Dijadikan Bahan Imajinasi Netijen, 7 Artis Cantik Ini Jadi Korban Fantasi Digital

Dijadikan Bahan Imajinasi Netijen, 7 Artis Cantik Ini Jadi Korban Fantasi Digital

Di era digital, yang palsu bisa lebih dipercaya daripada yang nyata. Apalagi kalau yang palsu bisa di-zoom.”

Halo gan, balik lagi sama obrolan absurd tapi nyata dari negeri +62. Negeri yang katanya ramah, tapi kalau lihat seleb cantik dikit langsung mikirnya bukan-bukan. Lo sadar gak, sekarang bukan cuma berita yang bisa dimanipulasi, tapi wajah orang juga? Teknologi AI makin hari makin gila, tapi sayangnya netijen kita masih di level scroll tanpa baca caption.

Hari ini kita bakal bahas topik yang rada sensitif, tapi dibungkus dengan humor, sarkasme, dan sedikit harapan bahwa akal sehat masih ada. Ini tentang 7 artis cantik Indonesia yang viral, bukan karena prestasi atau karya, tapi karena dijadiin bahan imajinasi liar berkat teknologi AI.

Iya, lo gak salah baca. Wajah mereka dicomot, ditempel ke badan orang lain, dikasih suara yang mirip, dan boom viral. Ada yang percaya, ada yang pura-pura gak percaya tapi disimpan diam-diam.

Langsung aja, siapin kopi pahit lo. Karena isi tulisan ini lebih pahit dari mantan yang nikahnya cepet banget.

1. Anya Geraldine – Karena Cantik Itu Kutukan di Negeri yang Doyan Nge-judge

Dijadikan Bahan Imajinasi Netijen, 7 Artis Cantik Ini Jadi Korban Fantasi Digital

“Kalau lo cantik dan punya followers banyak, di Indo lo dianggap public property. Semua bebas komen, bebas ngedit, bebas ngaco.”

Anya tuh udah langganan jadi topik netizen, dari gaya hidupnya, pakaiannya, sampai cara dia senyum. Netijen kita emang punya bakat jadi detektif moral dadakan, tapi lupa kalau keyboard juga bisa nyakitin.

Suatu hari, muncullah video AI dengan wajah Anya yang… ya, lo tahu lah. Banyak yang share, banyak juga yang sok bijak bilang, “Kita doakan saja semoga dia berubah.”

Padahal? Itu bukan dia, bos. Cuma AI deepfake. Tapi siapa peduli? Netijen udah keburu imajinasi liar. Ngerinya, gak ada yang minta maaf pas tahu itu palsu. Karena minta maaf itu mahal, lebih mahal dari kuota buat stalking IG-nya.

2. Amanda Manopo – Dari Ratu Sinetron ke Ratu Photoshop Level Neraka

Dijadikan Bahan Imajinasi Netijen, 7 Artis Cantik Ini Jadi Korban Fantasi Digital

“Haters bilang ‘cewek ini terlalu vulgar.’ Padahal yang vulgar tuh imajinasi lo sendiri, bro.”

Amanda Manopo dikenal lewat perannya di sinetron yang jam tayangnya bisa nyamain durasi tidur ideal. Tapi dia tetap profesional, totalitas. Sayangnya, makin terkenal makin rawan jadi bahan editan.

Gambar AI dia dengan pose-pose yang mustahil beredar di grup WA bapak-bapak. Lo tahu yang lebih serem? Banyak yang ngira itu asli. Bahkan ada yang sampe debat di kolom komentar, “Bukan ini real kok, gue simpen versi HD-nya.”
Hebat ya, teknologi bisa bikin orang bodoh keliatan yakin banget.

3. Pevita Pearce – Kecantikan Sehalus Photoshop, tapi Gak Layak Jadi Korban Manipulasi Murahan

Dijadikan Bahan Imajinasi Netijen, 7 Artis Cantik Ini Jadi Korban Fantasi Digital

“Pevita cakep, classy, dan gak neko-neko. Tapi netijen Indo emang kayak air got. Bisa nyeret siapa aja ke tempat kotor.”

Kalau lo naksir Pevita, itu wajar. Tapi kalau lo simpen fotonya hasil AI yang vulgar? Itu lo butuh pertolongan spiritual. Pevita tuh salah satu artis yang auranya adem. Tapi tetep aja ada akun luar yang pakai wajah dia buat konten AI dewasa.

Lucunya, yang nyebarin lebih banyak orang lokal. Support lokal, katanya.
Gue kadang mikir, kita ini bangsa yang gampang baper sama komik LGBT, tapi santai banget nyebar deepfake bokep. Ironi yang cocok jadi judul skripsi sosiologi.

4. Cinta Laura – Cantik, Cerdas, Tapi Gak Bisa Kabur dari Imajinasi Miring Netizen

Konten Sensitif

Dijadikan Bahan Imajinasi Netijen, 7 Artis Cantik Ini Jadi Korban Fantasi Digital

“Lo boleh punya IQ tinggi, gelar luar negeri, tapi kalau lo cantik… di Indo lo tetep bisa jadi bahan zoom.”

Cinta Laura tuh tipe orang yang isi kepalanya lebih mahal dari isi tasnya. Tapi karena dia outspoken, banyak yang gak suka. Dan kebencian itu, di era AI, bisa diwujudkan jadi bentuk visual.

Foto AI-nya muncul di forum luar, diedit, disebar, lalu masuk ke Indo. Yang bikin miris, bukan cuma akun fake yang nyebarin, tapi akun-akun verified yang “cuma repost, bukan bikin.”
Yaelah, bro. Itu kayak bilang lo cuma nyetir mobil curian, bukan maling. Tetep aja dosa.

5. Ariel Tatum – Visual Overload, Jadi Sasaran Utama Fantasi Gratisan

Dijadikan Bahan Imajinasi Netijen, 7 Artis Cantik Ini Jadi Korban Fantasi Digital

“Ariel tampil percaya diri = dibilang pamer. Ariel diem = dianggap sok jual mahal. Jadi cewek emang susah.”

Ariel ini dari dulu sering banget dijadikan simbol “cewek Indo yang hot.” Dan lo tahu sendiri, otak sebagian orang kita tuh ngeresnya auto.

Maka lahirlah video AI yang parah banget, literally bikin orang mikir itu asli. Komentarnya? Campur aduk antara engas, sok suci, dan konspirasi.

Padahal, kalau semua energi buat bikin deepfake dipake buat nulis CV, mungkin kita gak bakal kalah saing sama negara tetangga.

6. Syifa Hadju – Baru Naik Daun, Langsung Kena Badai Digital

Dijadikan Bahan Imajinasi Netijen, 7 Artis Cantik Ini Jadi Korban Fantasi Digital

“Fame itu kayak nasi padang: makin banyak lauk, makin besar juga resiko ketumpahan sambel.”

Syifa ini termasuk artis muda yang lagi naik. Tapi lo tahu dunia digital, gak nunggu lama buat nyeret siapa aja ke lubang hitam. Ada video animasi AI yang pakai wajah dia, dan dengan cepat nyebar di Twitter, Reddit, sampai forum Indo yang isinya… ya, lo tahu lah.

Komentarnya? “Gak nyangka dia berani.” Padahal itu bukan dia. Tapi netijen kita tuh kadang gak perlu bukti, cukup koneksi internet dan libido.

7. Raline Shah – Elegan, Kalem, tapi Tetep Jadi Korban Dunia yang Gak Peduli Izin

Dijadikan Bahan Imajinasi Netijen, 7 Artis Cantik Ini Jadi Korban Fantasi Digital

“Raline itu kayak bunga di taman. Tapi taman sekarang dijagain netijen yang lebih mirip kambing liar.”

Lo gak akan nemu Raline pamer sana-sini. Dia elegan, kalem, dan jauh dari drama. Tapi tetap aja, wajah dia muncul di konten AI yang gak pantas.
Yang paling nyebelin? Orang-orang malah debat soal “mana yang lebih hot,” bukannya nanya: “Kok bisa sih ini nyebar segampang itu?”

Karena kenyataannya, kita hidup di dunia yang lebih peduli sama drama palsu daripada fakta asli.

Penutup: Cantik Bukan Dosa, Imajinasi Liar Itu yang Bahaya
“Ketika lo lebih percaya video palsu daripada klarifikasi asli, mungkin yang rusak bukan AI… tapi otak lo.”

Gue nulis ini bukan buat nyembah artis, tapi buat ngingetin bahwa teknologi itu netral. Mau dipakai buat bantu atau buat ngerusak, tergantung penggunanya.
Kalau hari ini kita diem liat mereka dijadiin bahan imajinasi liar, besok mungkin giliran adik lo, pacar lo, atau lo sendiri. Deepfake gak milih target. Tapi yang nyebar… seringkali justru kita sendiri.

Kalau tulisan ini nyentil dikit aja logika dan hati lo, bantu sebarin.Bukan buat viral, tapi buat jadi pengingat bahwa dunia maya juga butuh etika.

[hr]
Sumber Data dan Referensi:
Kominfo:  Bahaya Deepfake dan Literasi Digita
Detik Hot – Artis Indonesia dan Skandal Deepfake
YouTube Podcast Deddy Corbuzier feat Anya Geraldine
CNN Indonesia – Cinta Laura soal eksploitasi digital

Waktunya KASKUS Comeback: Biar Gen Z Juga Ngerasain Surga Thread dan Cendol

Waktunya KASKUS Comeback: Biar Gen Z Juga Ngerasain Surga Thread dan Cendol

Setiap generasi punya rumahnya sendiri. Tapi rumah yang pernah jadi tempat tumbuh, layak diperbaiki-bukan dikubur

Apasih kaskus? Secara resmi, KASKUSmenyebut dirinya sebagai: The Largest Indonesian Community. Kaskus adalah forum diskusi terbesar, tempat segala hal dibahas dari horor, humor, politik, sampe jual beli. Bahkan istilah agan, sist, cendol, bata, dan trit lahir dari sana.

Gue nulis ini bukan karena nganu, tapi ada yang sayang banget kalau dibiarkan. Kayak rumah lama yang dulu jadi tempat nongkrong rame-rame, sekarang jadi gudang. Debuan. Sepi. Padahal isinya emas. KASKUS.

Dulu, Kaskus tuh bukan sekadar forum. Dia ekosistem. Surga para bocah warnet, tempat belajar dunia nyata dari obrolan maya. Tempat kita belajar sarkasme elegan, bercanda yang ada isinya, nge-bacot tapi penuh logika. Thread-threadnya? Kadang lebih mendidik dari guru sekolah. Kadang lebih membekas dari mantan.

Tapi sekarang, Gen Z lebih kenal TikTok, Twitter, Instagram, dan Reddit. Nggak salah. Platformnya emang nyuguhin dopamine instan. Scroll dikit dapet hiburan, swipe kanan ketemu insight, scroll lagi ketawa-tawa sendiri. Simple. Cepet. Padet. Sedangkan Kaskus… ya, maaf, bro, tampilannya masih kayak tahun 2012, bahkan warnet juga udah upgrade ke LED.

Data Pasar: Peta Medan Tempur Sekarang

Menurut DataReportal 2024, Gen Z (usia 12–27 tahun) mendominasi pengguna aktif internet Indonesia, dengan waktu rata-rata online 8 jam/hari. Dari situ, 70%-nya menghabiskan waktu di platform berbasis visual cepat (TikTok, IG Reels, YouTube Shorts). Sementara itu, forum diskusi? Kurang dari 5%. Kecil? Iya. Tapi jangan lupa, 5% itu berarti masih jutaan orang.

Artinya, bukan nggak ada pasar buat Kaskus, cuma… Kaskus belum main di medan yang sama. Platform lain udah pake algoritma AI, Kaskus masih berharap orang mau baca panjang-panjang tanpa feed yang menggoda. Sedangkan Gen Z udah kebal sama clickbait, tapi gampang terpancing FOMO dan konten yang relatable.

Gen Z Itu Gak Anti Forum, Mereka Cuma Belum Ketemu yang Cocok

Coba deh liat Reddit. Di luar sana, forum masih hidup. Karena apa? Karena komunitasnya aktif, kreatif, dan paling penting: mereka bisa *ngasih reward* ke kreator. Reddit punya sistem upvote yang real. Orang yang bikin konten bagus bisa naik kelas sosialnya, bisa monetisasi juga. Ada rasa “gue dihargai di sini”.

Kaskus? Dulu punya sistem reputasi, cendol-bata. Tapi itu nggak cukup lagi sekarang. Zaman sekarang, reward harus real: bisa diuangkan, bisa dipamerin, bisa bikin proud. Ga cuma sekadar “gan, trit agan mantap”.

Jadi, Gimana Biar Kaskus Gak Cuma Jadi Kenangan?

1. Dukung Para Kreator Secara Nyata

Kalau Kaskus mau hidup, Kaskus harus kasih panggung. Yang beneran. Kreator thread harus dapet reward: entah itu uang, exposure di media sosial, atau badge eksklusif yang bikin mereka bangga.

Ga usah takut rugi dulu. Di TikTok, orang bisa viral cuma karena nari doang. Di Kaskus? Ada yang nulis thread 3.000 kata riset sendiri, cuma dapet 15 reply dan 2 cendol. Ya kabur lah.

2. Posting Ulang Thread Keren ke Sosmed

Thread-thread berkualitas jangan cuma jadi konsumsi Kaskuser. Upload ulang ke TikTok, IG, Twitter. Bikin kontennya adaptif: singkat, visual, dan ajak balik ke Kaskus buat versi full-nya.

Bayangin ada thread horor asli, dibikin teaser-nya di TikTok. Ending-nya: “Mau tau kelanjutannya? Baca full story di Kaskus.” Gitu caranya narik Gen Z.

3. Update UI/UX Kaskus: Biar Ga Terlihat Kayak Forum Pensiunan

Sorry to say, tapi tampilan Kaskus sekarang kayak museum. Nostalgia itu bagus, tapi harus dibungkus kekinian. Dark mode, infinite scroll, feed rekomendasi berbasis minat, support embed media kaya YouTube, Spotify, TikTok. Semua itu standar minimal sekarang.

4. Bikin Fitur Interaktif & Personal

Gen Z suka interaksi. Voting, polling, AMA (ask me anything), kuis dengan hadiah, challenge antar komunitas. Bikin mereka pengen balik bukan karena wajib, tapi karena nagih.

5. Rekrut Influencer Gen Z Buat Bikin Thread

Jangan andalin user lama terus. Banyak anak muda jago nulis, lucu, absurd, tapi insightful. Rekrut mereka. Kasih tantangan: bikin thread seminggu sekali. Yang bagus diangkat, yang viral diberi bonus. Sederhana, tapi efektif.

Kaskus Punya Sejarah, Jangan Biarkan Jadi Sekadar Cerita

Kita ini generasi yang pernah nyicipin emasnya internet. Kita tahu rasanya debat logis di forum, tahu rasanya punya reputasi bukan dari follower, tapi dari isi otak. Jangan sampe semua itu hilang cuma karena kita terlalu malas memperbarui sistem.

Dan buat Gen Z: kalian butuh tempat yang lebih dari sekadar scroll-scroll. Tempat di mana ide lo dihargai, di mana argumen lo bisa menantang status quo, di mana konten lo bisa ngasih perubahan. Kaskus bisa jadi tempat itu, asal semua pihak mau gerak.

Kalau kita nggak bangunin rumah lama kita, nanti bakal ditempatin orang lain. Dan kita cuma bisa ngintip dari jendela.

Jadi Gini, Gansis…

Gue nulis ini bukan buat nostalgia doang, tapi ajakan. Biar Kaskus bisa hidup lagi. Biar tempat ini jadi ruang diskusi sehat lagi. Biar generasi baru tau, bahwa forum itu bukan hal kuno. Justru ini masa depan, kalau kita bisa ubah cara mainnya.

Kalau lo ngerasa tulisan ini nyentuh, minta tolong: sebarkan. Share ke medsos, ke grup, ke temen lo yang dulu pernah Kaskusan. Dan bilang ke mereka: ini belum selesai. Ini baru mulai lagi.

KASKUS itu kita. KASKUS itu lo, gue, dan semua yang pernah mikir sambil ketawa di balik layar.

Mari kita bangunin lagi rumah ini. Karena rumah yang penuh kenangan itu cuma perlu lampu baru, bukan dihancurin.

Waktunya KASKUS Comeback: Biar Gen Z Juga Ngerasain Surga Thread dan Cendol

#HidupkanKembaliKaskus #GenZButuhForum #KreatorBerdaya

Share Film Kriminal atau Misteri Paling Favorit!

Share Film Kriminal atau Misteri Paling Favorit!

Siapa disini yang juga sama-sama penggemar film? 
Film sudah menjadi salah satu hiburan favorit saya di waktu luang. Entah itu weekdays maupun weekend, selama ada waktu bersantai menonton film adalah pilihan. 
Sebenarnya saya tidak memiliki genre khusus ya, baik itu film romansa, thriller, horror, komedi, action, atau animasi anak-anak sekalipun, selama premis filmnya menarik maka akan tetap saya tonton. 
Walaupun begitu, ada satu genre yang mungkin bisa dibilang lebih saya pilih dibandingkan genre lainnya, yaitu kriminal atau misteri, walaupun tidak bisa dikatakan sebagai favorit juga sih. Entah kenapa dua genre ini menurut saya punya pesona sendiri. Mungkin karena seringkali genre kriminal atau misteri punya alur yang sulit ditebak. Sehingga sebagai penonton kita senantiasa menerka-nerka, kira-kira kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya atau plot twist apa yang akan terbongkar. Rasa penasaran inilah yang membuat saya tidak pernah bosan menonton film atau serial dengan genre tersebut. 
Salah satu film favorit saya dengan genre yang sama adalah Se7en. Film yang diperankan oleh Brad Pitt dan Morgan Freeman ini bercerita tentang obsesi seorang sosiopat terhadap 7 dosa besar dalam injil. Film ini mengulik cara berpikir seorang sosiopat dari sudut pandang detektif, film yang menarik meskipun ada beberapa scene s*dis didalamnya. Buat yang tertarik menonton, pastikan tidak punya penyakit mental ya!
Kalau Gan dan Sis, film kriminal dan misteri favorit kalian apa? Sharing ya buat referensi nonton selanjutnya!

Jamur Dari Lorong Waktu

Jamur Dari Lorong Waktu

Di tengah belantara Sulawesi Tengah, tersembunyi sebuah wilayah hutan yang tak pernah disebut dalam peta wisata.
Penduduk lokal menyebutnya Hompukda—tempat yang dilupakan waktu.
Bukan karena tak indah, tapi karena terlalu sunyi. Terlalu aneh. Terlalu… berbeda.

Di sana, tumbuh jamur yang tak ditemukan di tempat lain di dunia.
Bukan jamur biasa. Jamur ini bercahaya biru keperakan saat malam tiba,
muncul hanya sekali dalam 39 tahun, dan mengeluarkan aroma yang tak bisa dijelaskan:
seperti vanila yang terbakar… dan besi hangus.

Yang menyentuhnya, konon, tidak kembali dalam waktu yang sama.

Tahun 1997, seorang peneliti muda asal Jepang, Dr. Kazuki Hayashi,
menemukan referensi tentang jamur ini dalam manuskrip tua peninggalan Belanda.
Disebut Mycena Temporalis. Jamur yang dapat “memengaruhi persepsi temporal makhluk hidup.”

Ia pun berangkat ke Hompukda bersama dua rekannya dari Universitas Indonesia dan seorang penerjemah lokal.
Mereka masuk hutan di pagi hari.
Tiga hari kemudian, hanya Kazuki yang kembali.
Ia ditemukan di pinggir hutan. Linglung. Tak mengenali siapa pun.
Jam tangannya rusak… tapi menunjukkan tanggal 9 April 2031.

Setelah kembali ke Jepang, Kazuki mulai berubah.
Ia tak lagi tidur. Ia menggambar jamur itu di seluruh dinding rumahnya.
Ia terus-menerus bergumam, “Aku melihat diriku… tapi bukan aku…”
Kemudian, ia hilang. Tanpa jejak. Tahun 1999.

Namun sebelum itu, ia menulis sebuah catatan. Hanya satu lembar, lusuh, dengan tinta yang nyaris pudar:

> “Kami menyentuh jamur itu. Waktu melipat. Aku bertemu diriku sendiri, tapi lebih tua.
Ia bicara dalam bahasa yang belum kukenal. Ia memperingatkan kami… tapi terlambat.
Waktu tidak lurus. Ia bercabang, berputar, dan kadang… saling bertabrakan.”

Tahun 2022, lima mahasiswa dari Universitas Tadulako mencoba menelusuri ulang jejak ekspedisi Kazuki.
Mereka membawa kamera, alat ukur elektromagnetik, dan peta kuno.
Hanya satu yang kembali.

Rekaman video hanya menyisakan tujuh detik.
Tampak jamur biru raksasa yang tumbuh cepat dari tanah.
Di sekelilingnya, jamur-jamur kecil seperti berdenyut, seolah bernapas.
Lalu terdengar suara bisikan dalam bahasa asing—mirip Toraja kuno.

Seorang ahli linguistik menerjemahkannya:

> “Engkau telah membuka pintu. Tapi tidak semua pintu bisa ditutup kembali.”

Apa sebenarnya jamur ini?
Sebagian ilmuwan menduga ia bukan sekadar organisme,
melainkan entitas kuantum yang ada di berbagai dimensi sekaligus.
Menjamahnya, sama dengan melemparkan diri ke persimpangan waktu.

Teori ini ditolak secara resmi.
Namun sejak tahun 2000, kawasan Hompukda dijaga oleh lembaga misterius yang mengaku bagian dari pemerintah.
Tak ada yang tahu pasti siapa mereka, atau apa yang mereka cari.

Salah satu penduduk desa, Lala Ando, pernah berada dekat jamur itu saat masih muda.
Ia mengaku, sejak hari itu, ia dapat “mencium masa lalu.”
Ia tahu kapan seseorang berbohong hanya dari bau tubuhnya.
Ia tahu isi kenangan lama hanya dari aroma.

Para ilmuwan menyebutnya olfaktual temporis.
Tapi tak satu pun bisa menjelaskan mekanismenya.

Hompukda tak pernah ada dalam peta.
Jika dicari di Google Maps, hanya terlihat hutan hijau tanpa nama.
Namun jika ditelusuri dari peta Belanda abad ke-18, titiknya kira-kira berada di 1°00′ LS dan 120°00′ BT.

Siapa yang menanam jamur itu?
Apakah ia bagian dari eksperimen kuno? Atau peninggalan dari dunia sebelum kita?
Mungkin… ia bukan dari dunia ini sama sekali.

Waktu bukan garis lurus. Ia bisa terlipat. Terbelah.
Dan di dalam lipatan itu, mungkin tumbuh sesuatu yang seharusnya tidak disentuh.

Donald Trump Dikabarkan akan Umumkan Darurat Militer pada 20 April

Donald Trump Dikabarkan akan Umumkan Darurat Militer pada 20 April

KONTAN.CO.ID – WASHINGTON DC. Pada tanggal 20 Januari 2025, salah satu perintah eksekutif pertama yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump adalah mendeklarasikan keadaan “darurat nasional” di sepanjang perbatasan selatan Amerika Serikat.

Perintah eksekutif tersebut mencantumkan sebuah klausul yang menyebutkan kemungkinan untuk “mengaktifkan Undang-Undang Pemberontakan 1807” dan kemungkinan besar akan mengerahkan militer di wilayah AS pada 20 April 2025, sembilan puluh hari setelah perintah tersebut ditandatangani.

kontan.co.id

Partikel yang Menghancurkan Waktu: Misteri Neutrino

Partikel yang Menghancurkan Waktu: Misteri Neutrino

Di ruang kosong yang melampaui segala yang kita kenal, terdapat partikel-partikel kecil yang, meskipun hampir tidak dapat dilihat, memengaruhi alam semesta dengan cara yang tak terbayangkan. Salah satunya adalah neutrino. Partikel ini, yang hampir tidak memiliki massa dan tidak terpengaruh oleh gaya elektromagnetik, bisa jadi adalah salah satu misteri terbesar dalam fisika modern.

Neutrino pertama kali ditemukan pada tahun 1956 oleh Clyde Cowan dan Frederick Reines dalam eksperimen yang sangat cermat. Mereka mengamati deteksi gelombang dari partikel ini yang dihasilkan dari reaksi nuklir. Saat pertama kali ditemukan, neutrino dianggap sangat sulit untuk ditangkap, karena ia tidak berinteraksi dengan materi lain kecuali melalui gaya lemah, salah satu dari empat gaya fundamental alam. Bahkan, di dunia yang penuh dengan radiasi, gravitasi, dan elektromagnetik, neutrino terus bergerak tanpa terhalang, seolah-olah tidak terikat oleh hukum fisika yang ada.

Namun, meskipun partikel ini tidak bisa dilihat atau disentuh, dampaknya mungkin lebih besar daripada yang kita bayangkan. Neutrino adalah saksi bisu dari proses-proses yang terjadi jauh di dalam inti bintang, termasuk matahari kita. Mereka adalah jejak-jejak dari kekuatan yang membentuk alam semesta ini, tetapi mempelajari mereka adalah hal yang sangat sulit. Bagaimana sebuah partikel yang begitu kecil dan hampir tidak bisa berinteraksi dengan materi lainnya bisa memberi kita begitu banyak informasi tentang asal-usul dan takdir alam semesta?

Pada tahun 2011, sebuah eksperimen yang dilakukan oleh tim ilmuwan di CERN, laboratorium besar di Swiss, mengungkapkan sesuatu yang sangat mengejutkan. Mereka mengklaim bahwa neutrino dapat bergerak lebih cepat dari cahaya. Ini menggemparkan dunia sains, karena menurut teori relativitas Albert Einstein, tidak ada partikel yang bisa melampaui kecepatan cahaya. Jika eksperimen itu terbukti benar, maka semua pemahaman kita tentang fisika bisa jadi perlu direvisi.

Namun, kontroversi ini tidak berlangsung lama. Beberapa bulan setelah pengumuman tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa hasil eksperimen itu disebabkan oleh kesalahan teknis, bukan pelanggaran hukum alam semesta. Meskipun demikian, penemuan ini tetap memicu gelombang besar dalam dunia sains, mendorong penelitian lebih lanjut tentang sifat misterius neutrino.

Bagi banyak orang, neutrino tetap menjadi partikel yang tidak terjangkau, tetapi bagi para fisikawan, mereka adalah jendela ke dunia yang lebih dalam. Neutrino berasal dari berbagai sumber, terutama reaksi fusi nuklir yang terjadi di inti bintang. Setiap detik, miliaran neutrino melintasi tubuh kita tanpa kita sadari. Mereka berasal dari matahari, dari bintang-bintang yang jauh di luar galaksi kita, dan bahkan dari ledakan supernova yang terjadi berjuta-juta tahun cahaya dari Bumi.

Sebagai contoh, pada tahun 2015, eksperimen besar yang dikenal sebagai IceCube Neutrino Observatory di Antartika berhasil mendeteksi neutrino yang berasal dari luar angkasa, lebih tepatnya dari galaksi yang sangat jauh. Neutrino tersebut bergerak begitu cepat, melintasi ruang angkasa yang kosong, dan tiba di Bumi dengan energi yang sangat besar. Mereka tampak seperti pesan dari tempat yang sangat jauh, dari peristiwa-peristiwa kosmik yang terjadi jauh sebelum Bumi ada.

Salah satu hal yang paling mengagumkan dari neutrino adalah kemampuannya untuk memberikan wawasan tentang peristiwa yang terjadi jauh di dalam inti bintang. Sebagai contoh, ketika bintang yang sangat besar meledak dalam ledakan supernova, neutrino yang dihasilkan dalam proses tersebut melaju ke luar angkasa, melewati materi bintang yang meledak. Dengan menangkap neutrino ini, ilmuwan bisa mempelajari lebih dalam tentang bagaimana bintang-bintang mati dan mengapa mereka menghasilkan energi yang luar biasa.

Namun, untuk menangkap neutrino dari peristiwa-peristiwa tersebut, dibutuhkan teknologi yang sangat canggih. Di IceCube, detektor detil yang terkubur di bawah lapisan es Antartika, ribuan detektor dipasang untuk mendeteksi sedikit cahaya yang dihasilkan saat neutrino berinteraksi dengan materi. Meskipun deteksi ini sangat jarang, hasil yang diperoleh dapat membuka wawasan baru mengenai peristiwa kosmik yang terjadi miliaran tahun lalu.

Pada tingkat yang lebih kecil, neutrino juga memainkan peran penting dalam fisika partikel. Selama lebih dari seratus tahun, para ilmuwan telah mencoba memahami interaksi antara berbagai partikel subatom, dan neutrino selalu menjadi bagian misterius dari teka-teki ini. Salah satu masalah besar yang dihadapi adalah bagaimana menjelaskan keberadaan massa pada partikel-partikel seperti neutrino. Pada awalnya, neutrino dianggap tidak memiliki massa sama sekali, tetapi eksperimen terbaru menunjukkan bahwa neutrino memiliki massa yang sangat kecil.

Penemuan ini, yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1998 melalui eksperimen yang disebut Super-Kamiokande di Jepang, mengubah paradigma yang telah lama diterima dalam fisika partikel. Ini menunjukkan bahwa neutrino berosilasi—berubah dari satu jenis ke jenis lainnya—selama perjalanan mereka melalui ruang. Proses ini memerlukan massa untuk berlangsung, yang berarti bahwa neutrino, meskipun sangat ringan, memiliki sifat yang lebih rumit daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Meskipun penemuan ini sangat penting, masih ada banyak misteri yang belum terpecahkan mengenai neutrino. Misalnya, apakah neutrino benar-benar memiliki massa yang sangat kecil seperti yang kita duga, atau apakah mereka memiliki massa yang lebih besar, tetapi kita belum dapat mengukurnya dengan cukup akurat? Bagaimana hubungan antara neutrino dengan teori fisika yang lebih besar, seperti teori string atau gravitasi kuantum?

Namun, misteri terbesar tentang neutrino mungkin adalah hubungannya dengan alam semesta itu sendiri. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa studi neutrino dapat membantu kita memahami lebih banyak tentang asal-usul alam semesta dan takdirnya. Misalnya, jika kita bisa mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana neutrino berinteraksi dengan materi dan gaya lain, kita bisa mendapatkan wawasan lebih dalam tentang dark matter (materi gelap) dan dark energy (energi gelap)—dua komponen misterius yang mengatur sebagian besar alam semesta, tetapi masih sangat sedikit yang kita ketahui tentang keduanya.

Kita juga dapat mempelajari lebih banyak tentang asal-usul kehidupan itu sendiri. Neutrino, meskipun sangat sulit untuk ditangkap, bisa memberikan informasi penting tentang bagaimana bahan-bahan yang membentuk kehidupan kita berkembang di seluruh alam semesta. Dalam skala yang lebih besar, neutrino mungkin memberikan petunjuk tentang awal mula kehidupan di Bumi—dan bahkan tentang kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain di alam semesta.

Neutrino adalah contoh sempurna dari sesuatu yang begitu dekat dengan kita, tetapi begitu sulit untuk dipahami. Setiap hari, miliaran neutrino melintasi tubuh kita tanpa kita sadari. Mereka adalah bagian dari dunia yang jauh lebih besar, lebih rumit, dan lebih misterius daripada yang bisa kita bayangkan. Sementara kita mungkin tidak dapat melihat mereka, dampak mereka menggetarkan fondasi dari segala sesuatu yang kita ketahui tentang fisika, alam semesta, dan bahkan kehidupan itu sendiri.

Di dunia yang penuh dengan misteri ini, neutrino adalah saksi bisu dari kekuatan yang membentuk alam semesta. Sebuah partikel yang hampir tidak bisa terdeteksi, tetapi memiliki potensi untuk membuka pintu ke dunia yang lebih dalam, tempat di mana waktu, ruang, dan materi semuanya saling terkait dalam cara yang lebih rumit daripada yang kita bayangkan.

Beginilah Polisi di Mata Warga Konoha, 7 Review Jujur Warga +62 Tentang Polisi,

Beginilah Polisi di Mata Warga Konoha, 7 Review Jujur Warga +62 Tentang Polisi,

“Setiap seragam punya cerita. Tapi gak semua cerita berakhir bahagia. Kadang seragam itu dipakai untuk melindungi, kadang juga bikin orang lari, walau gak salah apa-apa.”

Halo gan,

Kalau denger kata “polisi”, reaksi warga +62 itu macem-macem: dari yang langsung minggir ke bahu jalan, nyari helm cadangan, sampe yang ngeluh dalam hati karena trauma tilang zaman dulu. Kita semua pernah ngalamin fase itu. Gak usah jaim.

Jadi daripada bahas pake teori atau sok-sokan idealis, mending kita buka aja fakta-fakta di lapangan berdasarkan pengalaman rakyat biasa yang hidup dari penghasilan pas-pasan, motor nyicil, dan SIM yang kadang lupa diperpanjang.

1. Setiap Ada Polisi, Jalanan Langsung Tertib (Tapi Sementara)

Bisa dibilang, kehadiran polisi di persimpangan itu efeknya setara kayak kunjungan pejabat: semua langsung rapi. Ojek online yang biasa naik trotoar, langsung turun ke jalan. Ibu-ibu naik motor yang biasanya motong jalur, tiba-tiba sopan.

Tapi giliran polisi geser dua meter, langsung chaos lagi.
Artinya? Ketertiban masih bergantung sama keberadaan fisik aparat, bukan kesadaran. Fenomena ini udah umum di kota-kota besar kayak Jakarta, Bandung, sampai Makassar. Kamera E-TLE mulai bantu, tapi masih banyak daerah yang belum terjamah teknologi itu.

2. Tilang Manual Masih Eksis, dan “Nego” Masih Jadi Pilihan Favorit

Walau udah digaungkan sistem E-TLE (Electronic Traffic Law Enforcement), praktik tilang manual masih banyak ditemukan. Terutama di daerah-daerah yang belum terpasang kamera tilang otomatis.

Dan ya, kita gak bisa tutup mata: warga masih lebih suka ditilang manual… karena masih bisa “diatur”.

Bukan asumsi. Survei Indikator Politik Indonesia (2023) nyebut, 41% warga lebih memilih damai langsung dengan petugasdaripada ikut prosedur resmi. Bukan karena suka nyogok, tapi karena urusannya ribet dan makan waktu.

3. Laporan Hilang Masih Butuh Sabar dan Daya Tahan Emosi

Coba deh tanya orang yang pernah kehilangan motor, dompet, atau HP. Laporan kehilangan ke kantor polisi itu masih kayak uji kesabaran: dari disuruh nulis ulang kronologi, bikin surat pernyataan, sampe dilempar sana-sini.

Di beberapa tempat, petugasnya memang cepat dan responsif. Tapi sayangnya itu belum jadi standar nasional. Banyak laporan warga yang merasa dipingpong atau bahkan diperlakukan kayak pelaku, bukan korban.

4. Kasus Kecil Susah Ditangani, Tapi Kasus Viral Bisa Kelar Dalam Hitungan Hari

Ini udah sering kejadian. Kasus pencurian sandal di kampung bisa mandek berbulan-bulan. Tapi begitu ada kasus viral di TikTok atau Twitter, mendadak semua bergerak cepat.

Contoh? Kasus pemalakan di lampu merah atau prank toxic yang viral—biasanya baru dapet penanganan serius setelah netizen ribut.
Artinya apa? Kadang media sosial lebih efektif daripada laporan resmi. Ironis, tapi nyata.

5. “Gak Semua Polisi Jahat” Itu Benar, Tapi Sulit Dibuktikan di Mata Publik

Kita semua tau ada banyak polisi yang kerja jujur dan dedikatif. Tapi image yang kuat justru datang dari segelintir oknum yang bikin rusak.

Contohnya, kasus Sambo. Kasus itu ngebuka banyak tabir tentang konflik internal dan budaya impunitas. Sekali lagi, bukan asumsi, itu fakta hukum terbuka yang diikuti publik nasional.

Efeknya? Kepercayaan publik jeblok. Survei LSI di akhir 2022 menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap Polri sempat anjlok ke bawah 60%. Buat institusi besar, itu sinyal merah.

6. Rasa Aman Itu Ada, Tapi Masih Selektif

Kalau lo tinggal di daerah yang “panas” deket pasar, terminal, atau kawasan padat, keberadaan polisi memang bisa bikin tenang. Tapi di banyak kasus, patroli itu musiman, sering muncul cuma waktu menjelang pemilu, atau pas ada kunjungan pejabat.

Masih banyak warga yang ngerasa harus jaga diri sendiri dulu, karena respons polisi gak selalu bisa diandalkan cepat. Cek aja berita-berita soal laporan kehilangan anak, kekerasan dalam rumah tangga, atau keributan antar warga. Respons bervariasi, tergantung lokasi dan siapa yang ngelapor.

7. Polisi Baik Ada, Tapi Mereka Jarang Masuk Headline

Pernah ada polisi yang nolongin ibu melahirkan di jalan tol, yang patroli hujan-hujanan, atau bahkan yang dorong mobil mogok. Tapi berita-berita begitu tenggelam di bawah kasus suap, pungli, dan tembak-menembak antar aparat.
Media gak bisa disalahin juga. Judul “Polisi Berbuat Baik” gak klikbaitable dibanding “Polisi Tembak Polisi”.
Jadi, citra polisi yang positif kalah cepat sama realitas internet. Polisi baik gak punya buzzer.

Penutup: Gak Harus Suka, Tapi Gak Buta Fakta

“Kalau udah terlalu sering kena, orang gak perlu diceramahi. Cukup dikasih tahu, dan mereka bakal ngerti sendiri.”

Jadi ya begini, Gan. Tulisan ini gak nyuruh lo suka sama polisi, gak juga minta lo benci. Cuma nampilin apa yang sehari-hari kita lihat dan rasain. Karena buat warga +62, institusi itu bukan soal visi-misi, tapi soal interaksi sehari-hari.
Kalau tulisan ini bikin lo angguk-angguk, mesem-mesem, atau nginget pengalaman pribadi… sebarkan tulisan ini. Biar makin banyak yang tahu kalau kita semua sebenarnya udah ngerti, cuma butuh saling denger.

Referensi dan Data:
linklink 2link 3link 4link 5

Langit yang Tak Pernah Malam: Desa di Atas Bayangan

Langit yang Tak Pernah Malam: Desa di Atas Bayangan

Di sebuah lembah yang terperangkap di antara dua puncak gunung tinggi di Pegunungan Caucasus, terdapat sebuah desa yang tidak ada duanya di dunia. Desa itu, yang dikenal oleh penduduk lokal sebagai Arkan, tidak pernah mengalami malam. Senja terus berlangsung di sana, berlarut-larut hingga tak terhingga, dan matahari terus menggantung rendah di cakrawala. Tidak pernah benar-benar siang, dan tidak pernah benar-benar malam.

Sejak dahulu kala, penduduk Arkan percaya bahwa desa mereka adalah berkat dari Tuhan, suatu anugerah yang memungkinkan mereka hidup dalam keabadian cahaya. Tapi bagi para ilmuwan yang datang untuk menyelidiki, Arkan adalah misteri yang lebih dalam dari sekadar anomali cuaca. Mereka yang datang untuk menyelidiki fenomena ini, sering kali tidak kembali. Yang kembali, mengaku telah melangkah dalam waktu yang lebih lama dari yang mereka kira—seakan telah melewati satu dekade meskipun hanya beberapa hari menghilang.

Pada tahun 1999, seorang astrofisikawan asal Inggris, Dr. Eleanor Pierce, memutuskan untuk meneliti fenomena ini. Dikenal luas karena keahliannya dalam mempelajari efek relativitas waktu di wilayah gravitasi ekstrim, Dr. Pierce berharap dapat menemukan penjelasan ilmiah untuk keanehan yang terjadi di Arkan.

Pada awalnya, kedatangannya disambut hangat oleh penduduk desa. Mereka merasa diberkati oleh kedatangan seorang ilmuwan yang akan memvalidasi keunikan desa mereka. Dr. Pierce langsung mengatur peralatan, termasuk teleskop, alat pengukur waktu, dan sensor gravitasi untuk mengukur perbedaan temporal yang dapat menjelaskan fenomena ini.

Namun, semakin dalam ia melakukan pengamatan, semakin aneh kejadiannya. Pada malam pertama, ia mencatat bahwa meskipun matahari terlihat sangat rendah, cahaya yang dipantulkan tidak seperti cahaya senja biasa. Itu terlalu tajam, terlalu putih. Tidak ada bayangan yang terbentuk, dan langit hanya menunjukkan semburat ungu dan emas, seolah waktu itu sendiri melengkung di atas desa.

Hari kedua, ia merasa bahwa waktu berjalan dengan sangat lambat. Satu hari terasa seperti dua hari, dan satu jam terasa seperti dua jam. Namun, saat ia melihat jam tangannya, tidak ada perubahan—waktu terus berjalan dengan kecepatan yang sama seperti di luar desa. Tetapi ia merasakan, di dalam dirinya, perubahan yang aneh, seolah ia telah memasuki dimensi lain.

Pada hari ketiga, Dr. Pierce berkeliling desa, mewawancarai penduduk yang telah tinggal di sana sepanjang hidup mereka. Mayoritas dari mereka memiliki cerita yang sama—mereka tidak pernah melihat malam. Mereka hanya ingat bahwa matahari selalu terbenam di horizon, tetapi hanya untuk terbit lagi dalam beberapa jam, dalam senja yang tak berkesudahan. Keajaiban yang mereka alami bukanlah sesuatu yang mereka takuti, tetapi sesuatu yang diterima sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Salah satu penduduk desa, seorang wanita bernama Lilia, mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan. “Waktu di Arkan tidak berjalan seperti di tempat lain,” kata Lilia dengan suara lembut. “Kami sudah terbiasa hidup dalam waktu yang… tak terdefinisi. Kadang kami merasa bahwa masa lalu dan masa depan bercampur di sini. Orang yang baru datang merasa bingung, tapi kami sudah biasa.”

Lilia bercerita tentang seorang pria yang datang ke Arkan beberapa tahun yang lalu. Ia datang dengan harapan menyaksikan keajaiban, tetapi ketika ia kembali setelah seminggu, ia berbicara seolah-olah telah hidup di desa itu selama bertahun-tahun. Wajahnya berubah, seakan ia menua dalam waktu yang singkat, dan ia tidak bisa mengingat apa yang terjadi pada dirinya selama berhari-hari di desa.

“Mereka yang datang dan pergi, sering kali tidak mengerti waktu yang telah mereka lewati,” lanjut Lilia. “Beberapa tahun yang lalu, seorang ilmuwan datang dengan timnya, dan mereka hilang. Kami tidak tahu apa yang terjadi pada mereka.”

Dr. Pierce semakin terobsesi. Ia memutuskan untuk tinggal lebih lama, mencoba memetakan anomali waktu yang terjadi di Arkan. Ia mengatur alat pengukur gravitasi di tengah desa, menunggu hasil pengamatan yang lebih jelas. Ia bahkan mengamati langit, memetakan bintang-bintang yang tampak menggantung lebih rendah dari biasanya.

Namun, sesuatu mulai berubah. Suatu malam (atau apakah itu malam?), ia merasakan sebuah sensasi yang sulit dijelaskan. Ia merasa seperti terbangun dari mimpi panjang, meskipun ia baru saja tidur selama beberapa jam. Jam tangannya, yang selalu menunjukkan waktu yang tepat, tiba-tiba menunjukkan waktu yang lebih lambat. Dua hari berlalu dalam waktu semalam. Ia merasa bahwa batas-batas waktu mulai pudar di sekitar Arkan.

Pada akhirnya, Dr. Pierce merasakan efek anomali waktu yang lebih dalam. Seakan ia hidup di luar batasan ruang dan waktu, seolah ia bisa melihat semua kejadian di masa depan dan masa lalu dalam satu pandangan. Dia melihat orang-orang yang sudah lama meninggal di desa itu, berkeliling seolah mereka masih hidup. Ada suatu irama temporal yang tak terduga, yang melintasi hidup dan kematian.

Di hari ke-10, Dr. Pierce mengirimkan surat kepada koleganya di luar desa, mengatakan bahwa ia telah menemukan sesuatu yang luar biasa. Namun, surat itu tidak pernah sampai.

Beberapa minggu setelah Dr. Pierce menghilang, tim penyelamat dikirim untuk mencarikannya. Mereka tiba di desa dengan harapan bisa menemukan jejak atau petunjuk tentang keberadaannya. Namun, mereka tidak menemukan apa-apa selain peralatan ilmiah yang telah ditinggalkan dengan rapi, dan catatan yang mulai memudar. Semua penduduk desa mengaku tidak tahu apa yang terjadi pada Dr. Pierce.

Para penyelamat merasa ada sesuatu yang tidak beres. Waktu di Arkan terasa berbeda. Mereka yang baru datang merasa waktu berjalan lebih cepat, seakan mereka hanya berada di sana selama beberapa jam, tetapi saat mereka melihat jam, sudah berhari-hari berlalu.

Tim penyelamat akhirnya memutuskan untuk meninggalkan desa itu. Mereka kembali ke kota terdekat dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan—seolah mereka baru saja melewati suatu peristiwa yang diluar jangkauan pemahaman mereka. Saat mereka kembali ke dunia luar, mereka merasa seolah waktu telah berjalan lebih cepat di luar desa daripada di dalamnya.

Seiring berjalannya waktu, Arkan tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan. Para ilmuwan yang berusaha menyelidikinya sering kali merasa terperangkap dalam fenomena temporal yang tidak dapat mereka kontrol. Desas-desus tentang desa yang tak pernah mengalami malam itu mulai tersebar lebih luas. Beberapa orang menyebutnya sebagai “tempat terlarang,” sementara yang lain menganggapnya sebagai keajaiban alam yang tak akan terulang.

Namun, satu hal yang pasti—keabadian cahaya di Arkan adalah kenyataan yang tak dapat diabaikan. Sebuah desa yang terperangkap di antara batas-batas waktu, yang tidak pernah benar-benar siang dan tidak pernah benar-benar malam. Sebuah tempat di mana dunia luar dan dunia dalam berbenturan, dan segala sesuatu yang masuk ke dalamnya, pada akhirnya, menjadi bagian dari teka-teki yang lebih besar.

Perang Dagang AS Makan Korban Baru: Jepang

Perang Dagang AS Makan Korban Baru: Jepang

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Jepang mengatakan bahwa bisnis di negara itu mengalami pelemahan yang signifikan akibat dari tarif yang dijatuhkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini disebutkan langsung oleh Menteri Revitalisasi Ekonomi Ryosei Akazawa, Senin (14/4/2025).

Dalam konferensi pers menjelang keberangkatannya ke Washington untuk bernegosiasi, Akazawa mengatakan laba perusahaan Jepang turun ‘dari hari ke hari’ akibat tarif yang dijatuhkan Presiden Trump. Ia juga menyerukan solusi yang cepat atas kondisi ini.

“Karena beberapa tarif telah berlaku, laba perusahaan Jepang dipotong dari hari ke hari,” kata Akazawa di parlemen.

“Semakin cepat (masalah ini ditangani), semakin baik,” tuturnya.

Di Washington, Akazawa dilaporkan akan mengeluarkan seruan keras untuk peninjauan ulang tarif Trump. Diketahui, Jepang sejauh ini gagal dalam upaya untuk mendapatkan pengecualian dari tarif AS, termasuk 25% pada sektor otomotif global yang mulai berlaku pada awal April.

“Saya akan melakukan yang terbaik, mengingat apa yang terbaik untuk kepentingan nasional kita dan apa yang paling efektif,” katanya.

Akazawa juga menekankan dalam sebuah wawancara dengan harian Yomiuri Shimbun yang diterbitkan hari Senin bahwa penting untuk memperoleh pemahaman tentang apa yang sebenarnya diinginkan pihak AS. Ia juga mengatakan bahwa ia siap untuk berbicara tentang pengembangan ladang gas alam cair (LNG) di Alaska jika pihak AS mengangkat masalah tersebut.

“Kami harus menyampaikan pesan bahwa kami memiliki kekhawatiran serius mengenai konsistensi dengan perjanjian Organisasi Perdagangan Dunia dan perjanjian perdagangan Jepang-AS,” katanya, menggemakan komentar sebelumnya oleh menteri perdagangan Jepang.

Media Jepang, mengutip sumber pemerintah, mengatakan pembicaraan Akazawa dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer dijadwalkan pada hari Rabu.

Perusahaan Jepang merupakan investor terbesar di AS. Tahun lalu sektor otomotif Negeri Sakura menyumbang sekitar 28% dari 21,3 triliun yen (Rp 2.383 triliun) ekspor Jepang ke AS.

Di sisi lain, Trump mengatakan bulan lalu bahwa Jepang dan Korea Selatan termasuk di antara negara-negara yang ingin bekerja sama dengan AS pada jaringan pipa LNG di Alaska. Diketahui, proyek itu sempat terhambat akibat biaya yang besar serta kesulitan logistik.

cnbcindonesia.com