Diskusi Khusus: Indonesia Ingin Lanjutkan Pembelian Su-35

Quote:

Selamat datang di diskusi khusus, seperti biasa, kita akan bahas topik mengenai bidang pertahanan dalam atau luar negeri yang mungkin tidak diberitakan media mainstream. Kali ini kita akan bahas topik yang gak kalah seru nih Gan, yakni terkait pembelian kembali Su-35.

Buat Agan yang menyimak tulisan TS pada awal 2022 lalu, terkait Su-35 sudah pernah kita bahas. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) yang menjabat waktu itu, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyampaikan pembatalan pembelian Su-35 karena terkendala anggaran. Hal itu disampaikan dalam acara Press Tour dan Media Gathering, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (22/12/2021).

Waktu itu KSAU memberikan pernyataan sebagai berikut: “Sukhoi Su-35 dengan berat hati ya kita harus sudah meninggalkan perencanaan itu karena kan kembali lagi dari awal kita sebutkan bahwa pembangunan kekuatan udara sangat bergantung dari anggaran.”

KSAU tidak menyebut adanya sanksi CAATSA dari Amerika saat menyinggung batalnya pembelian Su-35, Agan sekalian pemerhati dunia militer maupun politik luar negeri pasti sudah paham alasan dibalik batalnya pembelian Su-35. Yakni, akibat pemberlakuan CAATSA.

Sebagai tambahan informasi sanksi CAATSA dari Amerika akan berlaku untuk negara yang berani membeli alutsista dari Rusia, dan sialnya Su-35 termasuk produk Rusia yang dapat label haram untuk dibeli. 

Quote:

Dan menjelang pameran Indo Defence yang rencananya digelar bulan Juni, isu pembelian kembali Su-35 kembali mencuat Gan. Salah satu media yang memberitakan hal tersebut adalah Alert 5, media tersebut memberi bocoran jika Indonesia akan tetap membeli 11 unit Su-35 sesuai kesepakatan kontrak yang dulu disepakati dengan Rusia.

Akun KERIS reborn yang dikelola mantan Kaskuser pada 12 April 2025 lalu juga menyampaikan informasi terkait dilanjutkannya pembelian Su-35 serta Mirage 2K eks Qatar, akun yang punya kenalan orang dalam tersebut mengatakan kontrak kedua pesaawat sudah beres dan tinggal tunggu pengumuman resmi saja.

Quote:

Kilas balik sebentar nih Gan, buat refereshingatan kalian tentang Su-35 Indonesia. Perjalanan negeri kepulauan ini untuk meminang Su-35 dimulai pada September 2015 ketika Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengumumkan rencana untuk mengganti satu skuadron pesawat F-5 Tiger yang sudah tua dengan 16 pesawat tempur Su-35. Jadwal awal terbukti terlalu optimis, dengan kontrak yang sebenarnya baru terwujud pada Februari 2018, yang mencakup 11 pesawat, bukan 16 unit seperti yang direncanakan semula.

Pengiriman pesawat pertama dijadwalkan pada Oktober 2018 untuk berpartisipasi dalam parade militer tahunan Indonesia (HUT TNI), sayangnya jadwal ini tidak pernah terwujud. Pada 22 Desember 2021, TNI AU mengumumkan pembatalan pembelian Su-35. Berlanjut pada Februari 2022, Indonesia akhirnya menandatanganni kontrak untuk membeli Rafale buatan Prancis sebagai ganti Su-35.

Kontrak pertama adalah pembelian untuk 6 unit Rafale yang akan dikirim pada 2026, pada Agustus 2023, Indonesia menambah pesanan 18 unit. Dan pada bulan Mei 2025 saat kunjungan Presiden Macron, kontrak Rafale bertambah lagi menjadi 18 unit. Berarti sudah genap 42 unit, seperti kesepakatan awal yang telah disampaikan.

Quote:

Balik lagi ke Su-35 Gan, Rusia sendiri terlihat santai dan tak mau ambil pusing ketika Indonesia batalkan pesanan. Rusia justru membuat pernyataan menarik yang menyebut jika kontrak Su-35 masih berlaku, meski Indonesia mengatakan telah membatalkannya.

Makin bingung ketika Rusia bilang akan tetap berkomitmen mengirim pesanan Su-35, gimana caranya ? Nah, Agan bingung kan ? Ane juga sama bingungnya. Karena Rusia tidak menyebut bagaimana proses pengiriman Su-35 meski ada sanksi CAATSA.

Pengumuman yang disampaikan Rusia itu terjadi dua kali, pada Agustus 2020 dan Juli 2021. Hal itu disampaikan juru bicara Federal Service for Military-Technical Cooperation (FSMTC), yang menangani ekspor senjata Rusia. Isi pernyataan sama, yakni, Rusia akan tetap mengirim Su-35 meski ada tekanan dari Barat terhadap negeri kepulauan itu.

Pada Januari 2025, media pemerintah Rusia, yakni TASS; juga kembali merilis artikel yang menyebut kesepakatan Su-35 antara Rusia dan Indonesia masih berlaku. Media itu mengatakan diplomat Rusia akan terus melakukan negosiasi terkait Su-35. Kontrak tidak dibatalkan dan negosiasi ulang akan dilakukan suatu hari nanti.

Quote:

Sekilas tentang Su-35, yang menarik pesawat ini punya airframeyang telah diperkuat, sehingga masa pakai pesawat lebih lama dari varian Su-27. Dilengkapi 12 cantelan senjata, Su-35 bisa membawa senjata maksimal seberat 8 ton.

Pada Juni 2020, indomiliter.com mengatakan jika Rusia manawarkan opsi kustom untuk Su-35 agar bisa memakai avionik buatan Barat. Opsi kustom ini diberikan untuk memperluas jangkauan penjualan Su-35 yang ingin pakai sistem avionik Barat.

Di luar varian Su-35, ada Su-30 yang telah memakai avinoik Barat. Su-30MKA Alajazair dan Su-30MKM Malaysia memakai avionik dari Barat, seperti head-up display (HUD) dipasok Perancis (Thales Group), pod Penandaan Laser Damocles (LDP) dan sistem navigasi infrared dari Navlir. Sementara Saab Avitronics dari Afrika Selatan memasok sensor peringatan laser (LWS), Goodrich menyuplai sistem lampu, serta Rohde & Schwarz dari Jerman menyuplai sistem komunikasi.

Setelah adanya embargo dari Barat terhadap Rusia pasca menginvasi Ukraina, tidak diketahui bagaimana tentang opsi kustomisasi pasa avinoik Su-35 ini ? Apakah masih berlaku atau tidak ?

Quote:

Nah, terus gimana nasib F-15EX ? Indonesia sendiri juga sudah menaruh minat untuk membeli pesawat ini Gan. Bahkan DSCA (Defense Security Cooperation Agency) telah merilis paket perlengkapan apa saja yang akan dibeli oleh Indonesia melalui website resminya pada Februari 2022. Berdasarkan hitungan DSCA, paket penjualan 36 unit F-15EX senilai US$13,9 miliar ke Indonesia.

Karena menyesuaikan anggaran, maka pesanan dirubah menjadi 24 unit. Pada 21 Agustus 2023, dilangsungkan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman antara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Boeing untuk pengadaan 24 unit F-15EX. Penandatanganan MoU dilakukan di fasilitas produksi Boeing di St. Louis. Prabowo yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan juga menyaksikan secara langsung dan ikut berfoto di kokpit F-15EX.

Kesepakatan F-15EX baru tahap MoU Gan, agar pesawat bisa segera masuk jalur produksi, maka Indonesia harus melanjutkan ke tahapan kontrak efektiv. Tahapan ini ditandai dengan membayar uang muka (DP) terlebih dahulu. Seandainya Indonesia membayar DP tabun ini, kira-kira pesawat F-15EX akan diserahkan pada tahun 2029.

Teka-teki dari belanja alutsista Indonesia kemungkinan akan terjawab pada acara Indo Defence 2025. Jika tidak ada perubahan, akan berlangsung 11 sampai 14 Juni 2025, sudah jadi rahasia umum, jika gelaran ini menjadi ajang penandatanganan kontrak pembelian senjata. Kita tunggu saja, apakah rumor pembelian Su-35 ini benar adanya ? Dan apakah Indonesia juga akan umumkan kontrak 42 unit J-10 dan 24 F-15EX ?

Jangan lupa berkomentar, sampai jumpa emoticon-Cendol (S)

Referensi Tulisan: Alert 5| indomiliter.com | TASS
Sumber Foto: sudah tertera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *