

Malam itu sunyi, langit seolah menahan napasnya. Hanya desiran angin dan gemerisik daun-daun yang jadi saksi saat Raka menjejakkan langkah kakinya di sebuah gang sempit menuju masjid kecil di pojok kota. Langkahnya tenang namun dalam hati berkecamuk. Ia baru saja menolak tawaran pekerjaan yang bisa membuat hidupnya lebih layak. Alasannya sederhana: pekerjaan itu mengharuskannya memalsukan data.
Raka, seorang pria berusia 28 tahun, hidup sederhana di kamar kos kecil yang hanya muat satu kasur, satu lemari, dan meja lipat. Ia bekerja serabutan, mulai dari menjadi penjaga toko hingga ojek online. Meski hidupnya penuh keterbatasan, ia punya satu prinsip: kejujuran.
Di sela kesibukan, Raka sering mengisi waktunya dengan mengajar anak-anak mengaji di masjid. Di situlah ia bertemu Aulia—seorang perempuan berhijab hitam, berkulit putih bersih, dengan sorot mata teduh yang tak pernah memandang rendah meski tahu latar belakang Raka.
Aulia adalah guru honorer di SD swasta yang letaknya tak jauh dari masjid. Ia sering membantu Raka ketika anak-anak mulai sulit diatur. Mereka sering berbagi teh hangat selepas mengajar, bercerita tentang mimpi, kehidupan, dan sesekali tertawa soal hal-hal sederhana.
Namun, Aulia menyimpan rahasia.
Suatu malam, saat bulan hampir purnama, Aulia datang lebih awal. Wajahnya tampak gelisah. Raka yang sedang membersihkan sajadah langsung menyadarinya.
“Kamu kenapa, Lia?” tanya Raka lembut.
Aulia menghela napas. “Aku akan pindah, Kak.”
Raka terdiam. Dunia seolah berhenti berputar.
“Pindah ke mana?”
“Ke luar kota. Ayah ingin aku menikah dengan pilihan keluarga. Aku nggak bisa menolak.”
Malam itu, masjid tak lagi terdengar hening. Ada desakan di dada Raka yang tak bisa ia tumpahkan. Ia hanya mengangguk, pura-pura kuat. Padahal hatinya runtuh.
Aulia pergi seminggu kemudian. Sejak itu, Raka kembali sendiri. Tak ada lagi teh hangat, tak ada lagi suara tawa lembut. Ia tetap mengajar, tetap jujur, tetap sederhana. Tapi ia tahu, sebagian hatinya tertinggal pada seseorang yang pergi membawa diam.
Tiga tahun berlalu.
Suatu siang, saat matahari menggantung tepat di atas kepala, Raka yang sedang duduk di teras masjid melihat sosok perempuan berpakaian gamis syar’i dan berhijab hitam turun dari mobil sederhana. Ia menggandeng anak kecil berusia sekitar dua tahun.
“A—Aulia?” gumamnya.
Perempuan itu menoleh dan tersenyum. “Assalamualaikum, Kak.”
Waktu seolah kembali.
“Aku bercerai,” ucap Aulia lirih saat mereka duduk di serambi masjid. “Suamiku ternyata ringan tangan. Aku tak kuat.”
Raka menggenggam gelas air putihnya. “Lalu… kamu kembali untuk?”
“Untuk mengajar lagi. Dan… kalau Allah izinkan, untuk memulai lagi.”
Raka tak menjawab. Tapi air matanya hampir jatuh. Bukan karena sedih, tapi karena harapan yang dulu ia kubur kini hidup kembali.
Dunia boleh runtuh berkali-kali. Tapi hati yang sabar, tak pernah benar-benar mati.
Perdana Menteri Mongolia Luvsannamsrai Oyun-Erdene mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa setelah gagal mengumpulkan dukungan dari parlemen serta unjuk rasa rakyatyang memprotes gaya hidup anaknya yang bermewah-mewahan.
Oyun-Erdene menerima keputusan tersebut, mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintah tidak bisa lagi menggunakan kekuatannya dan bahwa dia bangga telah melayani rakyat Mongolia.
Dalam mosi kepercayaan yang diajukan oleh Oyun-Erdene ke parlemen, dia hanya mendapatkan 44 suara, terlampau jauh dibandingkan suara mayoritas sebanyak 126 anggota yang diperlukan untuk mendapatkan kepercayaan para wakil rakyat.
Mundurnya Oyun-Erdene memberi sinyal runtuhnya pemerintah koalisi tiga partai yang terbentuk pada Juli tahun laluoleh Partai Rakyat Mongolia dan dua partai oposisi setelah partai berkuasa itu mempertahankan keunggulan tipis pada pemilihan umum pada bulan sebelumnya.
Sejumlah besar legislator dari partai koalisi telah mendesak Oyun-Erdene untuk mundur, karena media setempat melaporkan gaya hidup anaknya yang bermewah-mewahan, termasuk saat ia memesan hotel mewah untuk melamar kekasihnya, yang memicu protes dari rakyat yang berlangsung beberapa pekan.
Oyun-Erdene (44), menjadi perdana menteri pada 2021setelah menjabat sebagai kepala sekretariat kabinet dari pendahulunya Ukhnaa Khurelsukh.
Khurelsukh saat ini menjabat sebagai presiden Mongolia.
Sumber: Antaranews
Tumbang lagi satu oleh mosi tidak percaya
Di tengah hiruk pikuk kota kecil bernama Lembang, tinggal seorang pria bernama Fajar, seorang pemuda berusia 31 tahun yang menjalani hidup sederhana sebagai penjaga toko retail. Dengan gaji dua juta rupiah per bulan, hidup Fajar bukanlah kisah kemewahan, tetapi penuh semangat dan keteguhan hati.
Setiap pagi, Fajar bangun sebelum matahari terbit. Ia menyiapkan diri untuk bekerja di toko dari pukul sembilan pagi hingga lima sore. Rutinitasnya sederhana: sarapan seadanya, berangkat kerja dengan berjalan kaki dari kos-kosannya yang sempit, dan kembali saat langit mulai gelap. Namun, di balik wajahnya yang kalem, ada tekad besar: Fajar ingin mengubah nasib, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk orangtuanya yang tinggal di kampung.
Suatu hari, saat sedang beristirahat di belakang toko, Fajar membuka ponsel bututnya dan menemukan sebuah video tentang seorang pemuda biasa yang sukses membangun channel YouTube dari nol hanya dengan modal semangat dan konsistensi. Video itu menggugah semangatnya. Ia berpikir, “Kalau dia bisa, kenapa aku tidak?”
Malam harinya, Fajar mulai mencatat ide-ide konten. Ia tidak punya laptop, kamera, apalagi studio. Tapi ia punya satu hal yang tak ternilai: pengetahuan tentang parfum. Selama bertahun-tahun, Fajar menjadi pengamat setia wangi-wangian yang dijual di toko. Ia tahu mana yang tahan lama, mana yang menyebar lembut, bahkan bisa menebak inspirasi dari setiap bibit parfum hanya dengan satu semprotan.
Dari situlah, lahirlah ide: membuat channel YouTube tentang parfum — mulai dari review, tips mencampur bibit, hingga edukasi tentang fixatif dan pra-treatment alkohol. Ia menamai channel-nya “Wangi Sederhana”.
Awalnya, tak ada yang menonton. Tapi Fajar tetap semangat. Ia merekam dengan kamera ponsel, mengedit di aplikasi gratisan, dan mengunggah satu video setiap minggu. Bulan demi bulan berlalu. Hingga suatu hari, sebuah video berjudul “Parfum 20 Ribu Tapi Setara dengan Branded?” viral di media sosial. Jumlah penonton melejit, komentar berdatangan, dan subscriber-nya melonjak.
Tawaran kerja sama mulai datang. Ada produsen parfum lokal yang ingin mengiklankan produknya. Ada juga toko online yang memintanya menjadi brand ambassador. Penghasilan tambahan mulai mengalir, dan sedikit demi sedikit Fajar menabung. Ia membeli kamera bekas, lalu mikrofon kecil. Ia tetap tinggal di kos, tapi kini bisa membantu orangtuanya membayar pengobatan.
Namun, Fajar tidak terbuai. Ia tahu, langkah kecil yang ia ambil di awal bukan hanya soal mencari uang, tapi soal keberanian untuk memulai. Ia terus belajar, membaca, dan bahkan mulai meracik parfum sendiri. Tujuannya bukan hanya menjadi YouTuber parfum, tapi perfumer sejati — pembuat wewangian dengan tangan dan hatinya sendiri.
Pada tahun ketiga channel-nya berjalan, Fajar membuka toko kecil bernama “Aroma Fajar”. Di sinilah ia menjual parfum racikannya sendiri, menyambut pelanggan dengan senyum tulus, dan memberi edukasi langsung tentang dunia wangi-wangian.
Ketika wartawan lokal datang untuk mewawancarainya, Fajar hanya berkata singkat, “Hidup bukan tentang seberapa besar langkah kita, tapi seberapa sering kita bersedia melangkah, meski kecil. Yang penting, tak pernah berhenti.”
Cerita ini menggambarkan bahwa dengan ketekunan dan semangat, bahkan dari kondisi yang sangat terbatas pun, kita bisa menciptakan perubahan besar.
Selamat datang di diskusi khusus, seperti biasa, kita akan bahas topik mengenai bidang pertahanan dalam atau luar negeri yang mungkin tidak diberitakan media mainstream. Kali ini kita akan bahas topik yang gak kalah seru nih Gan, yakni terkait pembelian kembali Su-35.
Buat Agan yang menyimak tulisan TS pada awal 2022 lalu, terkait Su-35 sudah pernah kita bahas. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang menjabat waktu itu, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyampaikan pembatalan pembelian Su-35 karena terkendala anggaran. Hal itu disampaikan dalam acara Press Tour dan Media Gathering, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (22/12/2021).
Waktu itu KSAU memberikan pernyataan sebagai berikut: “Sukhoi Su-35 dengan berat hati ya kita harus sudah meninggalkan perencanaan itu karena kan kembali lagi dari awal kita sebutkan bahwa pembangunan kekuatan udara sangat bergantung dari anggaran.”
KSAU tidak menyebut adanya sanksi CAATSA dari Amerika saat menyinggung batalnya pembelian Su-35, Agan sekalian pemerhati dunia militer maupun politik luar negeri pasti sudah paham alasan dibalik batalnya pembelian Su-35. Yakni, akibat pemberlakuan CAATSA.
Sebagai tambahan informasi sanksi CAATSA dari Amerika akan berlaku untuk negara yang berani membeli alutsista dari Rusia, dan sialnya Su-35 termasuk produk Rusia yang dapat label haram untuk dibeli.
Dan menjelang pameran Indo Defence yang rencananya digelar bulan Juni, isu pembelian kembali Su-35 kembali mencuat Gan. Salah satu media yang memberitakan hal tersebut adalah Alert 5, media tersebut memberi bocoran jika Indonesia akan tetap membeli 11 unit Su-35 sesuai kesepakatan kontrak yang dulu disepakati dengan Rusia.
Akun KERIS reborn yang dikelola mantan Kaskuser pada 12 April 2025 lalu juga menyampaikan informasi terkait dilanjutkannya pembelian Su-35 serta Mirage 2K eks Qatar, akun yang punya kenalan orang dalam tersebut mengatakan kontrak kedua pesaawat sudah beres dan tinggal tunggu pengumuman resmi saja.
Kilas balik sebentar nih Gan, buat refereshingatan kalian tentang Su-35 Indonesia. Perjalanan negeri kepulauan ini untuk meminang Su-35 dimulai pada September 2015 ketika Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengumumkan rencana untuk mengganti satu skuadron pesawat F-5 Tiger yang sudah tua dengan 16 pesawat tempur Su-35. Jadwal awal terbukti terlalu optimis, dengan kontrak yang sebenarnya baru terwujud pada Februari 2018, yang mencakup 11 pesawat, bukan 16 unit seperti yang direncanakan semula.
Pengiriman pesawat pertama dijadwalkan pada Oktober 2018 untuk berpartisipasi dalam parade militer tahunan Indonesia (HUT TNI), sayangnya jadwal ini tidak pernah terwujud. Pada 22 Desember 2021, TNI AU mengumumkan pembatalan pembelian Su-35. Berlanjut pada Februari 2022, Indonesia akhirnya menandatanganni kontrak untuk membeli Rafale buatan Prancis sebagai ganti Su-35.
Kontrak pertama adalah pembelian untuk 6 unit Rafale yang akan dikirim pada 2026, pada Agustus 2023, Indonesia menambah pesanan 18 unit. Dan pada bulan Mei 2025 saat kunjungan Presiden Macron, kontrak Rafale bertambah lagi menjadi 18 unit. Berarti sudah genap 42 unit, seperti kesepakatan awal yang telah disampaikan.
Balik lagi ke Su-35 Gan, Rusia sendiri terlihat santai dan tak mau ambil pusing ketika Indonesia batalkan pesanan. Rusia justru membuat pernyataan menarik yang menyebut jika kontrak Su-35 masih berlaku, meski Indonesia mengatakan telah membatalkannya.
Makin bingung ketika Rusia bilang akan tetap berkomitmen mengirim pesanan Su-35, gimana caranya ? Nah, Agan bingung kan ? Ane juga sama bingungnya. Karena Rusia tidak menyebut bagaimana proses pengiriman Su-35 meski ada sanksi CAATSA.
Pengumuman yang disampaikan Rusia itu terjadi dua kali, pada Agustus 2020 dan Juli 2021. Hal itu disampaikan juru bicara Federal Service for Military-Technical Cooperation (FSMTC), yang menangani ekspor senjata Rusia. Isi pernyataan sama, yakni, Rusia akan tetap mengirim Su-35 meski ada tekanan dari Barat terhadap negeri kepulauan itu.
Pada Januari 2025, media pemerintah Rusia, yakni TASS; juga kembali merilis artikel yang menyebut kesepakatan Su-35 antara Rusia dan Indonesia masih berlaku. Media itu mengatakan diplomat Rusia akan terus melakukan negosiasi terkait Su-35. Kontrak tidak dibatalkan dan negosiasi ulang akan dilakukan suatu hari nanti.
Sekilas tentang Su-35, yang menarik pesawat ini punya airframeyang telah diperkuat, sehingga masa pakai pesawat lebih lama dari varian Su-27. Dilengkapi 12 cantelan senjata, Su-35 bisa membawa senjata maksimal seberat 8 ton.
Pada Juni 2020, indomiliter.com mengatakan jika Rusia manawarkan opsi kustom untuk Su-35 agar bisa memakai avionik buatan Barat. Opsi kustom ini diberikan untuk memperluas jangkauan penjualan Su-35 yang ingin pakai sistem avionik Barat.
Di luar varian Su-35, ada Su-30 yang telah memakai avinoik Barat. Su-30MKA Alajazair dan Su-30MKM Malaysia memakai avionik dari Barat, seperti head-up display (HUD) dipasok Perancis (Thales Group), pod Penandaan Laser Damocles (LDP) dan sistem navigasi infrared dari Navlir. Sementara Saab Avitronics dari Afrika Selatan memasok sensor peringatan laser (LWS), Goodrich menyuplai sistem lampu, serta Rohde & Schwarz dari Jerman menyuplai sistem komunikasi.
Setelah adanya embargo dari Barat terhadap Rusia pasca menginvasi Ukraina, tidak diketahui bagaimana tentang opsi kustomisasi pasa avinoik Su-35 ini ? Apakah masih berlaku atau tidak ?
Nah, terus gimana nasib F-15EX ? Indonesia sendiri juga sudah menaruh minat untuk membeli pesawat ini Gan. Bahkan DSCA (Defense Security Cooperation Agency) telah merilis paket perlengkapan apa saja yang akan dibeli oleh Indonesia melalui website resminya pada Februari 2022. Berdasarkan hitungan DSCA, paket penjualan 36 unit F-15EX senilai US$13,9 miliar ke Indonesia.
Karena menyesuaikan anggaran, maka pesanan dirubah menjadi 24 unit. Pada 21 Agustus 2023, dilangsungkan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Boeing untuk pengadaan 24 unit F-15EX. Penandatanganan MoU dilakukan di fasilitas produksi Boeing di St. Louis. Prabowo yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan juga menyaksikan secara langsung dan ikut berfoto di kokpit F-15EX.
Kesepakatan F-15EX baru tahap MoU Gan, agar pesawat bisa segera masuk jalur produksi, maka Indonesia harus melanjutkan ke tahapan kontrak efektiv. Tahapan ini ditandai dengan membayar uang muka (DP) terlebih dahulu. Seandainya Indonesia membayar DP tabun ini, kira-kira pesawat F-15EX akan diserahkan pada tahun 2029.
Teka-teki dari belanja alutsista Indonesia kemungkinan akan terjawab pada acara Indo Defence 2025. Jika tidak ada perubahan, akan berlangsung 11 sampai 14 Juni 2025, sudah jadi rahasia umum, jika gelaran ini menjadi ajang penandatanganan kontrak pembelian senjata. Kita tunggu saja, apakah rumor pembelian Su-35 ini benar adanya ? Dan apakah Indonesia juga akan umumkan kontrak 42 unit J-10 dan 24 F-15EX ?
Referensi Tulisan: Alert 5| indomiliter.com | TASS
Sumber Foto: sudah tertera
Rusia kembali dipermalukan Gan, pasalnya pangakalan udara yang dijadikan parkiran pesawat bomber Rusia diobok-obok oleh drone fiber optik Ukraina. Serangan dilakukan oleh Dinas Kemanan Ukraina (SBU) pada Minggu, 1 Juni 2025.
Mengutip laporan media Ukraina, Kyiv Post, serangan menyasar beberapa lokasi pangkalan udara Rusia; mulai dari Belaya, Dyagilevo, Olenya, Ivanovo, serta pangkalan lain yang berada di wilayah Murmansk, Irkutsk, Ryazan, dan Amur. Namun, video yang beredar di media sosial menunjukkan serangan yang merusak terjadi di Belaya dan Olenya.
Menurut klaim SBU, setidaknya ada 40 pesawat yang rusak atau hancur akibat serangan drone. Kebanyakan adalah pesawat bomber yang terdiri dari Tu-95, Tu-22M3, dan Tu-160. Pesawat lainnya adalah pesawat kargo An-22 dan satu pesawat peringatan dini A-50. Dua unit pesawat bomber Tu-160 dikonfirmasi hancur, tapi klaim ini belum bisa diverifikasi kebenarannya. Meski angka 40 sebatas klaim, tapi dalam video memang benar ada pesawat bomber yang hancur.
Sebagian besar pesawat bomber Rusia sudah tidak diproduksi lagi, memperbaikinya juga tidak memungkinkan. Pesawat-pesawat ini biasanya dipakai meluncurkan rudal jelajah ke Ukraina. Sementara itu, rusak atau hancurnya Tu-160 merupakan pukulan telak bagi Rusia, karena pesawat ini punya desain unik yang tidak dimiliki dua pesawat bomber lainnya.
Serangan jarak jauh menuju pangkalan udara Rusia ini diberi nama Operasi Jaring Laba-Laba,dan direncanakan selama 18 bulan yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Vasyl Malyuk selaku pimpinan SBU. Ini juga menjadi serangan jarak jauh Ukraina yang paling sukses selama 3 tahun terakhir Gan, karena berhasil melumpuhkan aset strategis berupa pesawat bomber.
Yang menarik, drone diluncurkan dari truk kontainer yang diparkir di area dekat pangkalan. Di atas sasis truk, dibutkan kabin dari bahan kayu untuk menyimpan drone. Atap bangunan tersebut bisa dibuka secara otomatis dari jarak jauh untuk luncurkan drone.
Total 160 drone ukuran kecil serta 300 amunisi diselundupkan ke dalam wilayah Rusia, sementara drone yang diluncurkan sebanyak 116 unit. Pihak SBU mengatkan drone dan alat komunikasi untuk serangan ini dikembangkan sendiri oleh Ukraina tanpa memakai komponen Barat. Sementara beberapa komponen lainnya bersumber dari China.
Serangan kali ini juga menandai evolusi dari drone Gan, pihak SBU mengatakan, drone telah dilengkapi kecerdasan buatan (AI). Drone bisa mengidentifikasi pangkalan udara dan melakukan serangan mandiri secara presisi terhadap target tanpa kendali (campur tangan) dari operator drone.
Dari video yang Agan saksikan di atas, tampak jelas beberapa ban bekas ditumpuk di sayap pesawat, ini adalah taktik Rusia untuk mengurangi efek ledakan drone. Tapi, hal itu sama sekali tak berguna. Pasalnya drone Ukraina langsung menyerang bagian bawah sayap tempat rudal Kh-101 terpasang, tangki bahan bakar juga berada di sekitar bawah sayap.
Sebuah pesan penting dari serangan kali ini adalah kami masih ada dan kami masih bertarung.Sebuah pesan jelas ke Amerika yang selama beberapa bulan terakhir meminta Ukraina untuk segera menyerah, bahkan Paman Sam juga mengatakan Ukraina akan segera kalah.
Saat pertemuan dengan Volodymyr Zelensky dengan Donald Trump di Ruang Oval, Presiden AS itu berkata sebagai berikut: “Inilah yang terjadi ketika negara yang sombong yang diserang tidak mendengarkan semua itu. Ukraina hanya punya waktu enam bulan lagi. Anda tidak punya kartu. Menyerah saja demi perdamaian, Rusia tidak akan kalah.”
Apa yang disampaikan Trump sudah jelas, bahwa Amerika ingin Ukraina segera menyerah. Namun, dari sudut pandang Ukraina, dengan pengorbanan yang sudah mereka lakukan selama 3 tahun terakhir; pada akhirnya mereka putuskan untuk terus bertempur.
Meski Rusia terus mendapat kemajuan di darat, terutama di Donbass, dengan serangan baru-baru ini; Ukraina telah memberitahu Rusia dan pemerintahan Trump untuk tidak mengabaikan prospek serangan mereka.
Serangan terbaru juga akan memperkuat posisi Ukraina dalam meja perundingan, di mana mereka dijadwalkan akan segera bertemu kembali dengan perwakilan Kremlin di Turki. Serangan terbaru juga merupakan evolusi dari drone yang sangat cepat. Di mana sekarang, dengan mudahnya drone dipasangi kecerdasan buatan untuk mencapai hasil maksimal.
Referensi Tulisan: Kyiv Post& BBC
Sumber Foto: sudah tertera
Jakarta – Ukraina meluncurkan serangan jarak jauh terbesar menggunakan 117 drone. Serangan tersebut dilakukan terhadap 40 pesawat tempur Rusia di empat pangkalan militer.
Dilansir BBC, Senin (2/6/2025) Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan 117 drone digunakan dalam apa yang disebut operasi ‘Jaring Laba-laba’ atau ‘Spider’s Web’ oleh dinas keamanan SBU. Drone tersebut menyerang “34% dari pesawat pembawa rudal jelajah strategis milik Rusia.
Sebelumnya sumber SBU mengatakan butuh waktu satu setengah tahun untuk mengatur serangan, yang melibatkan drone yang disembunyikan di kabin bergerak dari kayu, dengan atap yang dioperasikan dari jarak jauh pada truk, dibawa ke dekat pangkalan udara dan kemudian ditembakkan “pada waktu yang tepat”.
Dalam beberapa unggahan di media sosial, Zelensky mengatakan mengucapkan selamat kepada Kepala SBU Vasyl Maliuk atas “hasil yang benar-benar cemerlang” dari operasi tersebut.
Zelenksy mengatakan masing-masing dari 117 pesawat drone yang diluncurkan memiliki pilotnya sendiri.
“Hal yang paling menarik – dan kami sudah dapat mengatakannya secara terbuka – adalah bahwa ‘kantor’ operasi kami di wilayah Rusia terletak tepat di sebelah FSB Rusia di salah satu wilayah mereka,” kata presiden Ukraina.
FSB adalah badan keamanan negara Rusia yang kuat.
Zelensky juga mengatakan bahwa semua orang yang terlibat dalam operasi tersebut telah “dibawa pergi” dengan selamat dari Rusia sebelum serangan.
SBU memperkirakan kerusakan pada penerbangan strategis Rusia bernilai sekitar $7 miliar (£5 miliar), dan berjanji untuk segera mengungkap rincian lebih lanjut.
Namun, klaim Ukraina tersebut belum diverifikasi secara independen.
Sumber di SBU sebelumnya mengatakan kepada BBC dalam sebuah pernyataan bahwa terdapat empat pangkalan udara Rusia yang terkena serangan, dua di antaranya berjarak ribuan mil dari Ukraina:
Belaya di oblast Irkutsk (wilayah), Siberia
Olenya di oblast Murmansk, Rusia paling barat laut
Dyagilevo di oblast Ryazan tengah
Ivanovo di oblast Ivanovo tengah
Sumber SBU mengatakan bahwa di antara pesawat Rusia yang terkena serangan adalah pembom strategis berkemampuan nuklir yang disebut Tu-95 dan Tu-22M3, serta pesawat tempur peringatan dini A-50.
Mereka menggambarkan seluruh operasi sebagai “sangat rumit secara logistik”.
“SBU pertama kali menyelundupkan pesawat nirawak FPV ke Rusia, yang diikuti kemudian oleh kabin kayu bergerak. Begitu sampai di wilayah Rusia, pesawat nirawak itu disembunyikan di bawah atap kabin ini, yang telah ditempatkan di kendaraan kargo,” kata sumber tersebut.
“Pada saat yang tepat, atap dibuka dari jarak jauh, dan pesawat nirawak lepas landas untuk menyerang pesawat pengebom Rusia,” imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur Irkutsk Igor Kobzev mengonfirmasi bahwa pesawat nirawak yang menyerang pangkalan militer Belaya di Sredniy, Siberia, diluncurkan dari sebuah truk.
Media Rusia juga melaporkan bahwa serangan lain juga dimulai dengan pesawat nirawak yang muncul dari truk.
Sementara itu Rusia mengonfirmasi serangan Ukraina di lima wilayahnya dengan menyebutnya sebagai “tindakan teroris”. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa “semua serangan berhasil ditangkis” terhadap pangkalan udara militer di wilayah Ivanovo, Ryazan, dan Amur. Pangkalan yang terakhir tidak disebutkan oleh sumber SBU.
Di wilayah Murmansk dan Irkutsk, “beberapa pesawat terbakar” setelah pesawat nirawak diluncurkan dari wilayah sekitar, kata kementerian itu.
Kementerian itu mengatakan semua api berhasil dipadamkan dan tidak ada korban jiwa. “Beberapa pelaku serangan teroris telah ditahan,” tambahnya.
Sementara itu, otoritas Ukraina melaporkan serangan drone dan rudal besar-besaran pada malam hari di wilayahnya.
Adapun kedua pihak masing saling menyerang saat negosiator Rusia dan Ukraina menuju Istanbul, Turki, untuk putaran kedua perundingan damai pada hari Senin.
Sumber : detik
Sumber foto : Reuters