Tadi siang jam 10an juga sama,
Semoga segera diperbaiki sama tim IT kaskus yah, rasa nya bete ga ada postingan baru
Tadi siang jam 10an juga sama,
Semoga segera diperbaiki sama tim IT kaskus yah, rasa nya bete ga ada postingan baru
Berita satu ini pasti sudah ditunggu-tunggu oleh Agan di forum militer, yakni terkait nasib teknisi Indonesia yang sempat dituduh mencuri data KF-21 Boramae. Informasi terbaru yang dirilis media Korea Selatan mengatakan, jika teknisi yang ditahan sudah dibebaskan serta bisa kembali pulang ke Indonesia Gan.
Dipulangkannya teknisi Indonesia tersebut pertama kali dilaporkan oleh media Korea Selatan, yakni Maeil Business Newspaper, berita itu dirilis pada Senin (02/06/2025). Media tersebut mendapat informasi dari salah satu sumber di pemerintah, bahwa 5 orang tekmisi Indonesia telah dibebaskan dan ditangguhkan dari tuntutan hukum.
Menurut sumber pemerintah yang menyampaikan informasi pada tanggal 2 Juni 2025, jaksa penuntut membebaskan kelima orang tersebut dari pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Teknologi Pertahanan, Undang-Undang Bisnis Pertahanan, dan Undang-Undang Perdagangan Luar Negeri bulan Mei lalu. Selain itu, penuntutan ditangguhkan karena melanggar Undang-Undang Pencegahan Persaingan Tidak Sehat.
Saat bekerja di Korea Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan, 5 teknisi Indonesia tertangkap saat mencoba mengambil data pengembangan KF-21 dan memindahkannya ke perangkat USB. Jaksa penuntut kemudian menemukan fakta bahwa, data yang mereka coba bocorkan tidak berisi informasi rahasia yang penting. Sehingga mereka dibebaskan dari dakwaan.
Dirangkum dari detiknews, Kementerian Luar Negeri telah mengkonfirmasi jika 5 teknisi sudah pulang ke Indonesia.
“Lima WNI sudah pulang ya,”kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha kepada wartawan, Minggu (8/6/2025). Saat ini kelima teknisi tersebut dalam keadaan baik serta sudah berkumpul bersama keluarga.
Kilas balik pada Januari 2024, Badan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan menuduh dua teknisi dari Indonesia mencoba mencuri data informasi jet tempur KF-21 Boramae. Mereka kemudian dicekal dan tidak boleh meninggalkan Korea Selatan sampai proses investigasi selesai.
Ada yang unik nih Gan, pasalnya dulu ada dua orang yang dituduh, tapi pada perkembangannya jadi lima orang. Untuk tiga orang lainnya kurang tahu kapan ditangkapnya ? Tidak ada informasi terkait hal ini.
Penangkapan teknisi yang bekerja dalam program itu, kemudian membuat Indonesia mulai enggan membayar iuran pendaanan KF-21. Dan sampai sekarsng sepertinya juga belum ada tanda-tanda Indonesia akan segera membayar kewajibannya dalam pengembangan jet tempur tersebut.
Hingga Mei 2024, Indonesia mengurangi kontribusinya dalam pengembangan pesawat tempur tersebut. Awalnya negeri kepulauan itu memiliki saham 20 persen, tapi saat ini tinggal 7 persen saja. Sebagai tambahan informasi bagi Agan, selusin KF-21 pesanan Angkatan Udara Korea Selatan hampir selesai dirakit. Pengiriman dijadwalkan pada 2026, sementara kontrak tahap kedua diperkirakan mencakup 20 unit akan ditandatangani pada bulan Juni 2025.
Angkatan Udara Korea Selatan akan memesan 120 unit KF-21 sampai tahun 2032, sementara Indonesia sesuai kesepakatan akan mendapat dua prototype KF-21 dan memesan 48 unit, proses perakitan dilakukan oleh PT DI do Bandung. Tapi, sejauh ini belum ada kontrak yang ditandatangani Indonesia untuk membeli KF-21, negara itu juga belum melanjutkan angsuran program jet tempur tersebut. Menarik untuk disimak, apakah akan drama lain setelah kasus penangkapan teknisi kali ini ?
Referensi Tulisan: Maeil Business Newspaper& detiknews
Sumber Foto: sudah tertera
Kompas.com, 9 Juni 2025, 11:21 WIB
Aditya Jaya Iswara, Inas Rifqia Lainufar
Tim Redaksi
WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Hubungan antara dua tokoh berpengaruh di Amerika Serikat (AS), yaitu Presiden Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk, kini berada di titik terendah.
Musk secara terbuka menyetujui usulan agar Trump dimakzulkan dari jabatannya dan digantikan oleh Wakil Presiden JD Vance.
Eskalasi ini dipicu oleh kritik tajam Musk terhadap rancangan undang-undang andalan Trump, One Big Beautiful Bill Act.
Rancangan undang-undang tersebut diperkirakan akan menambah defisit anggaran “Negeri Paman Sam” hingga 3 triliun dollar AS (sekitar Rp 48.825 triliun) dalam satu dekade ke depan, angka yang dinilai Musk sebagai “kekejian”.
Puncak ketegangan terjadi pada Kamis (5/6/2025), ketika Elon Musk menanggapi unggahan komentator konservatif Ian Miles Cheong di media sosial.
Cheong menulis, “Presiden vs Elon. Siapa yang menang? Menurutku Elon. Trump seharusnya dimakzulkan lalu digantikan JD Vance,”. dikutip dari New York Post.
Musk membalas unggahan tersebut dengan singkat, “Ya,”. sebuah respons yang mengisyaratkan dukungannya terhadap pemakzulan Trump.
Sikap Musk saat ini sangat kontras dengan beberapa bulan sebelumnya. Pada Februari 2025, ia masih menyatakan, “Saya sangat menyukai Donald Trump.”
Kedekatan mereka bahkan ditandai dengan acara perpisahan yang diselenggarakan Trump di Gedung Putih ketika Musk mengundurkan diri sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).
Dalam kesempatan itu, Musk menerima kunci emas simbolis sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam mereformasi birokrasi Pemerintah AS.
Trump bahkan sempat bercanda bahwa Elon Musk “tidak benar-benar pergi”, dan akan terus memberikan nasihat kepadanya dalam menjalankan pemerintahan.
Namun, situasi berubah drastis setelah Musk mulai vokal mengkritik kebijakan-kebijakan Trump.
Pada Selasa (3/6/2025), Musk menyebut RUU andalan Trump sebagai “kekejian” dan mendesak parlemen untuk tidak meloloskannya.
Balasan Trump tidak kalah sengit. Ia menyebut Musk “gila”. dan menuduhnya tidak setia.
Elon Musk membalas dengan keras, menyatakan, “Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilu.Demokrat akan menguasai DPR dan Senat akan 51-49. Begitu tidak tahu terima kasih.”
Ketegangan semakin meruncing ketika Trump mengancam akan mencabut subsidi pemerintah untuk perusahaan-perusahaan milik Musk.
Sang taipan teknologi tidak gentar. Ia menyatakan, akan segera menarik pesawatnya yang digunakan oleh AS untuk menerbangkan manusia ke luar angkasa.
Adapun RUU One Big Beautiful Bill Act sedang diupayakan untuk disahkan sebelum Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli mendatang. Hingga Jumat (6/6/2025) pagi, belum ada pernyataan resmi dari Wakil Presiden JD Vance terkait polemik ini.
Pada 21 Mei 2025, jagad pemerhati militer dikagetkan dengan kegagalan peluncuran kapal destroyer kedua buatan Korea Utara di galangan kapal Chongjin. Nahasnya, kegagalan itu disaksikan langsung oleh Kim Jong Un. Dia kemudian menyebut insiden itu telah merusak kehormatan negara dan meminta orang yang bertanggung jawab atas kegagalan tersebut untuk segera dihukum.
Sementara itu, berdasarkan foto satelit yang diambil oleh Planet Labs pada tanggal 5 Juni 2025, memperlihatkan kapal yang sebelumnya dalam posisi miring, telah tegak dan mengapung di air menjauh dari dermaga tempat peluncuran. Dari foto satelit, kapal ditambatkan di tengah pelabuhan O-Hang, jauh dari dermaga tempat kapal itu terguling ke air pada tanggal 21 Mei. Ada dua kapal yang lebih kecil di sisi kanan kapal dan beberapa lagi agak jauh di sisi kiri.
Menurut laporan media Korea Utara, yakni KCNA, pemulihan posisi kapal dimulai sejak awal Juni 2025. Pada Kamis sore (05/06/2025), kapal berhasil ditambatkan di dermaga. Tahap berikutnya adalah perbaikan di dok kering galangan kapal Rajin selama 7 sampai 10 hari.
Sekretaris Komite Sentral Jo Chun Ryong, yang memimpin upaya perbaikan kapal, mengatakan perbaikan kapal akan selesai tanpa gagal sebelum rapat pleno pada akhir bulan Juni 2025.
Upaya pemulihan posisi kapal dimulai sejak 23 Mei 2025 lalu Gan, dalam foto satelit yang diambil Maxar Technologies, memperlihatkan benda seperti balon udara ditempatkan di atas kapal yang ditutupi terpal biru. Diduga balon dipakai untuk menutupi kapal dari drone intai dan satelit mata-mata.
Beberapa analis juga mengatakan bahwa, balon udara itu mungkin dipakai untuk membuat posisi kapal tidak sampai tenggelam. Ada juga yang berasumsi jika balon dipakai untuk memulihkan posisi kapal, dengan cara mengangkatnya ke atas.
Namun, kemungkinan besar kapal itu berada dalam tekanan yang besar; memakai balon untuk membuatnya tetap mengapung atau menaikkan posisinya bisa berakibat fatal. Dengan mengangkat dari atas dapat memperparah tekanan di kapal tersebut. Sementara pada prosedur normal, untuk memgembalikan keseimbangan pada kapal, harus mendapatkan daya apung sebanyak mungkin; kemudian mengangkat kapal dari bawah.
Sulit untuk menilai kerusakan kapal dari citra satelit, tapi laporan sebelumnya dari KCNA mengatakan kerusakan kapal tdak parah. Sementara itu, Pak Kim menuntut agar kapal tersebut bisa selesai diperbaiki pada akhir bulan Juni 2025, sebelum pertemuan Komite Sentral Partai berikutnya diadakan.
Menarik untuk diikuti, apakah kapal memang bisa diperbaiki pada akhir bulan Juni ? Target itu agaknya sangat ambisius, apalagi kapal yang harus diperbaiki berbobot 5.000 ton. Namun, jika Pak Kim sudah memberi instruksi, harus segera dituruti. Seandainya kapal gagal diperbaiki sesuai rencana, hukuman berat siap menanti.
Referensi Tulisan: KCNA
Sumber Foto: sudah tertera
Rusia dikabarkan ingin mengoprek pesawat komersial Tu-214 sebagai platform peluncur rudal jelajah Kh-101 dan Kh-22, ide ini muncul pada awal Juni 2025 di kalangan pejabat di kementerian pertahanan Rusia. Menurut artikel yang ditulis bulgarianmilitary.com, proposal tersebut bertujuan untuk menggunakan Tu-214 untuk melengkapi atau bahkan menggantikan armada pembom strategis Rusia yang sudah tua, termasuk Tu-22M3, Tu-95MS, dan Tu-160.
Masih dari artikel yang sama, gagasan tersebut telah memicu intrik dan skeptisme, karena berupaya mengatasi tekanan yang meningkat pada kemampuan penerbangan jarak jauh Rusia di tengah kerugian yang terus-menerus dialami akibat serangan drone Ukraina melalui Operasi Jaring Laba-Laba pada 1 Juni 2025 lalu. Rusia juga menghadapi masalah produksi, karena pesawat pembom seperti Tu-95 dan Tu-22M3 tidak lagi diproduksi. Hanya Tu-160 yang masih diproduksi, tapi kemampuan produksinya sangat terbatas.
Sementara Pabrik Penerbangan Kazan, produsen Tu-214 dan pesawat strategis lainnya, kemungkinan akan mendukung inisiatif semacam itu. Tapi, kendala teknis dan logistik yang signifikan menimbulkan keraguan atas kelayakannya
Di masa lalu, Tu-214 juga telah diadaptasi untuk peran-peran khusus, termasuk varian pengintaian seperti Tu-214R, yang dilengkapi dengan radar canggih dan sensor elektro-optik untuk pengumpulan data intelijen. Ada juga varian Tu-214ON, yang digunakan untuk misi-misi observasi berdasarkan perjanjian-perjanjian internasional. Namun, varian-varian militer ini diproduksi dalam jumlah terbatas, dan desain inti pesawat ini tetap berakar pada asal-usulnya sebagai pesawat sipil.
Sebagai pengingat bagi Agan, Tu-214 adalah pesawat jet bermesin ganda yang dirancang oleh Tupolev pada tahun 1990-an. Pesawat punya berat lepas landas maksimum 110,7 ton dan kapasitas muatan 25 ton. Awalnya dikembangkan sebagai evolusi dari Tu-204 era Soviet, pesawat ini dimaksudkan untuk bersaing dengan pesawat penumpang Barat, seperti Boeing 737 dan Airbus A320.
Pesawat ini memiliki jangkauan sekitar 5.650 km dengan kondisi penumpang penuh. Sementara kapasitas mengangkut maksimal adalah 210 penumpang dalam konfigurasi standar. Desainnya mengutamakan efisiensi untuk rute komersial jarak menengah, dengan kecepatan jelajah sekitar 869 km per jam dan ketinggian terbang 39.000 kaki.
Untuk rudal jelajah Kh-101 yang akan dipasang pada Tu-214 adalah rudal jelajah subsonik dengan desain siluman (stealth), yang punya jangkauan hingga 2.500 km. Rudal dirancang untuk menghajar target bernilai tinggi dan biasanya dibawa oleh Tu-95 dan Tu-160.
Sementara, Kh-22 adalah rudal anti-kapal supersonik dengan jangkauan 595 km, biasanya dibawa oleh Tu-22M3. Kedua rudal telah sering digunakan dalam perang di Ukraina.
Saat ini armada pesawat pengebom strategis Rusia menghadapi tantangan yang berat, terutama dari sisi perawatan dan jumlahnya. Tu-95MS, adalah pesawat pengebom bermesin turboprop yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an, merupakan salah satu pesawat tertua di gudang senjata Rusia.
Meski telah di-upgradeuntuk membawa rudal jelajah modern seperti Kh-101, rangka pesawatnya sudah ketinggalan zaman, dan perawatannya semakin sulit karena usianya yang terus menua, pesawat ini tidak lagi diproduksi. Menurut laporan International Institute for Strategic Studies “Military Balance 2025”, Rusia mengawali tahun 2025 dengan sekitar 57 pesawat Tu-95MS.
Sementara Tu-22M3, merupakan pesawat pengebom supersonik yang dirancang di tahun 1970-an, ini adalah platform utama untuk membawa rudal anti-kapal Kh-22, hanya sekitar 55 pesawat yang beroperasi pada awal tahun 2025.
Yang terakhir ada Tu-160, pesawat ini masih diproduksi dalam jumlah terbatas. Ukuran armadanya juga sangat kecil, dengan hanya 20 unit yang bertugas pada awal 2025. Pesawat ini bisa membawa 12 unit rudal anti-kapal Kh-22.
Bentuk rudal jelajah yang panjang, biasanya perlu suspensi internal yang besar. Artinya Tu-214 harus dirubah desainnya untuk bisa membawa rudal jelajah. Masalah lainnya ada di struktur pesawat sipil yang tidak dibuat untuk meluncurkan senjata dari bawah sayap. Hal lain yan perlu dipikirkan adalah tentang integrasi sistem peluncuran dan penargetan, stabilitas, serta kecepatan pelepasan rudal.
Beberapa hal tersebut adalah tantangan yang tak mudah untuk diakali, tentu juga akan memakan waktu lama untuk modifikasi pesawat sipil menjadi pesawat pembawa rudal. Masalah utama yang jadi kendala adalah lambatnya produksi Tu-124.
Pada 2014 misalnya, Pabrik Kazan diberi kontrak untuk membuat 20 pesawat, tapi hanya dua unit yang bisa diselesaikan pada tahun itu. Rusia sendiri menargetkan produksi 70 unit Tu-214 sampai 2030, tetapi tingkat produksi saat ini menunjukkan bahwa tujuan ini tidak dapat dicapai.
Kendala produksi ini menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan mengadaptasi Tu-214 untuk penggunaan militer, terutama dalam memenuhi rencana ambisius sebagai platform pembawa rudal jelajah yang dirancang untuk penyebaran cepat dalam krisis.
Referensi Tulisan: bulgarianmilitary.com
Sumber Foto: sudah tertera
Tahukah bahwa di dunia ini ada ritual keagamaan yang melampaui jumlah jemaah haji, bukan sekadar dua kali lipat, tapi bisa sepuluh kali lipat lebih banyak? Sebuah ziarah yang mengubah kota kecil menjadi samudra manusia, tempat dosa dipercaya bisa luruh hanya dengan satu percikan air.
Namanya Maha Kumbh Mela. Sebuah ziarah kolosal di India yang hanya berlangsung setiap 12 tahun di kota Prayagraj, dan versi terbesarnya ini baru saja selesai Februari 2025 kemarin, dengan total 663 juta manusia datang dalam enam minggu. Sebuah angka yang sulit dipercaya, tapi nyata. Bahkan pada satu hari terakhir saja, 15,3 juta orang mandi bersama di Sungai Gangga.
Peristiwa ini bukan festival dalam pengertian biasa. Tidak ada panggung konser. Tidak ada penjualan tiket. Tidak ada daftar tamu. Tapi entah bagaimana, orang dari seluruh India datang—dari desa-desa terpencil yang bahkan tak muncul di peta, dari kota metropolitan yang sibuk, dari perbukitan Himalaya, dari wilayah yang panas dan kering di Rajasthan, bahkan dari luar negeri, dari Jepang, Amerika, Rusia, Indonesia. Semua menuju satu titik: pertemuan Sungai Gangga, Yamuna, dan sungai mitologis Saraswati. Triveni Sangam, tempat yang dianggap paling suci dalam kepercayaan Hindu, menjadi titik tumpu seluruh semesta spiritual selama beberapa minggu yang padat itu.
Asal mula perayaan ini berasal dari mitologi Samudra Manthan—saat para dewa dan asura (iblis) memutar lautan untuk memperoleh amerta, air keabadian. Dalam perebutan kendi amerta itu, empat tetes nektar jatuh ke bumi: Haridwar, Ujjain, Nashik, dan Prayagraj. Di situlah Kumbh Mela diadakan secara bergilir. Tapi hanya Prayagraj yang menjadi tuan rumah Maha Kumbh Mela—versi terbesarnya—setiap 12 tahun. Dan hanya setiap 144 tahun sekali terjadi konjungsi langit yang sangat langka, membuat edisi tahun ini disebut paling sakral dalam tujuh generasi terakhir. Banyak yang datang bukan hanya demi ritual, tapi karena merasa ini adalah satu-satunya kesempatan hidup untuk ikut menyaksikan keajaiban spiritual ini.
Begitu masuk ke wilayah Kumbh, semua yang biasa jadi luar biasa. Tenda-tenda berjajar sejauh mata memandang, membentuk kota darurat seluas lebih dari 30 kilometer persegi. Ada sistem air bersih sejauh 250 km, 100.000 toilet portabel, 1.200 menara lampu, dan jaringan dapur umum yang mampu memberi makan ribuan orang setiap jam. Rumah sakit lapangan tersedia di tiap zona, lengkap dengan ambulans, apotek, dan pos bantuan darurat. Semua ini dibangun dari nol dan dibongkar kembali saat festival usai. Kota dalam kota. Dunia dalam dunia. India dalam bentuk paling mentah dan paling megah sekaligus.
Tak hanya itu. Karena risiko keamanan sangat besar, sistem canggih berbasis AI diterapkan oleh pemerintah Uttar Pradesh. Kamera pengawas dipasang di ribuan titik. Software cerdas mampu menghitung jumlah kerumunan secara real-time, bahkan bisa mendeteksi lonjakan anomali seperti kepadatan mendadak, kebakaran, atau pelanggaran pagar pengaman. Begitu sistem mendeteksi area terlalu padat, lampu indikator menyala, dan petugas dikirim untuk membubarkan massa secara halus. Ini bukan India yang lambat dan kacau seperti stereotip lama. Ini India yang bisa mengelola ratusan juta manusia dalam satu tempat, tanpa huru-hara besar, walau sempat terjadi satu insiden bulan lalu—ketika kepadatan memicu kepanikan di salah satu gerbang masuk, menyebabkan korban jiwa.
Sebuah pengingat bahwa tak ada sistem yang benar-benar sempurna menghadapi manusia sebanyak ini.
Yang datang ke Kumbh Mela bukan sekadar peziarah fanatik. Ada sadhu—pertapa dengan tubuh berbalur abu, berambut gimbal puluhan tahun, sebagian tak berpakaian, membawa tongkat dan kendi. Mereka berjalan dalam barisan pada hari paling suci, membuka prosesi mandi dengan Shahi Snan, mandi kerajaan. Ribuan kamera mengarah ke mereka. Tak sedikit dari sadhu ini yang sudah punya akun media sosial, ribuan pengikut, bahkan masuk televisi. Tapi tidak semuanya ingin dilihat. Banyak pula yang tetap diam. Bertapa di tenda terpencil. Tak bicara selama tiga dekade. Tidur di ranjang paku. Atau hidup hanya dari satu genggam makanan per hari.
Lalu ada umat biasa, yang jumlahnya puluhan juta. Mereka datang membawa anak, nenek, bekal, kain basah, dan harapan. Ada yang datang naik truk dari desa, ada yang naik kereta lusuh selama dua hari, ada yang jalan kaki berminggu-minggu. Semua hanya ingin satu hal: menyentuhkan tubuh ke air sungai pada saat yang dipercaya suci. Banyak yang hanya sempat berendam tiga detik karena arus manusia begitu padat. Tapi itu cukup. Keyakinan tidak diukur oleh durasi, tapi oleh niat dan getaran hati. Beberapa menangis. Beberapa tersenyum dalam diam. Beberapa duduk lama di tepian, menatap air mengalir dengan wajah yang sulit dijelaskan: tenang, pasrah, dan entah kenapa terlihat lega.
Hari-hari biasa di Kumbh penuh warna. Ada pasar malam, pertunjukan teater jalanan, pembacaan kitab suci, diskusi filsafat, bahkan pengobatan Ayurveda gratis. Tenda-tenda akhara seperti universitas spiritual yang terbuka untuk siapa saja. Di beberapa tenda, guru spiritual memberikan ceramah yang diikuti ribuan pendengar, lengkap dengan terjemahan dalam bahasa Inggris dan Rusia. Di tenda lain, yoga dilakukan massal setiap pagi. Banyak yang datang bukan untuk mandi, tapi untuk belajar. Ada mahasiswa India yang cuti kuliah. Ada pebisnis yang datang mencari kedamaian. Bahkan Perdana Menteri Narendra Modi ikut mandi dan menyebut Maha Kumbh sebagai “persatuan sejati seluruh elemen bangsa.”
Dampak ekonomi sangat besar. Lebih dari 10 juta pekerjaan temporer tercipta—dari sopir, pedagang, juru masak, penjaga tenda, sampai pembersih. Hotel dan homestay di radius 100 km penuh. Penjual makanan jalanan bisa meraup 10 kali lipat pendapatan biasa. Bahkan tukang cukur dan pembuat gelang punya antrean tak putus sepanjang hari. Tahun ini saja, perputaran ekonomi lokal diperkirakan mencapai lebih dari 3 miliar dolar. Festival spiritual berubah menjadi motor ekonomi rakyat. Tanpa harus kehilangan ruhnya.
Namun Maha Kumbh Mela bukan hanya soal data atau skala. Ia adalah peristiwa yang hanya bisa benar-benar dimengerti jika dilihat dan dirasakan langsung. Ada momen-momen kecil yang tak terekam kamera: seorang ibu yang mencuci kaki ayahnya sebelum masuk sungai, seorang kakek yang menyuapi cucunya setelah mandi, seorang pertapa tua yang memberi bunga kepada anak kecil, lalu tersenyum dengan wajah yang seperti tak pernah tersenyum selama sepuluh tahun.
Di malam hari, suasana berubah magis. Lentera-lentera kecil dilepaskan ke air. Mantra dinyanyikan dalam gelombang rendah. Bau dupa dan kayu bakar bercampur dengan udara dingin. Sungai tak lagi terlihat seperti sungai, tapi seperti cermin raksasa yang memantulkan langit. Seseorang bisa duduk di tepian selama berjam-jam tanpa merasa bosan. Tak ada layar ponsel. Tak ada notifikasi. Hanya air, bintang, dan dengungan doa.
Banyak turis asing yang datang untuk mencari “pengalaman India yang sejati.” Tapi Maha Kumbh bukan sekadar atraksi. Ia hidup, ia bergerak, ia menyentuh. Dan ia tidak butuh promosi. Karena dari tahun ke tahun, manusia akan terus datang. Sebab bukan mereka yang mencari Kumbh, tapi Kumbh yang memanggil mereka.
Dan ketika semuanya usai, kota tenda dibongkar, jalanan dibersihkan, sungai kembali sunyi, hanya satu hal yang tersisa: kenangan. Tapi bagi mereka yang sudah masuk ke air suci itu, mungkin juga sebuah rasa baru. Entah ringan. Entah bersih. Entah hanya sugesti. Tapi tetap saja terasa.
Tak ada paspor. Tak ada visa. Tak ada pembatas keyakinan. Semua hanya datang dan mandi. Dan percaya, bahwa air bisa membawa mereka pulang ke dalam diri sendiri.
Jam sudah menunjukkan pukul 01.37 dini hari. Hujan turun deras di luar jendela kamar kos sempit berukuran 2×3 meter itu. Di dalamnya, seorang pemuda 31 tahun duduk di depan meja kecil yang dipenuhi kertas-kertas, botol-botol kecil, dan secangkir kopi instan yang sudah dingin sejak dua jam lalu. Namanya Raka.
Raka bukan siapa-siapa. Ia hanya seorang karyawan toko dengan gaji dua juta rupiah per bulan. Setiap hari, ia berdiri selama delapan jam di balik kasir, melayani pelanggan, menerima omelan atasan, dan menahan sakit di kakinya. Tapi malam ini, seperti malam-malam lainnya, dia duduk di kamar kosnya—mencoba menciptakan sesuatu yang jauh lebih besar dari dirinya sendiri: sebuah parfum dengan aroma yang bisa mengubah hidupnya.
Di atas meja, ada catatan uji coba rapi. “Batch 23 — Vanilla Oud Citrus,” tulisnya. Ia menuliskan proporsi ethanol, PG, bibit parfum, suhu ruangan saat pencampuran, dan catatan tentang aroma di hari ke-1, ke-7, hingga ke-14. Ia bukan perfumer profesional, bukan lulusan kimia, bukan pula influencer. Ia belajar dari forum, video YouTube, dan ratusan kegagalan sebelumnya.
Tapi ada satu hal yang selalu dia bawa: keyakinan.
Di balik lelah bekerja dan hidup hemat, Raka menaruh harapan pada setiap tetes racikannya. “Suatu hari nanti, akan ada orang memakai parfum ini dan merasa percaya diri. Merasa spesial. Dan itu karena aku,” bisiknya.
Dulu, dia pernah malu ketika teman kerjanya mengejek: “Ngapain racik-racik parfum? Kayak yang bakal laku aja.”
Tapi Raka hanya tersenyum. Dalam hatinya, dia tahu: mimpi besar harus dimulai dari hal kecil. Dari kamar kos, dari botol-botol kecil, dari semangat yang tidak pernah padam walau tak ada yang mendukung.
Tiga bulan kemudian…
Raka membuka Shopee dan melihat notifikasi: “1 pesanan masuk – Parfum Vanilla Oud Citrus”.
Tangannya gemetar. Itu adalah pesanan pertamanya. Bukan dari teman, bukan dari saudara. Tapi dari orang asing yang percaya pada produk kecil racikannya.
Hari-hari selanjutnya, satu pesanan jadi lima, lalu sepuluh. Ia mulai menyisihkan penghasilan untuk beli botol kaca lebih bagus, membuat stiker label sederhana di warnet, dan mulai memotret produknya di dekat jendela agar terlihat estetik.
Satu tahun berlalu. Raka sudah punya 5 varian parfum, 300 pelanggan aktif, dan penghasilan tambahan lebih besar dari gaji tokonya. Ia tak lagi merasa sempit di kamar 2×3—karena dalam ruang kecil itulah ia menemukan ruang untuk berani bermimpi dan mewujudkannya.
Pesan Moral:
Kita tidak perlu punya modal besar untuk memulai. Yang kita butuhkan adalah ketekunan, keyakinan, dan keberanian untuk mencoba meski tak ada yang percaya.
Bahkan dari kamar kos sempit pun, sebuah impian besar bisa lahir dan tumbuh, jika kita cukup sabar dan terus bergerak.
Meski terlihat keren, punya kapal selam bertenaga nuklir ternyata bisa bikin pusing juga lho Gan ! Apalagi jika kapal selam itu sudah dipensiunkan, untuk membongkarnya perlu waktu yang lama. Serta tidak boleh sembarangan dalam proses prosesnya.
Inggris punya 23 kapal selam nuklir yang sudah pensiun, dengan fasilitas terbatas; mereka menemui kesulitan untuk mempreteli kapal-kapal tersebut. Bahkan sampai puluhan tahun, kapal selam tersebut hanya didiamkan di dermaga. Namun, pada awal Juni 2025, salah satu kapal selam nuklir HMS Swiftsure mulai menjalani proses pembongkaran.
Hal itu disampaikan Babcock Internationaldi website resmi mereka pada 4 Juni 2025, perusahaan ini akan memimpin proses pembongkaran HMS Swiftsure. Kapal selam ini jadi kapal selam bertenaga nuklir pertama yang akan dibongkar secara mandiri di Inggris.
HMS Swiftsure mulai dipotong-potong sebagai bagian dari proses pemusnahannya. Semua kapal selam bertenaga nuklir milik Angkatan Laut Inggris yang tidak lagi beroperasi saat ini teronggok di dermaga sambil menunggu pemusnahan, sebuah proses yang baru mulai terjadi setelah bertahun-tahun tidak ada perubahan.
Babcock International mengumumkan bahwa pemotongan besar pertama telah dilakukan pada bagian luar Swiftsure. Pemotongan ini melibatkan pelepasan sirip (atau layar) kapal selam, setelah itu kapal selam diturunkan ke dasar dok kering.
Program pembongkaran kapal selam ini disebut dengan Submarine Dismantling Project (SDP). Untuk Swiftsure sedang dibongkar di Rosyth, Skotlandia. Kapal selam tersebut berfungsi sebagai contoh pertama untuk proyek SDP yang lebih luas, yang pada akhirnya akan membongkar kapal selam nuklir Angkatan Laut Inggris lainnya yang sudah tidak beroperasi; meliputi kelas kapal selam serang (SSN) dan kapal selam rudal balistik (SSBN).
Pekerjaan pembongkaran Swiftsure dilakukan oleh Babcock bekerja sama dengan Defense Nuclear Enterprise milik Kementerian Pertahanan, kontraktor KDC Veolia Decommissioning Services UK Ltd, dan Rolls-Royce. Hingga 90 persen Swiftsure (berdasarkan berat total) didaur ulang, dengan setidaknya sebagian baja bermutu tinggi akan digunakan kembali menjadi komponen untuk membuat kapal selam nuklir Angkatan Laut Inggris di masa mendatang.
Dengan mendaur ulang material sedapat mungkin, Inggris ingin memastikan kapal selam yang telah melayani negara dengan sangat baik, dspat terus memberikan manfaat bahkan setelah dinonaktifkan. Rencananya HMS Swiftsure dibongkar sepenuhnya pada akhir tahun 2026, menjadikannya kapal selam bertenaga nuklir Inggris pertama yang dibongkar sepenuhnya di dalam negeri.
Sejauh ini terdapat 16 kapal selam bertenaga nuklir yang dinonaktifkan di Devonport dan tujuh lagi di Rosyth (termasuk Swiftsure ). Kapal-kapal lain di Rosyth termasuk HMS Dreadnought, merupakan kapal selam bertenaga nuklir pertama Inggris, yang mulai beroperasi pada tahun 1963 dan pensiun pada tahun 1980. Ini berarti kapal selam tersebut telah disimpan lebih lama daripada masa tugasnya.
Di Devonport, pangkalan angkatan laut ini memiliki kapasitas tetap untuk maksimal 14 kapal selam. Izin khusus harus diberikan untuk menambah dua kapal selam lagi (HMS Talent dan Triumph, yang tiba pada tahun 2023 dan 2024). Ini memberikan bukti lebih lanjut tentang urgensi dalam memulai penonaktifan jangka panjang kapal-kapal selam tersebut.
Dari 16 kapal selam di Devonport, 12 masih memiliki bahan bakar nuklir di dalamnya. Setiap 15 tahun, setiap kapal masuk ke dok kering untuk pekerjaan inspeksi dan pengawetan, jika diperlukan. Di Rosyth, ruang yang tersedia bahkan lebih sedikit, terutama jika mempertimbangkan kebutuhan pangkalan untuk menampung kapal induk Kelas Queen Elizabeth saat kapal berlabuh di dok kering.
Fakta jika Inggris punyabanyak kapal selam bertenaga nuklir yang menunggu untuk dibuang, mencerminkan bahwa banyak kapal selam pensiun relatif cepat setelah berakhirnya Perang Dingin. Selama masa-masa ketegangan ini, prioritasnya adalah membangun kemampuan bawah air, tanpa memikirkan tentang apa yang akan dilakukan dengan kapal selam bertenaga nuklir setelah tidak lagi dibutuhkan.
Di masa lalu, bahkan disarankan agar kapal selam tersebut diisi dengan pemberat kemudian ditenggelamkan di laut pada kedalaman tertentu. Tetapi pembuangan bahan nuklir di laut seperti itu dilarang pada tahun 1983.
Penyimpanan kapal selam bertenaga nuklir dalam jangka panjang tidak hanya menghadirkan tantangan keselamatan dan keamanan yang sangat serius, tetapi penyimpanan dan pemeliharaan kapal tersebut juga merupakan investasi ekonomi yang cukup besar. Berbeda dengan Amerika, mereka telah menyiapkan program penonaktifan kapal selam nuklirnya, sehingga setelah kapal selam pensiun; tidak butuh waktu lama untuk dipreteli.
Babcock kini juga dikontrak untuk mempersiapkan pembongkaran bahan bakar nuklir dari empat SSN (kapal selam serang) Kelas Trafalgar. Pembongkaran bahan bakar nuklir telah dilakukan sebelumnya di Inggris, 7 kapal selam di Rosyth telah dibongkar bahan bakarnya, dan dari 16 kapal di Devonport, empat sudah tidak memiliki bahan bakar nuklir yang tersisa.
Namun, pekerjaan pada empat SSN Kelas Trafalgar akan menjadi pembersihan bahan bakar nuklir pertama pada kapal selam Angkatan Laut Inggris yang dinonaktifkan dalam lebih dari 20 tahun.
Pada 2003, bahan bakar kapal selam nuklir telah dikeluarkan segera setelah dinonaktifkan, tetapi proses ini dihentikan setelah dipastikan bahwa fasilitas untuk melakukan pekerjaan ini tidak lagi cukup aman. Sebagai tindakan sementara, sirkuit primer kapal selam ini telah diolah secara kimia dan dilengkapi dengan peralatan pemantauan radiasi tambahan.
Sekilas tentang HMS Swiftsure, kapal selam mulai beroperasi pada tahun 1973, kapal selam ini bertugas hingga tahun 1992. Sebuah episode yang sangat penting dalam tugas kapal selam ini terjadi pada tahun 1977, ketika Swiftsure menembus tanpa terdeteksi melalui lapisan pengawalan berlapis kapal perusak dan frigat yang menngawal kapal induk Angkatan Laut Soviet bernama Kiev.
Kapal selam tersebut berhasil merekam tanda akustik yang sangat berharga dan mengambil gambar periskop bawah air yang terperinci dari lambung dan baling-baling kapal induk Soviet tersebut. Di sisi lain, Inggris harus segera membongkar kapal selam yang tersisa, karena pada 2040, empat kapal selam rudal balistik (SSBN) Kelas Vanguard akan segera digantikan empat kapal selam Kelas Dreadnought.
Dan mulai akhir tahun 2030-an, Inggris harus menyingkirkan tujuh kapal selam serang (SSN) Kelas Astute. SSN ini akan digantikan oleh 12 SSN yang dikembangkan di bawah program SSN-AUKUS bersama AS dan Australia. Dari kasus Inggris ini, kita jadi paham, jika punya kapal selam nuklir itu ternyata juga bikin pusing; karena banyak hal yang harus dipersiapkan.
Referensi Tulisan: Navy Lookout& Babcock International
Sumber Foto: sudah tertera
video mubahalah alm, gus auzy (sumber: Youtube AR_Nuys)