
Chapter 1
Wildan, seorang pemuda kelahiran Jakarta, yang usia nya belum genap 30 tahun, dia mempunyai Istri dan seorang anak perempuan yang baru berusia 2 tahun. Dia sejak kecil memang sudah mempunyai kemampuan dan kelebihan untuk melihat makhluk ghaib. Semua kemampuannya itu tidak dapat ia kendalikan dan dia kontrol karena tidak adanya seorang guru yang membantu untuk membimbingnya, sehingga kelebihannya itu hanya dia yang merasakan dan mengalaminya sendiri, tanpa seorangpun yang tahu.
Seiring beranjak dewasa, barulah dia menyadari kebutuhannya untuk mencari Seorang guru pembimbing yang dapat membantu untuk mengatasi segala kelainan yang ada pada dirinya. Pertemuannya dengan gurunya itu di dapat melalui temannya yang bernama Hikam. Dalam waktu yang tidak singkat dan melalui proses yang panjang akhirnya Wildan pun dapat mengontrol segala kelebihannya itu, sehingga dengan kelebihannya itu dia bisa menolong dan membantu orang lain yang sedang mengalami gangguan ghaib.
Dalam perjalanan spiritualnya itu, Bersama dengan teman-teman sesama murid itu, dia banyak mengalami berbagai macam hal tentang kehidupan makhluk ghaib. baik Jin, siluman, maupun iblis.
Dalam sebuah perbincangan bersama teman-temannya, Wildan membahas sebuah fenomena kerajaan Ghaib, yang ramai dan banyak di perbincangkan di berbagai media sosial, yang terkait dengan supranatural. Kerajaan ghaib itu adalah Wentira, yang terletak di pulau Sulawesi dan Saranjana yang terletak di pulau Kalimantan.
Akhirnya Wildan memutuskan untuk mencari tahu sendiri kebenaran cerita tersebut, dan kota yang pertama ingin sekali dia kunjungi adalah Kota ghaib Wentira, yang terletak di salah satu pulau di Indonesia yaitu pulau Sulawesi, tepatnya di kota palu. Cerita tentang kota yang hilang dan muncul secara misterius ini terus membuatnya penasaran. Dengan kemampuan yang dimilikinya, lalu Wildan memutuskan untuk mencari tahu kebenarannya melalui methode Astral Projection, maka mulailah Wildan dengan dukungan teman – temannya duduk bersila memfokuskan diri, menuju kota Wentira tersebut di hadapan teman lainnya.
Setelah merasakan kesadarannya sudah lepas dari tubuhnya, Dalam sekejap mata maka tibalah di hadapannya sebuah Kota indah dan megah, yang terlindungi oleh sebuah kubah transparan yang menutupi wilayah kota tersebut, Lokasi kerajaan tersebut terletak persis di tengah-tengah sebuah hutan. Wildan berdiri melayang di udara memandangi kota tersebut dari kejauhan, Wildan sangat takjub akan kemegahan kerajaan tersebut seraya membenarkan apa yang di perbincangkan oleh orang ramai.
Ketika Wildan sedang memandangi kota tersebut, dia secara tidak sengaja juga melihat 2 orang penjaga yang bertugas menjaga pintu gerbang kota tersebut, mereka sedang memandangi wildan juga dengan tatapan waspada, ke dua penjaga yang berpenampilan laki-laki itu segera mendatangi Wildan, dan berusaha mengusir Wildan agar segera pergi, serta menjauhi area itu sambil berkata.
“Hei Anak muda, segera pergi dan tinggalkan area ini,” kata penjaga itu dengan logat sedikit membentak.
Dengan berpakaian zirah perang dan lengkap lalu Wildan berkata, “Maaf pak saya datang kesini dengan maksud baik, saya Cuma penasaran dan ingin melihat-lihat saja,” ujar Wildan