Sarawak Buka Pintu Pekerjaan untuk Tenaga Mahir Indonesia

Sarawak Buka Pintu Pekerjaan untuk Tenaga Mahir Indonesia

Sarawak kini membuka banyak peluang kerja untuk pekerja mahir dari Indonesia. Ini menjadi lebih mudah dengan adanya perjanjian baru yang akan mempercepat dan melancarkan urusan kemasukan mereka ke Sarawak, termasuk bagi mereka yang berprofesional.

Memetik laman iloveborneo, bermula Julai ini, Sarawak dan Indonesia akan menandatangani perjanjian penting yang akan mengubah cara pekerja Indonesia datang ke Sarawak.

Perjanjian ini bukan sahaja untuk pekerja ladang, malah juga akan membuka peluang kepada golongan profesional seperti jurutera dan doktor haiwan dari Indonesia untuk bekerja di Sarawak.

Sarawak Buka Pintu Pekerjaan untuk Tenaga Mahir Indonesia
Sumber Gambar: mi-ficord official website
Menteri Sarawak, Datuk Seri Dr. Stephen Rundi Utom, berkata perjanjian ini akan memudahkan permohonan visa kerja (calling visa).

Sebelum ini, orang yang memohon visa perlu berurusan dengan dua jabatan berbeza (Jabatan Imigresen dan Jabatan Buruh Sarawak), menjadikan proses itu lambat dan melecehkan. Dengan MoU ini, ia akan jadi lebih mudah.

“Perbincangan kami bersama Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, memberi tumpuan kepada penyelarasan proses supaya lebih teratur, sah dan pantas,” katanya selepas menerima kunjungan hormat dari pihak Indonesia di Bangunan DUN Sarawak.

Banyak lebihan tenaga kerja dari seberang

Abdul Kadir pula menyatakan yang Indonesia sedia hantar pekerja ke Sarawak, mengikut jenis pekerjaan yang diperlukan. Ini kerana Indonesia ada lebih 152 juta penduduk, dan ramai antara mereka sudah dilatih untuk bekerja di peringkat antarabangsa.

Indonesia kini lebih fokus untuk mengurangkan jumlah pekerja yang tidak berdaftar atau tidak sah. Mereka akan melakukannya dengan memperbaiki sistem dalaman mereka sendiri dan juga melalui kerjasama dengan negara lain(seperti Sarawak).

“Kami mahu kurangkan penghantaran pekerja secara tidak sah. Ini bukan hanya isu undang-undang, tetapi melibatkan keselamatan dan perlindungan pekerja itu sendiri,” katanya.

Kedua-dua Sarawak dan Indonesia bersetuju bahawa pekerja yang tiada dokumen sah itu menyusahkan sebab susah nak jaga hak mereka dan boleh timbulkan macam-macam masalah sosial serta undang-undang.

Dengan kerjasama melalui perjanjian ini, diharapkan proses akan jadi lebih mudah dan mereka dapat cipta dasar bersama yang lebih kuat untuk melindungi hak pekerja, tak kira mereka bekerja di ladang ataupun di pejabat.

https://thevocket.com/sarawak-buka-p…KNXNiKZ5GMjg_w

sementara itu rakyat Serawak banyak berkerja di Semenanjung dan kebijakan ini dikecam warganet sana

Langkah Terakhir di Ujung Jalan

Langkah Terakhir di Ujung Jalan

Di sebuah desa kecil yang sunyi, tinggal seorang lelaki tua bernama Pak Wirya. Ia dikenal sebagai orang yang jarang bicara namun ramah kepada siapa pun yang menyapanya. Setiap pagi, ia berjalan perlahan menyusuri jalan desa sambil membawa tas kulit usangnya, berhenti sejenak di taman kecil untuk memberi makan burung-burung yang biasa datang.

Tak ada yang tahu pasti apa yang disimpan dalam tas itu, namun anak-anak desa sering membuat tebakan. “Peta harta karun,” kata salah satu. “Surat cinta dari masa lalu,” kata yang lain. Tapi Pak Wirya hanya tersenyum setiap kali ditanya, seakan tas itu lebih berarti daripada sekadar benda tua.

Suatu hari, seorang anak laki-laki bernama Rian duduk di sebelah Pak Wirya di taman. Rian baru saja kehilangan ayahnya karena kecelakaan kerja. Ia tak menangis di rumah, namun menyimpan semua kesedihannya dalam diam. Pak Wirya, tanpa diminta, membuka percakapan.

“Kau tahu, setiap langkah yang kita ambil, membawa kita lebih dekat ke ujung jalan,” katanya pelan.

Rian memandangi wajah Pak Wirya yang dipenuhi keriput, namun matanya masih bersinar.

“Apa maksud Kakek?” tanya Rian.

“Setiap orang punya jalan hidup sendiri. Tapi ketika seseorang yang kita cintai sudah lebih dulu sampai di ujungnya, bukan berarti dia benar-benar hilang. Dia hanya sedang menunggumu, duduk di bangku taman lain yang belum bisa kamu lihat.”

Hari-hari berlalu, dan Rian mulai rutin duduk bersama Pak Wirya setiap pagi. Mereka bicara banyak hal: tentang burung-burung, tentang langit, tentang kehilangan, dan tentang harapan. Hubungan mereka tumbuh seperti benih kecil yang dirawat dengan sabar.

Suatu pagi, Rian datang ke taman, tapi Pak Wirya tidak ada di bangku biasa. Ia menunggu. Satu jam berlalu. Dua jam. Namun bangku itu tetap kosong.

Beberapa warga desa datang menghampiri Rian. Mereka memberitahu bahwa Pak Wirya telah meninggal dunia malam sebelumnya di rumahnya, dalam tidurnya yang damai.

Rian menangis untuk pertama kalinya sejak ayahnya tiada.

Beberapa hari kemudian, keluarga Pak Wirya memberikan tas kulit tua itu kepada Rian. “Katanya, tas ini untukmu,” ujar mereka.

Dengan tangan gemetar, Rian membuka tas itu. Di dalamnya, ada banyak surat tua, ditulis tangan. Semuanya ditujukan kepada seseorang bernama Sari. Di surat terakhir, tertulis:

*”Jika kau membaca surat ini, berarti aku telah berjalan sampai ujung jalan. Tapi aku percaya, akan ada seseorang yang meneruskan langkahku, meski dengan cara yang berbeda. Kepadanya, aku titipkan semua rasa, semua kenangan, dan semua harapan yang belum sempat kutuliskan. Aku tak ingin hilang dari dunia ini tanpa memberi makna. Jika kamu membaca ini, maka kamu adalah makna itu.”*

Rian menggenggam surat itu erat. Ia tahu kini apa yang akan ia lakukan. Ia akan menulis. Ia akan mengisi sisa jalan yang ditinggalkan Pak Wirya, dengan cerita, dengan cinta, dan dengan keberanian untuk merawat kenangan.

Tahun-tahun berlalu. Rian tumbuh menjadi penulis cerita kehidupan. Di setiap buku pertamanya, ia selalu menyelipkan satu kalimat:

*”Langkah terakhir di ujung jalan bukanlah akhir, tapi awal dari kisah yang baru.”*

Sebelum Aku Pergi

Sebelum Aku Pergi

Hening. Rumah itu terasa sunyi meski jam dinding terus berdetak. Di kamar sempit bercat putih pucat, seorang lelaki tua terbaring di ranjang, tubuhnya kurus, napasnya berat dan pendek-pendek. Namanya Pak Wiryo, usianya hampir 80 tahun, dan menurut dokter, hari-harinya tinggal menghitung jari.

Di samping ranjang, duduk seorang perempuan muda. Wajahnya pucat, matanya sembab. Namanya Rina, cucu satu-satunya Pak Wiryo. Sejak kecil, ia dibesarkan oleh sang kakek setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan saat ia berusia lima tahun. Pak Wiryo-lah yang menemaninya belajar, mengantar sekolah, bahkan menjahitkan seragam ketika ia SMP karena tak mampu membeli yang baru.

“Kamu masih di situ, Rin?” suara Pak Wiryo lirih, seperti desir angin yang nyaris tak terdengar.

Rina mengangguk sambil menggenggam tangan keriput kakeknya, “Iya, Kek. Aku di sini.”

Pak Wiryo tersenyum lemah. “Kalau aku pergi… kamu jangan sedih, ya.”

Air mata Rina mengalir tanpa bisa ditahan. “Kakek jangan bicara begitu.”

“Manusia memang diciptakan untuk datang dan pergi. Tapi yang tinggal… adalah kenangan.”

Hening sejenak.

“Di laci bawah meja itu,” lanjut Pak Wiryo, “ada sesuatu untukmu. Buka setelah aku benar-benar pergi. Janji?”

Rina mengangguk, meski hatinya menolak kenyataan yang sedang ia hadapi. Kakeknya adalah satu-satunya keluarga yang ia punya. Kehilangan beliau terasa seperti mencabut akar yang selama ini menjadi penopang hidupnya.

Tiga hari kemudian, langit mendung menyelimuti pemakaman kecil di pinggir kota. Tanah masih basah saat Rina meletakkan bunga kamboja di atas pusara bertuliskan:

**Wiryo Pranoto – 1945–2025**
*”Hidup bukan tentang berapa lama, tapi tentang seberapa dalam.”*

Ia berdiri lama di sana, menatap nama yang terukir, seakan menunggu suara itu memanggilnya kembali. Tapi yang terdengar hanya desir angin dan suara dedaunan gugur.

Malamnya, dengan tangan gemetar, Rina membuka laci yang dimaksud sang kakek. Di dalamnya ada amplop cokelat berisi secarik surat dan sebuah kunci kecil.

**Untuk Rina, cucuku tercinta.**
Jika kamu membaca ini, berarti aku sudah tiada. Jangan bersedih, karena hidup memang harus terus berjalan. Aku hanya ingin kamu tahu satu hal: kamu tidak pernah sendiri.

Kunci itu untuk laci meja lama di gudang. Di sana, aku simpan semua surat dari ibumu—ibu yang sangat mencintaimu dan selalu menuliskan surat untukmu sebelum ia meninggal. Tapi waktu itu kamu masih terlalu kecil untuk mengerti kesedihan.

Sekarang… bacalah. Dan lanjutkan hidupmu.
Dengan cinta,
Kakek.

Rina terisak, menggenggam surat itu seperti harta paling berharga. Ia bergegas ke gudang dan membuka laci berdebu. Puluhan amplop putih tersusun rapi, semua bertuliskan namanya dalam tulisan halus milik sang ibu.

Di antara air mata, ia membaca satu per satu, malam itu ia tidak sendiri. Ia dikelilingi oleh cinta dari masa lalu—dari orang-orang yang sudah pergi, tapi meninggalkan jejak yang tak akan pernah hilang.

Dan di tengah kepergian, ia menemukan alasan untuk terus bertahan.

Potret Pria yang Kencani Wanita Setinggi 2,2 Meter

Potret Pria yang Kencani Wanita Setinggi 2,2 Meter

TRIBUNTRENDS.COM – Sepasang suami istri dari Chongqing, Tiongkok, menjadi sorotan media sosial karena perbedaan  tinggi badan mereka yang mencolok.

Sang pria, yang dikenal dengan nama samaran Zihao, memiliki tinggi 1,68 meter, sementara pasangannya, Xiaoyue, menjulang setinggi 2,2 meter.

Pasangan ini telah menjalin hubungan selama lebih dari dua tahun.

Hubungan mereka menjadi viral setelah Xiaoyue mengumumkan kehamilan tiga bulannya lewat sebuah video di media sosial awal Mei lalu.

Mereka pertama kali berkenalan tiga tahun lalu saat Xiaoyue melakukan siaran langsung, dan Zihao meninggalkan komentar yang memulai interaksi mereka. 

“Kami langsung tertarik satu sama lain dan tidak lama kemudian mulai berkencan,” ungkap Zihao.

Meskipun perbedaan tinggi mereka cukup mencolok, Zihao menegaskan bahwa itu bukan masalah besar dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Namun, sejak awal hubungan, mereka menghadapi banyak keraguan dari lingkungan sekitar, termasuk keluarga Zihao yang sempat tidak merestui karena tinggi badan Xiaoyue.

“Anggota keluarga saya yang lebih tua menentang hubungan ini, tapi kami tetap teguh dengan komitmen untuk bersama seumur hidup,” kata Zihao.

Kini, dengan kehamilan Xiaoyue, ia berjanji akan menjaga dan merawat pasangannya sebaik mungkin.

Pasangan ini berencana untuk mendaftarkan pernikahan mereka pada bulan Juni, meski belum memikirkan soal resepsi.

“Pacar saya bilang acara pernikahan tidak penting. Yang penting adalah kebersamaan kami,” tambah Zihao.

Dalam video lainnya, Xiaoyue mengungkapkan kegugupannya sebelum bertemu orang tua Zihao karena tahu mereka sebelumnya tidak menyukainya. 

Ia juga menceritakan bahwa dirinya dibesarkan oleh kakek-nenek di desa dan tidak mengenal kasih sayang orang tua.

tribunnews.com

First Time: Helikopter Mi-17 Junta Militer Myanmar Jatuh Akibat Dientup Drone

Quote:

Sebuah helikopter Mi-17 milik Junta Militer Myanmar terkonfirmasi hancur pada 20 Mei 2025, yang menarik nih Gan, helikopter disengat oleh drone yang dioperasikan kelompok Pemberontak Etnis Kachin (Kachin Independence Army). Dalam video yang beredar di media sosial dan dibagikan kelompok tersebut, dua Mi-17 mendarat di area terbuka yang luas di kota Shwegu untuk memberikan perbekalan logistik kepada Komando Operasi Militer ke-21 yang tengah berjuang di kota Bhamo.

Salah satu Mi-17 kemudian diserang memakai drone pada bagian rotor, setelah serangan tersebut; Mi-17 sebenarnya masih bisa terbang. Tapi, helikopter tersebut tampak kehilangan keseimbangan. Menurut laporan, 5 menit kemudian Mi-17 jatuh dan terbakar, dua pilotnya meninggal dunia. Helikopter jatuh di dekat markas Batalyon Infanteri 56 di kota Shwegu.

Sementara laporan versi pemerintah militer Myanmar tentang peristiwa tersebut, mengklaim bahwa helikopter Mi-17 jatuh karena kesalahan teknis. Laporan itu pertama kali disiarkan di televisi pemerintah Selasa malam, beberapa jam setelah outlet berita online independen melaporkan jatuhnya Mi-17 akibat serangan drone kelompok bersenjata etnis Kachin.

Quote:

Menurut informasi yang beredar, Mi-17 digunakan untuk membawa perlengkapan serta logistik untuk tentara di pos-pos garis depan di Bhamo, sekitar 280 kilometer timur laut Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu. Sementara kota Shwegu, tempat helikopter itu jatuh, adalah sebuah kota di utara Myanmar, sekitar 80 km di sebelah barat perbatasan dengan China.

Sebagai tambahan informasi buat Agan, Kachin Independence Army (KIA) adalah kelompok bersenjata yang kuat serta mampu memproduksi beberapa senjata mereka sendiri. Mereka beroperasi di negara bagian Kachin. Para anggotanya telah terlatih dalam pertempuran selama bertahun-tahun.

Kelompok Kachin berhubungan baik dengan milisi bersenjata gerakan pro-demokrasi, dikenal sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat, yang dibentuk untuk melawan kekuasaan militer setelah pengambilalihan militer pada tahun 2021. Kedua pasukan tersebut telah bertempur berdampingan melawan militer tidak hanya di Kachin, tetapi juga di wilayah Sagaing di dekatnya.

Angkatan bersenjata pemerintah yang dulunya tangguh, yang dikenal sebagai Tatmadaw, telah menderita serangkaian kekalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 2024. Terutama di wilayah timur dekat perbatasan China dan di negara bagian barat Rakhine, setelah aliansi tiga milisi kuat melancarkan serangan terkoordinasi pada 27 Oktober 2023.

Quote:

Hilangnya Mi-17 terjadi di tengah serangan ofensif KIA menuju Bhamo, kota terbesar kedua di negara bagian Kachin, yang diluncurkan sejak bulan Desember 2024. Meskipun sebagian besar Bhamo telah direbut oleh KIA dan sekutunya, markas besar Komando Operasi Militer ke-21 masih bisa bertahan karena dukungan udara junta.

The Irrawaddy yang merupakan media independen Myanmar mengatakan jika pihak junta telah kehilangan sedikitnya lima helikopter dan tiga jet tempur sejak merebut kekuasaan. Pasukan pemberontak telah beberapa kali mengklaim telah menjatuhkan pesawat militer, tetapi klaim mereka tidak semuanya dapat dikonfirmasi.

Sebagian besar pesawat tempur milik militer Myanmar berasal dari China atau Rusia, yang juga memasok persenjataan lainnya. Sementara banyak negara Barat memberlakukan embargo senjata dan sanksi lainnya terhadap militer yang berkuasa.

Quote:

Drone sendiri semakin jadi andalan dalam perang atau konflik modern, sejak dipopulerkan oleh Rusia dan Ukraina, platform murah ini terus menebar ancaman yang menakutkan. Di sisi lain, helikopter memang cukup rentan tersengat drone atau disengat sistem pertahanan udara portabel MANPADS. Sebagai gambaran, Rusia selama 3 tahun perang telah kehilangan 122 unit helikopter berbagai varian.

Menurut data dari kelompok pelacak sumber terbuka Oryx, helikopter yang paling banyak jadi korban terdiri dari 42 helikopter angkut Hip-8 dan 64 helikopter Ka-52 Aligator. Angka-angka tersebut bisa lebih tinggi, karena Oryx hanya mencatat kerugian yang memiliki konfirmasi visual.

Debut drone di Myanmar menunjukkan jika platform murah ini benar-benar telah mengubah jalannya perang modern, terutama perang melawan kelompok milisi. Jika pihak junta militer Myanmar tidak segera beradaptasi, maka mereka akan dipermalukan sekaligus menderita kerugian yang besar.

Referensi Tulisan: The War Zone| The Irrawaddy
Sumber Foto: sudah tertera

Diskusi Khusus: Empat Unit S-60 Akan Dioprek Turki dengan Biaya Rp 600 Miliar

Quote:

Selamat datang di “Diskusi Khusus”, di sini kita akan membahas hal-hal menarik yang luput dari pemberitaan media mainstream atau media khusus militer. Di episode kedua ini, kita akan bahas kabar yang bikin ngelus dada Gan. Pasalnya ada wacana modrnisasi meriam penangkis serangan udara S-60 dengan nilai US$38 juta atau sekitar Rp 617 miliar (dengan kurs saat ini).

Yang bikin heran lagi, yang diupgradecuma 4 unit ! Haduh, kehabisan kata-kata juga ane sendiri ketika mendengar kabar ini. Kabar ini TS dapatkan dari KERIS reborn dalam postingan melalui Facebook pada Sabtu (24/05/2025) kemarin.

Buat yang belum tahu, KERIS reborn ini punya koneksi ke pejabat TNI dan Kementrian Pertahanan Gan, dan sering memberi informasi terkait akuisisi peralatan untuk seluruh matra TNI.

Kontrak ini lagi-lagi melibatkan Turki, yang diwakili BMC, serta juga melibatkan Barer Holding QSTP. Ane gak paham nih Gan. Apakah Barer ini akan menyediakan peralatan modernisasi untuk S-60 ? Karena sepengetahuan TS, BMC dari Turki ini kan produksi kendaraan tempur, gimana ceritanya bisa dipilih buat modernisasi S-60 ? emoticon-Bingung (S)

Enggak cuma modernisasi S-60, dua perusahaan ini juga dapat kontrak buat memasok 173 unit kendaraan angkut personel dengan nilai kontrak US$300 juta. Kalau kita coba cari di Google, Barer ini ternyata perusahaan dari Azerbaijan, yang menyediakan peralatan dukungan untuk militer. Mungkin sudah ada kerja sama antara Barer dan BMC ini, ya ?

Quote:

Balik lagi ke pembahasan S-60, yang di-upgradepun ternyata cuma 4 unit saja Gan. Mahal juga sih, upgrade 4 biji dihargai Rp 600 miliar emoticon-Hammer (S)

Awalnya banyak nerizen pengikut KERIS reborn yang mengira salah ketik, dikira 4 batera. Tapi, setelah datanya diperlihatkan, ternyata memang benar cuma 4 unit saja yang akan dimodernisasi. Untuk tambahan informasi, satu baterai S-60 terdiri dari 6 pucuk alias 6 unit meriam.

Kontrak modernisasi S-60 juga diberikan kepada PT Respati sekitar setahun lalu Gan, tepatnya bulan April 2024. Tapi, tidak disebutkan nilai kontraknya serta berapa keseluruhan yang akan di-upgrade. Merangkum artikel indomiliter.com yang dipublikasikan waktu itu, modernisasi meriam S-60 bertujuan untuk mengembalikan dan meningkatkan kemampuan serta memperpanjang usia pemakaian.

Modernisasi dari PT Respati waktu itu adalah pemasangan Alat Kendali Tembak (AKT) yang bisa dipakai untuk mengoperasikan enam meriam bersamaan secara remote. AKT dilengkapi sistem sensor digital, radar serta pilihan sistem kendali tembak manual, semi-otomatis dan otomatis.

Setelah di-upgrade, meriam S-60 dapat digerakkan secara elektrik melalui local control, yang menggunakan tenaga listrik dari dua baterai. Operator juga bisa menggerakkan meriam memakai remote control yang dikendalikan oleh FCS (Firing Control Sistem).

FCS merupakan alat untuk mengendalikan tembakan pada saat meriam dikendalikan memakai remote. Sementara local control, mode pengoperasian meriam oleh operator menggunakan joystick. Saat memakai mode FCS, dua atau tiga meriam dapat diarahkan secara remote untuk menembaki target udara yang telah ditentukan.

Ketika S-60 sudah dipasangi teknologi FCR (Fire Control Radar), satu baterai S-60 (terdiri dari 6 unit meriam) mampu dioperasikan bersamaan melalui satu pengendali.

Quote:

Menarik untuk kita bahas Gan, kira-kira bakal dioprek seperti apa nanti S-60 ? Harusnya untuk oprek senjata “keramat”seperti S-60 ini bisa diserahkan ke perusahaan dalam negeri, buat nambah pengalaman mereka juga.
Bukankah pejabat di Kementerian Pertahanan sering berucap “kita berkomitmen untuk dukung industri pertahanan dalam negeri.”

Kita tahu Indonesia dan Turki sedang mesra dalam bidang kerja sama industri pertahanan, tapi bukan berarti hal sepele semacam upgrade S-60 harus diserahkan ke mereka. Apalagi nilai kontraknya fantastis.

Kalau untuk sekadar coba-coba pun, nilai Rp 600 miliar untuk mengoprek senjata keramat ini cukup mahal sih menurut opini ane. Lebih baik tambah pengadaan sistem rudal pertahanan udara seperti Starstreak, yang salah satu operatornya adalah Yon Arhanud (Artileri Pertahanan Udara) 10 Kodam Jaya.

Quote:

Meski modernisasi yang dilakukan bisa membuat S-60 menjadi lebih mudah digunakan, tapi seharusnya senjata ini sudah waktunya purna tugas. Bayangin aja, S-60 bertugas sejak era Operasi Trikora, dari zaman ABRI sampai TNI emoticon-Hammer (S)

Senjata keramat ini digunakan oleh Korps Baret Cokelat TNI AD, yang disebut sebagai Batalyon Pertahanan Udara Sedang (Yonarhandse atau Yonarhanud). Jumlah pastinya tidak diketahui, menurut Wikipedia, Indonesia punya 256 unit S-60. Entah benar atau enggak datanya ya Gan, karena jumlah resminya tidak pernah dipublikasikan.

Meriam ini dipakai untuk menembak target udara jarak rendah sampai menengah saja, kalau targetnya jauh enggak bisa. Dengan sistem pemasangan sistem penembakan modern, Si Mbah S-60 masih bisa menghajar target di jarak 6.000 meter. Pertama kali dibuat Uni Soviet pada 1950, meriam yang punya kaliber 57 mm ini masih jadi andalan Korps Baret Cokelat.

S-60 ini juga sebenarnya masih banyak dipakai oleh Ukraina dan Rusia, kedua negara juga memakai senjata tersebut dalam bentrokan selama 3 tahun terakhir. Mungkin ini salah satu alasan kenapa S-60 masih dipertahankan Gan.

Sebagai tambahan informasi lagi nih, di Rusia dan Ukraina, S-60 hadir dalam berbagai varian modifikasi Gan. Ada yang dipasang pada sasis tank T-55, dipasang di bak truk Kamaz sampai dipasang pada traktor pertanian. Kalau di Ukraina, biasanya mereka pakai untuk menembak drone seperti Shahed atau Geran-2.

Quote:

Banyaknya S-60 yang dimiliki serta penyedia program upgradeyang bisa dipilih dari dalam atau luar negeri, didiga menjadi alasan utams TNI untuk menggunakan senjata sepuh ini. Awalnya, meriam S-60 hadir di Indonesia tanpa alat kendali tembak, baru pada dekade 90-an sampai sekarang, berbagai macam modifikasi dilakukan pada S-60.

Nah, kira-kira bagaimana pendapat Agan tentang program upgrade untuk senjata keramat ini ? Jangan lupa nanti untuk berkomentar di bawah, sampai jumpa emoticon-Cendol (S)

Referensi Tulisan: indomiliter.com
Sumber Foto: sudah tertera

Putri Danau Limboto

Putri Danau Limboto

Di kaki pegunungan Hulondalo, terdapat danau yang begitu luas dan indah: Danau Limboto. Warga sekitar meyakini bahwa danau ini dijaga oleh seorang putri gaib bernama Baliya. Legenda tentangnya telah diwariskan turun-temurun, namun hanya segelintir orang yang pernah benar-benar “melihatnya”.

Tahun 1997, seorang pemuda bernama Faiz tinggal di Desa Iluta, tak jauh dari tepi Danau Limboto. Ia seorang pemancing handal, tetapi berbeda dari orang kebanyakan—ia lebih suka berbicara dengan air, bernyanyi saat memancing, dan tak pernah mengambil lebih dari yang ia butuhkan.

“Air punya nyawa, danau punya telinga,” begitu kata kakeknya, seorang pelestari adat tua yang sudah lama wafat.

Suatu sore yang sepi, Faiz memancing di tengah danau dengan perahu kecil. Saat itu, hujan rintik turun dan kabut tipis menyelimuti permukaan air. Di tengah danau, Faiz melihat kilatan cahaya keemasan yang muncul sesaat dari dalam air. Rasa penasarannya membuncah.

Ia mendayung ke arah cahaya, dan sesaat kemudian… semuanya berubah.

Faiz tidak lagi berada di danau biasa. Ia berada di sebuah taman yang indah, penuh bunga berwarna biru keperakan, dan pohon-pohon yang daunnya berbisik dalam bahasa asing. Di tengah taman, berdiri seorang gadis mengenakan baju adat Gorontalo berwarna putih dan perak, dengan *walima* di kepalanya dan sorot mata sendu.

“Aku Baliya, penjaga Limboto,” katanya dengan suara yang mengalun seperti nyanyian.

Faiz terdiam, antara kagum dan takut. Baliya mendekat dan menggenggam tangan Faiz.

“Danau ini sekarat. Lihatlah ke sekitarmu.”

Secepat petir, taman indah itu berubah menjadi lumpur keruh, dengan plastik, bangkai ikan, dan suara mesin pengeruk tanah. Faiz terkejut.

“Inilah masa depan Limboto jika manusia tak berubah,” lanjut Baliya. “Dan kau… dipilih untuk menjadi pengingat mereka.”

Faiz terbangun di perahunya, di tempat yang sama, tetapi waktu telah bergulir—hari sudah malam. Ia kembali ke desa, tetapi menyadari sesuatu yang ganjil: orang-orang memperhatikannya seolah ia asing.

Salah satu tetua desa mendekatinya dan bertanya, “Kau dari mana saja, Faiz? Sudah lima hari kami mencarimu!”

Faiz tercengang. Baginya hanya beberapa jam berlalu. Namun dunia telah berjalan lima hari.

Sejak itu, Faiz berubah. Ia mulai menggerakkan kampungnya untuk membersihkan danau, menolak proyek-proyek yang merusak alam, dan menghidupkan kembali adat dan ritual syukuran danau. Ia mendirikan komunitas yang dinamai *Baliya Limboto*—sebuah kelompok anak muda yang peduli pada alam dan budaya Gorontalo.

Beberapa tahun kemudian, Limboto memang belum sepenuhnya pulih. Namun suara Baliya—yang dulu hanya legenda—kini menjadi semangat yang hidup. Faiz masih sering ke danau, dan saat kabut turun di sore hari, kadang ia tersenyum ke tengah danau, seolah menyapa seseorang yang tak kasat mata.

Dan masyarakat percaya, selama ada yang menjaga dan mencintai Limboto dengan tulus, Putri Danau itu akan tetap tinggal… meski tak terlihat.

The Phantom Superhero yang dilupakan

The Phantom Superhero yang dilupakan

Buat kalian pernah merasakan era 90an pasti kalian ingat superhero ini.

superhero the phantom pernah tayang layar kaca indonesia 90an.

the phantom karya komikus lee falk tahun 1936 pertama kali komik ini muncul dikoran dalam bentuk komik strip. sayangny phantom superhero tidak terlalu populer karna gempuran dari superhero marvel & DC.

the phantom pernah mengeluarkan movie tahun 1996. film tersebut gagal dipasaran.

bahkan merugi karena tidak mencapai target.

walapun begitu the phantom masih banyak pengemarnya.

DC pernah menerbitkan komik the phantom tapi phantom bukan superhero karakter dari DC dengan alasan DC punya karakter nama yang sama phantom stranger.

the phantom superhero sangat unik kostum yang sederhana berwarna ungu dengan mengunakan cincin tengkorak. phanto mengeluarkan serial animasinya berjudul the phantom 2040 dan pernah tayang salah satu televisi indonesia SCTV.


the phantom menceritakan petulangan di NEW YORK mencegah seorang pembisnis kaya untuk menemukan 3 tengkorak kepala demi mendapatkan kekuatan.

bagi agan ingin penasaran nonton film the phantom bisa nonton streaming illegal kalau ingin nonton yang legal silahkan kroscek kantong untuk membayar langganan platform streaming

emoticon-Jempol  emoticon-Salaman