Spoiler for nama spesies:
Mamalia Unik Dari Indonesia
Part 1– Part 2 – Part 3 – Part 4
Hewan-hewan Unik Lain Dari Indonesia
PART 1 – PART 2 – PART 3 – PART 4 – PART 5 – PART 6 – PART 7 – PART 8 – PART 9 – PART 10 – PART 11 – PART 12
“Halo halo Kaskus… forum legendaris yang makin sepi tapi semangat nulis ane masih nyala.
Ane kembali lagi untuk melanjutkan serial yang katanya sih “gak ada habisnya”—
Hewan-hewan Unik Khas Indonesia yang Jarang Orang Tahu! PART 12!
Udah masuk part 12, tapi kayaknya masih jauh dari tamat.
Tiap mau tutup daftar, eh malah nemu lagi hewan absurd yang bikin ane mikir:
“Loh, ini beneran dari Indonesia? Kok baru tau sekarang?”
Negara +62 ini emang luar biasa, gan. Kekayaan alamnya gak cuma luas, tapi juga penuh kejutan.
Dari nulis thread ini, ane jadi sadar… ternyata banyak banget spesies yang udah dicatat ilmuwan, tapi masih minim info dan jarang banget dibahas.
Bahkan di pulau-pulau besar yang udah sering dieksplorasi pun, masih ada hewan-hewan yang keberadaannya nyaris gak pernah terdengar.
Dan itu bukan karena hewannya fiktif atau mitos, tapi emang kurang dikenal aja.
Dan percaya atau enggak, dari part 1 sampai sekarang, udah lebih dari 160 spesies ane bahas. Tapi daftar hewan unik ini kayak mie instan—tiap dibuka satu, pengen nambah satu lagi.
Nah, lewat thread ini, ane pengen kita sama-sama kenalan sama makhluk-makhluk unik tersebut.
Supaya kita makin menghargai, makin penasaran, dan makin bangga sama biodiversitas negeri sendiri.
Bukan buat diburu, bukan buat diternak, tapi biar dikenal dan dijaga.
Jadi daripada pusing liat komentar netizen di medsos, debat bola, atau bahas isu politik yang ujungnya ribut…
mending kita santai dulu, lihat 15 hewan unik asli Indonesia yang jarang banget dibahas.
Langsung aja gan, cekidot isi thread PART 12 ini!”
Paragraf di atas ditulis sama Prof. Drs. ChatGPT ya gan. Gimana kira-kira? Udah cocok buat disuruh gantiin ane nulis nih thread sampe tamat gak ya?
Ahaetulla
Ular gadung (A. prasina) di Langkat, Sumatera Utara. ©marcel-silvius
Daerah: Indonesia Barat dan Tengah, Indocina, Filipina, Cina, Asia Selatan
Siapa yang pernah ketemu ular pucuk? Kalo ane sih belom ya. 
Liat namanya jadi kebayang gimana kalo bintang iklan teh pucuk bukan ulat tapi uler ini. 
Dari 20 spesies ular pucuk di dunia, cuma ada 4 yang hidup di Indonesia. Dan bentuknya pun nggak begitu beda satu sama lain. Ular pucuk punya badan yang kurus dengan ukuran kepala yang gak proporsional. Macam ular siput tapi lebih gede dan lancip.
Ular janur (A. mycterizans) di Singapura. ©Benjamin Koh
Ular pucuk punya bentuk mata yang unik, horizontal kayak mata kambing atau gurita. Saking gedenya mata mereka sampe bisa dilihat dari atas dan bawah. Kalau ular pucuk diganggu, mereka akan mekarin badannya sehingga pola sisiknya berubah jadi kotak-kotak ijo putih. Ular pucuk ini berbisa tapi nggak berbahaya buat manusia.
Video ular pucuk berubah warna.
Chrysopelea paradisi, C. pelias, C. rhodopleuron
C. paradisi di Sabang, Aceh. ©Johannes Schuster
Daerah: Indonesia Barat, Sulawesi, Maluku, Malaya, Filipina
Sudah bajing terbang, kadal terbang, katak terbang, ikan terbang, cumi terbang, sekarang uler di Indonesia pun bisa terbang. 
Tenang gan, uler yang ini nggak beneran bisa terbang dan nggak berbahaya buat manusia. Lebih tepatnya data soal efek gigitannya terlalu sedikit dan korbannya cuma rasain nyeri-nyeri seharian aja.
C. pelias di Padang, Sumatera Barat. ©Nadège Lanau
Seperti hewan-hewan yang ane sebutin yang cuma belagak terbang, ular terbang sebenernya cuma bisa lompat indah dari pohon ke pohon. Mereka bisa lompat sejauh 10 meter lebih, dengan cara gepengin badannya supaya jatohnya jadi lebih lambat. Untungnya mereka jarang turun ke tanah jadi agan gak usah takut tiba-tiba kejatohan uler pas di muka.
Spoiler for 2 gambar:
C. rhodopleuron di Maluku. ©Guido Bohne
C. paradisi di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. ©Zainudin Basriansyah Akar
Seperti banyak ular dari famili Colubridae lainnya, motif warna ular terbang ini unik karena lebih mirip motif sarung daripada corak kulit hewan pada umumnya. Eh ane sampe lupa kasih unjuk gimana ular ini terbang. Emang nggak sekeren yang ane bayangkan sih wkwk. 
Spoiler for video:
Karena sudut kameranya begini jadinya si uler keliatan kayak cuma terjun bebas. 
Ducula pinon
D. pinon di Raja Ampat, Papua Barat Daya. ©Mehd Halaouate
Daerah: Pulau Papua
Status: Least Concern
Di part sebelumnya ane sempet bahas gagak itachi eh maksudnya burung perling yang punya mata merah. Mata merah itu bukan hal aneh di jagad permanukan ya, soalnya banyak spesies burung yang warna matanya merah.
D. pinon di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
©ꦥꦤ꧀ꦗꦶꦒꦸꦱ꧀ꦠꦶꦄꦏ꧀ꦧꦂ (Panji Gusti Akbar)
Nah kalo burung pergam pinon ini, udah matanya merah, eyeshadownya pun merah juga. Jadi gimana ya, aneh iya serem juga iya, ane kayak lagi dipelototin.
Atau malah, kayak burung merpati lagi iritasi ringan, minta dikasih insto.
Hapalochlaena lunulata
H. lunulata di Selat Lembeh, Sulawesi Utara. ©Kimberly Tripp Randal
Daerah: Asia Tenggara, Asia Timur, Australia
Kita tau gurita kan warnanya suka berubah-ubah ya, jadi maklum kalau foto gurita di sini ataupun di internet juga keliatan beda-beda.
H. lunulata ini satu-satunya dari 4 spesies gurita cincin biru yang betah hidup di wilayah tropis. Gurita cincin biru ini terkenal karena 2 hal, warnanya dan bisanya. Mereka bakal berubah warna buat nunjukin pola biru di badannya kalau diganggu. Seperti gurita pada umumnya, umur gurita cincin biru ini pendek banget, cuma sekitar 6 bulan – 2 tahun. Jadi nggak rekomen buat dipelihara di rumah. 
H. lunulata di Selat Lembeh, Sulawesi Utara. ©Dan Schofield
Gurita cincin biru termasuk hewan paling berbisa urutan ketiga, keempat, atau kelima di dunia tergantung sumber yang agan baca. Soalnya nilai median lethal dose dari bisa si gurita sekitar 8-9x lebih kecil dari ular kobra, yang artinya lebih mematikan. Untungnya sepanjang sejarah cuma ada sekitar 3 kasus kematian akibat gurita cincin biru. Meskipun di Australia agak lumayan banyak berita orang-orang yang kena gigit sama si gurita ini. Dibanding gurita cincin biru, jumlah korban meninggal akibat dicium siput kerucut dan ubur-ubur kotak jauh lebih banyak.
BTW siput kerucut (Conus sp.) dan ubur-ubur kotak juga hidup di Indonesia, untungnya kasus sengatannya nggak kedengeran disini. 
Idiosepius pygmaeus
I. pygmaeus di Selat Lembeh, Sulawesi Utara. ©Rickard Zerpe
Daerah: Indonesia, Malaysia, Filipina, Australia, Mikronesia
Biasanya kita kenal hewan laut itu hidup di terumbu karang, nah cumi-cumi pigmi ini uniknya lebih sering hidup di padang lamun dan bakau. Cumi-cumi pigmi termasuk hewan sefalopoda terkecil di dunia, panjang jantannya sekitar 1,6 cm dan betinanya sekitar 2 cm. Mungkin cuma cumi-cumi pigmi Xipholeptos notoides dari Australia aja yang ukurannya dikit lebih kecil dari ini.
I. pygmaeus di Raja Ampat, Papua Barat Daya. ©Sue Janssen
Cumi-cumi pigmi punya cara makan yang unik, lebih mirip laba-laba atau bintang laut daripada cumi-cumi umumnya. Setelah mangsanya tertangkap, si cumi bakal ngeluarin enzim buat melarutkan badan mangsanya, habis itu tinggal disedot. Jadi cangkang mangsanya tetep utuh. Meski begitu mereka juga punya gigi di paruh dan lidahnya. Mungkin banyak yg baru denger ya kalo cumi dan gurita itu punya paruh dan lidah. 
Notamacropus agilis
Walep saham di TN Wasur, Papua Selatan. By Taman Nasional Wasur & Kementrian Kehutanan RI (Public domain), via Wikimedia Commons
Daerah: Papua Selatan, Papua Nugini, Australia bagian Utara
Status: Least Concern
Akhirnya ada binatang yang lebih kaya daripada beruang sama belibis. Namanya walep saham atau walabi saham.
Walep saham di Bali Zoo, Gianyar, Bali. ©fredstar7
Walep saham adalah satu-satunya jenis kangguru sejati di indonesia. Maksud ane mereka ini masih satu subfamili dan satu suku sama kangguru merah dan kangguru abu-abu Australia yang sering kita lihat di TV. Habitat favoritnya juga di padang rumput, bukan di hutan kayak hewan berkantung di Indonesia pada umumnya.
Walep saham di Merauke, Papua Selatan. ©mathias_s
Octopus cyanea
O. cyanea di Manggarai barat, NTT. ©Nicolas Lagière
Daerah: Samudera Hindia dan Pasifik
Status: Least Concern
Tahun 2020 dulu ane sempet nemu berita aneh tentang gurita yang marah-marah sampe mukul ikan.
Ternyata kalau diteliti lebih dalam, ada fakta keren dibalik fenomena gurita baperan ini. Gurita batu punya kebiasaan mencari makan bareng-bareng kawanan ikan, terutama ikan kerapu. Si gurita manfaatin penglihatan para ikan buat nyari batu karang mana yang kemungkinan banyak makanannya. Setelah di gurita nyelip ke dalem batu karang buat ngecek makanan, si ikan bakal memakan mangsa yang kabur dari razia si gurita. Sementara mangsa yang takut sama ikan bisa jadi bakal kabur ke dalem karang dan jadi targetnya gurita. Nah si gurita diduga bakal mukulin ikan temannya yang males gerak dan gak mau bantu kerja.
Perilaku ini baru diamati di Laut Merah dan Australia. Tapi ane rasa gurita batu di Indonesia juga ada kemungkinan besar punya kebiasaan yang sama.
Video gurita berburu bareng geng kerapu.
Oh iya gurita batu ini biasa beraktivitas di pagi dan sore hari, bukan malam-malam kayak gurita lain. Mungkin menyesuaikan sama teman-temannya yang bangun pagi juga.
Karena gurita ini seneng banget ganti-ganti warna badan, jadi kalo agan cari foto mereka di internet atau liat langsung pasti warnanya beda-beda sama gurita di foto di atas.
Video gurita mukul-mukul ikan.
Spoiler for bonus Kerapu Tongsing:
Plectropomus pessuliferus
©Diego Delso, via Wikimedia Commons
Daerah: Samudera Hindia dan Pasifik
Status: Least Concern
Ternyata bukan cuma gurita batu aja yang suka kerjasama buat nyari makan. Ikan kerapu tongsing juga nggak kalah cerdas. Kerapu tongsing juga senang kerjasama bareng hewan-hewan laut lain macam gurita dan belut moray. Strateginya sama, gurita dan belut periksa mangsa di sela-sela karang sementara si kerapu ngawasin mangsa dari atas. Kerapu tongsing bakal kasih sinyal dengan goyangin badannya lebih cepet biar temennya tau kalo ada mangsa.
Platax
Anakan P. pinnatus di Selat Lembeh, Sulawesi Utara. ©Sylvain Le Bris
Daerah: Samudera Hindia dan Pasifik Barat
Status: Least Concern
Ada yang bisa nebak gambar di atas hewan apa?
Ya pasti ketebak lah, tinggal baca judulnya.
P. pinnatus dewasa di Karangasem, Bali. ©Hemomomomomoo
Semua spesies ikan buna punya bentuk anakan yang beda jauh dari bentuk dewasanya. Ini bukan hal aneh di dunia ikan terutama ikan laut, karena ikan termasuk hewan yang mengalami metamorfosis. Lain spesiesnya lain pula perubahan bentuknya. Gampangnya liat aja spoiler di bawah.
Spoiler for Platax batavianus:
Video anakan P. batavianus di Selat Lembeh, Sulawesi Utara. 
P. batavianus dewasa di Raja Ampat, Papua Barat Daya. ©Sylvain Le Bris
Spoiler for Platax orbicularis:
P. orbicularis muda di Selat Lembeh, Sulawesi Utara. ©Adrie Rolloos
P. orbicularis dewasa di Raja Ampat, Papua Barat Daya. ©Mark Rosenstein