Ramai Warga Depok dan Bekasi Antre Pindai Retina Mata Demi Uang Rp 500 Ribu

Ramai Warga Depok dan Bekasi Antre Pindai Retina Mata Demi Uang Rp 500 Ribu, Ini Kata Pakar Siber

Tayang: Minggu, 4 Mei 2025 12:49 WIB

Penulis: willy Widianto

Quote:

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belakangan ini sedang ramai menjadi perbincangan di media sosial sebuah aplikasi bernama World App. Di media sosial banyak warga di Bekasi dan Depok, Jawa Barat berbondong-bondong datang ke sebuah tempat yang diduga menawarkan aplikasi tersebut

Warga yang berbondong-bondong tersebut bukan tanpa alasan datang ke lokasi itu. Ada imbalan berupa uang tunai kepada siapa saja yang bersedia melakukan pendaftaran dan menjalani pemindaian atau scan retina mata.

Nominal uang tunai yang diberikan besarannya Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu untuk sekali scan retina mata.

“Kalau mau mampir saja ke lokasi di Jalan Juanda sebelah stasiun Bekasi Timur,” tulis akun @AKU_dgn3 putra di media sosial X(twitter), Minggu(4/5/2025).

Akun media sosial Instagram juga diramaikan dengan fenomena serupa.

Pantauan Tribun di akun @depokhariini memposting sebuah tempat di dekat perumahan Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat yang diduga menjadi lokasi pemindaian retina aplikasi world app.

“Ini tempat verifikasi retina kemarin nyoba eh nggak bisa, syukur deh,” kata salah seorang warga bernama Dewi.

Kata Dewi di lokasi tersebut siapa saja yang berhasil memindai retina dengan aplikasi worldapp bakal mendapatkan uang tunai Rp 300 ribu. “Dikasih uang Rp 300 ribu, banyak yang datang kesini,” ujarnya.

Merespon hal tersebut Pakar Keamanan Siber, Alfons Tanujaya menyebut aplikasi worldapp yang belakangan membuat heboh sebenarnya aman apabila dikelola dengan baik. 

“Harusnya kalau dikelola dengan baik world.id ini akan sangat berguna. Kalau pengelolaan datanya transparan dan diaudit oleh lembaga independen dan memenuhi standar kaidah keamanan ya harus diberi kesempatan,” kata Alfons saat dikonfirmasi Tribun, Minggu(4/5/2025).

Menurut Alfons, aplikasi tersebut sebenarnya merupakan solusi dari beberapa banyak masalah di Indonesia dan sangat membantu.

Dengan sistem world.id ini bot-bot atau aplikasi perangkat lunak otomatis yang melakukan tugas berulang melalui jaringan dan mengikuti instruksi khusus guna meniru perilaku manusia tidak akan bisa menjalankan aksinya karena akan terdeteksi dan dihentikan sebelum beraksi.

Bahkan lanjut Alfons, sistem world.id bisa membantu menghadapi masalah akun-akun bot buzzer yang banyak disalahgunakan untuk kepentingan negatif.

Akun-akun bot akan bisa dicegah melakukan posting atau memberikan kesan seakan-akan semua bot itu mewakili banyak individu pemilik akun padahal itu adalah bot yang dikendalikan oleh beberapa orang saja.

“Bahkan jika diimplementasikan dgn baik, sistem world.id ini bisa membantu mencegah penyalahgunaan identitas dimana satu individu akan terdeteksi jika membuat KTP, SIM atau paspor lebih dari satu kali karena meskipun orangnya bisa ganti nama dan identitasnya tetapi biometriknya akan tetap sama dan terdeteksi oleh sistem,” ujarnya.

Tidak hanya itu Alfons juga merespon soal data bocor imbas pindai retina di aplikasi worldapp tersebut. Kata dia soal data bocor apabila dikelola dan dienkripsi dengan baik serta diaudit oleh institusi terpercaya harusnya cukup terjamin aman. 

“Lalu soal data pribadi yang dikelola oleh negara lain. Sebenarnya sudah banyak data pribadi orang Indonesia yang dikelola asing. Dan Komdigi tenang-tenang saja,” kata Alfons.

Alfons kemudian memberikan contoh terkait data pengguna google maps dan Waze yang sangat berharga dan berbahaya kalau bocor dan disalahgunakan.

Demikian pula dengan data-data pribadi di cloud, Microsoft apps, WhatsApp, meta itu semua data berharga.

Namun otoritas pemerintah dalam hal ini Komdigi masih belum menyadari soal hal ini.

“Jadi agak memprihatinkan kalau pemerintah kurang menyadari hal ini,” kata dia.

Semestinya menurut Alfons, aplikasi worldapp diberikan kesempatan.

Atau kalau mau Komdigi justru memanfaatkan sistem world.id dan meminta mereka comply.

“Misalnya minta data biometrik orang Indonesia disimpan di Indonesia dan bisa diawasi. Kalau mereka comply Komdigi berikan dukungan. Jadi justru Indonesia bisa dapat teknologi yang baik dan data masyarakat tetap aman,” ujarnya

sumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *