—
Referensi:
Breaking Defense, “US Army, Navy Successfully Test Hypersonic Weapon System” (Desember 2024)
Defense News, “Dark Eagle: US Army’s New Hypersonic Missile Explained” (2024)
The Drive – The Warzone, “Dark Eagle and the American Hypersonic Push” (2024)
CNN, “Pentagon Denies Nuclear Warhead Capability for Dark Eagle” (2025)