

Pada acara Indo Defence 2025, antara Indonesia dan Turki telah ditandatangani MoU alias Memorandum of Understanding, untuk pembelian jet tempur Kaan sebanyak 48 unit. Informasi tersebut pun langsung diposting di akun X Presiden Erdogan pada 11 Juni 2025 lalu. Dalam postingannya, di memuji Prabowo yang ikut berkontribusi dalam proses kesepakatan 48 unit tersebut.
Selanjutnya berbagai media dari dalam dan luar negeri juga ikut memberitakannya Gan, tapi jangan senang dulu. Karena MoU ini tidak bisa disamakan dengan kontrak pembelian. Jadi, sebenarnya Indonesia belum secara resmi membeli Kaan. MoU hanya sebatas kesepakatan pra-perjanjian, dalam kontrak sebenarnya kelak, jumlah yang dibeli mungkin bukan 48 unit.
Salah satu pejabat Kemhan RI mengatakan bahwa, pembelian Kaan adalah rencana jangka panjang. Mengutip artikel Jawa Pos, dalam keterangan kepada awak media pada 12 Juni 2025; Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Donny Ermawan Taufanto menyebut pengadaan pesawat tempur Kaan masih rencana jangka panjang. Sehingga pengadaannya tidak langsung dilakukan sekarang.
Hal itu dia tegaskan meski ada informasi ada pembelian pesawat tempur Kaan sebanyak 48 unit. ”Itu kan masih dalam perencanaan, masih belum (sampai ke pembelian), ke depan masih jangka panjang,”ujar Wamenhan kepada awak media.
Meski baru sebatas MoU, media Turki, yakni Anadolu Agency, menyebut jika kontrak 48 unit Kaan senilai US$10 miliar atau setara Rp 162 triliun. Pesawat akan dikirimkan selama 10 tahun dan memakai mesin buatan Turki.
Media dan manufaktur pesawat menyebut Kaan sebagai pesawat tempur generasi kelima. Meski beberapa media militer Barat menyebutnya sebagai jet tempur generasi 4.5. Dan kini sudah ada 20 pesanan dari Angkatan Udara Turki yang dikirim sampai tahun 2028.
Saat ini Kaan masih memakai mesin General Electric F110 buatan Amerika. Pada 2030, rencananya akan dipasang mesin buatan dalam negeri. Untuk penerbangan pertama Kaan dilakukan pada 2024 lalu. Pakistan dikabarkan bakal bergabung dengan program Kaan, tapi sampai sekarang belum ada kelanjutan atas bergabungnya negara tersebut.
Parahnya banyak media mainstrem Indonesia yang memberitakan pengadaan jet tempur Kaan ini Gan dengan judul bombastis, padahal MoU itu bukan berarti Indonesia akan segera membeli Kaan. Dan sudah dikonfirmasi sendiri oleh Kementerian Pertahanan RI, terkait pembelian Kaan baru sebatas wacana jangka panjang. Meski media Turki menyebut akan ada pembelian, selama kontrak efektiv belum ada, tentu mereka tidak boleh mengklaim hal tersebut.
Setelah tanda tangan MoU, biasanya akan dilanjutkan dengan pembayaran DP kepada pihak manufaktur pesawat. Tahap ini disebut sebagai kontrak efektiv. Setelah ada pembayaran uang muka, pihak manufaktur akan menyiapkan jalur produksi pesawat. Saat pembayaran uang muka ini juga akan diberi informasi mengenai berapa banyak pesawat yang dipesan. Jadi, selama masih MoU dan belum ada kontrak efektiv berlaku, mending kita nggak usah banyak gaya
Referensi Tulisan: Jawa Pos& Anadolu Agency
Sumber Foto: sudah tertera
Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, mengumumkan format baru untuk Piala Presiden 2025 yang akan digelar sebagai turnamen pramusim bergengsi di Indonesia. Turnamen ini akan diikuti oleh enam tim, meliputi tiga klub Liga 1, satu tim Indonesia All-Star, dan dua tim internasional. Tiga klub Liga 1 yang dipastikan berpartisipasi adalah Persib Bandung sebagai juara bertahan Liga 1, Arema FC sebagai juara bertahan Piala Presiden, dan Dewa United sebagai runner-up Liga 1 musim lalu. Pengumuman ini memicu diskusi luas di kalangan penggemar sepak bola Indonesia mengenai dampak dan alasan di balik format baru ini.
Piala Presiden, yang pertama kali digelar pada 2015, awalnya dirancang sebagai turnamen pramusim untuk mempersiapkan klub-klub Indonesia menghadapi kompetisi Liga 1. Turnamen ini juga menjadi ajang untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, sekaligus menghibur penggemar sepak bola di seluruh negeri. Namun, untuk edisi 2025, PSSI tampaknya ingin memberikan sentuhan baru dengan menghadirkan format yang lebih eksklusif dan internasional.
Dengan hanya melibatkan tiga klub Liga 1, turnamen ini menjadi lebih selektif dibandingkan edisi sebelumnya yang biasanya diikuti oleh lebih banyak tim dari berbagai divisi. Persib Bandung, Arema FC, dan Dewa United dipilih berdasarkan prestasi mereka di musim sebelumnya, menunjukkan bahwa PSSI ingin menghadirkan tim-tim papan atas untuk menjamin kualitas pertandingan. Kehadiran Indonesia All-Star, yang kemungkinan besar akan berisi pemain-pemain terbaik dari Liga 1 dan mungkin beberapa pemain diaspora, menambah daya tarik turnamen ini. Sementara itu, dua tim luar negeri yang belum diumumkan menjadi elemen kejutan yang diharapkan dapat meningkatkan level kompetisi dan eksposur internasional.
Format baru Piala Presiden 2025 memiliki potensi untuk memberikan dampak signifikan bagi perkembangan sepak bola Indonesia, baik dari segi olahraga, ekonomi, maupun sosial. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
1. Peningkatan Kualitas Kompetisi
Dengan hanya melibatkan tim-tim papan atas Liga 1 dan tim internasional, Piala Presiden 2025 diharapkan menghadirkan pertandingan berkualitas tinggi. Persib Bandung, yang dikenal dengan basis suporter fanatik dan performa stabil, akan menghadapi Arema FC yang memiliki tradisi kuat di turnamen ini, serta Dewa United yang menunjukkan progres pesat sebagai kekuatan baru di Liga 1. Kehadiran tim luar negeri juga akan memberikan tantangan berbeda, memungkinkan klub Indonesia untuk mengukur kemampuan mereka di level internasional. Hal ini penting untuk mempersiapkan tim-tim Indonesia yang akan bertanding di kompetisi Asia seperti AFC Champions League atau AFC Cup.
2. Eksposur Internasional
Kehadiran dua tim internasional adalah langkah strategis untuk meningkatkan eksposur sepak bola Indonesia di kancah global. Meskipun belum ada konfirmasi resmi, spekulasi menyebutkan bahwa tim-tim dari Asia Tenggara, Jepang, atau bahkan Eropa (klub level menengah atau tim U-23) mungkin diundang. Pertandingan melawan tim asing akan menarik perhatian media internasional, memberikan kesempatan bagi pemain Indonesia untuk dilirik oleh klub atau agen luar negeri. Selain itu, turnamen ini dapat menjadi ajang promosi pariwisata Indonesia, terutama jika pertandingan digelar di stadion-stadion ikonik seperti Stadion Gelora Bung Karno atau stadion baru seperti Stadion Manahan di Solo.
3. Peningkatan Pendapatan dan Sponsor
Format yang lebih eksklusif dan melibatkan tim internasional kemungkinan akan menarik sponsor besar, baik dari dalam maupun luar negeri. Tiket pertandingan, hak siar, dan merchandise juga diperkirakan akan menghasilkan pendapatan signifikan, terutama dengan basis suporter besar seperti Persib dan Arema. Dana ini dapat digunakan untuk memperbaiki infrastruktur sepak bola, seperti stadion, akademi pemain muda, atau program pelatihan pelatih.
4. Peluang bagi Pemain Lokal
Kehadiran tim Indonesia All-Star memberikan kesempatan bagi pemain lokal untuk unjuk gigi di panggung yang lebih bergengsi. Pemain-pemain yang tampil gemilang berpeluang mendapatkan perhatian dari pelatih Timnas Indonesia atau klub-klub besar. Selain itu, bermain melawan tim internasional akan memberikan pengalaman berharga, terutama bagi pemain muda yang membutuhkan jam terbang di level kompetitif.
5. Meningkatkan Antusiasme Penggemar
Format baru ini dapat meningkatkan antusiasme penggemar sepak bola Indonesia, yang selama ini haus akan pertandingan berkualitas. Suporter Persib (Bobotoh), Arema (Aremania), dan Dewa United akan memadati stadion, menciptakan atmosfer yang luar biasa. Kehadiran tim internasional juga dapat menarik penonton baru yang penasaran dengan kualitas tim asing.
Kemungkinan Alasan di Balik Format Baru
Ada beberapa alasan strategis yang mungkin melatarbelakangi keputusan PSSI dan Erick Thohir untuk merombak format Piala Presiden 2025:
1. Meningkatkan Prestise Turnamen
Dengan hanya melibatkan tim-tim papan atas dan tim internasional, PSSI tampaknya ingin menjadikan Piala Presiden sebagai turnamen elit, mirip dengan turnamen pramusim bergengsi di negara lain seperti International Champions Cup atau Emirates Cup. Langkah ini sejalan dengan visi Erick Thohir untuk memodernisasi sepak bola Indonesia dan menjadikannya lebih kompetitif di level Asia.
2. Persiapan Timnas dan Klub untuk Kompetisi Asia
Piala Presiden 2025 dapat menjadi ajang uji coba penting bagi klub seperti Persib Bandung yang akan mewakili Indonesia di kompetisi Asia. Selain itu, tim Indonesia All-Star dapat menjadi sarana untuk memantau pemain potensial yang bisa memperkuat Timnas Indonesia di ajang seperti Piala AFF atau kualifikasi Piala Asia.
3. Meningkatkan Daya Tarik Komersial
Sebagai Menteri BUMN yang memiliki pengalaman di dunia olahraga (mantan pemilik Inter Milan dan presiden klub basket Indonesia), Erick Thohir memahami pentingnya elemen komersial dalam sepak bola. Format baru ini dirancang untuk menarik sponsor, meningkatkan penjualan tiket, dan memaksimalkan hak siar, yang pada akhirnya akan menghasilkan pendapatan lebih besar.
4. Memperkenalkan Inovasi
Kehadiran tim Indonesia All-Star menunjukkan adanya inovasi dalam format turnamen. Ini bisa menjadi eksperimen untuk melihat bagaimana pemain-pemain dari klub berbeda dapat bekerja sama, sekaligus memberikan hiburan baru bagi penggemar. Jika sukses, format ini bisa menjadi model untuk turnamen lain di masa depan.
5. Tantangan dan Kritik Potensial
Meski format baru ini menjanjikan, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi. Pertama, pemilihan hanya tiga klub Liga 1 bisa memicu kritik dari klub lain yang merasa layak tampil, seperti Borneo FC atau Bali United. Kedua, kehadiran tim internasional harus diimbangi dengan manajemen yang baik, termasuk jadwal yang tidak bentrok dengan kompetisi lain dan biaya yang terjangkau bagi penonton. Ketiga, PSSI harus memastikan bahwa turnamen ini tidak mengganggu persiapan klub untuk Liga 2025/2026.
Piala Presiden 2025 dengan format baru yang diumumkan oleh Erick Thohir menandakan langkah berani PSSI untuk meningkatkan kualitas dan prestise sepak bola Indonesia. Dengan melibatkan tim-tim papan atas Liga 1, Indonesia All-Star, dan dua tim luar negeri, turnamen ini berpotensi menghadirkan pertandingan berkualitas tinggi, meningkatkan eksposur internasional, dan menarik investasi. Namun, keberhasilan format ini akan tergantung pada eksekusi yang cermat, termasuk pemilihan tim internasional, manajemen jadwal, dan keterlibatan penggemar.
Bagi penggemar sepak bola Indonesia, Piala Presiden 2025 adalah kesempatan untuk menyaksikan aksi klub favorit mereka melawan lawan-lawan baru, sekaligus merayakan perkembangan sepak bola tanah air. Dengan visi yang kuat dan dukungan yang tepat, turnamen ini bisa menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju panggung sepak bola Asia yang lebih kompetitif.
Link Referensi: Sumber
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali melakukan inspeksi mendadak juru parkir atau jukir liar di minimarket.
12 Juni 2025 | 11.20 WIB
TEMPO.CO, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali melakukan inspeksi mendadak juru parkir atau jukir liar di minimarket untuk menegakkan peraturan penyelenggaraan perparkiran, Rabu kemarin, 11 Juni 2025.
Kali ini ia menginspeksi minimarket di Jalan Kartini bersama aparat Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja.
Eri berujar apa yang ia lakukan merupakan tindak lanjut atas keluhan masyarakat ihwal juru parkir liar di minimarket.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2018 disebutkan, bahwa tempat usaha harus memiliki tempat parkir.
“Pemerintah kota menindaklanjuti keluhan-keluhan soal parkir kendaraan di toko swalayan. Kenapa toko swalayan harus menyediakan parkir? Ada Perda Nomor 3 Tahun 2018. Di sana disebutkan bahwa semua tempat usaha harus memiliki tempat parkir,” tutur Eri dalam keterangannya.
Pasal 14 Perda Nomor 3 Tahun 2018 itu, kata Eri, menjelaskan bahwa penyelenggara tempat parkir di luar ruang milik jalan wajib menyediakan lahan parkir sesuai dengan standar teknis yang ditentukan.
Selain itu, pengelola juga diwajibkan mempekerjakan petugas parkir yang memadai, berseragam, dan mengenakan tanda pengenal.
“Di ayat 14 (Perda 3/2018) berbunyi, disediakan petugas parkir resmi dan menggunakan identitas dari perusahaan itu. Sehingga apa? Semua tempat usaha harus memiliki itu,” kata dia.
Eri juga menerangkan peraturan yang tertuang di dalam Perda Nomor 1 Tahun 2023 tentang Perdagangan dan Perindustrian.
Dalam Perda ini disebutkan, bahwa pemilik usaha minimarket wajib menyediakan lahan parkir dan petugas parkir resmi.
“Di situ disebutkan toko swalayan harus menyediakan tempat parkir. Berarti harus mengacu kepada Perda Nomor 3 Tahun 2018, maka menyediakan petugas parkir juga yang menggunakan identitas,” ucap dia.
Selain itu, Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 116 Tahun 2023 yang merupakan turunan dari Perda tersebut mengatur bahwa lahan parkir bisa dimanfaatkan untuk kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), namun dengan syarat tidak dipungut biaya sewa.
“Jadi tempat parkir boleh digunakan untuk UMKM dan dihitung lagi perhitungan parkirnya dengan biaya UMKM gratis,” katanya.
Eri mengapresiasi toko swalayan yang telah mematuhi aturan tersebut. Namun ia melihat masih banyak toko swalayan yang belum sepenuhnya mengikuti ketentuan.
“Di Perda parkir disebutkan bahwa ketika toko swalayan itu buka, maka harus menyediakan (tempat) parkir dan petugas parkir. Tapi ternyata, tidak semua toko swalayan, hanya sebagian kecil yang mengurus izin penyelenggaraan parkir,” katanya.
Pemkot Surabaya, ujar Eri, bisa menjatuhkan sanksi berupa pencabutan izin usaha bagi toko swalayan yang tidak menyediakan petugas parkir resmi.
“Sanksinya ketika dia melanggar perizinan termasuk IMB (Izin Mendirikan Bangunan), maka dicabut perizinannya. Tapi saya tidak (cabut izin usaha), saya berikan kesempatan dulu, yang saya silang (segel) adalah tempat parkirnya,” kata dia.
Salah satu tindakan penyegelan dilakukan terhadap area parkir sebuah toko swalayan di Jalan Dharmahusada pada Selasa, 10 Juni 2025.
Toko swalayan itu disegel karena tidak menyediakan petugas parkir resmi. Lahan parkir di lokasi tersebut juga disewakan kepada pelaku UMKM dengan tarif sewa mencapai ratusan ribu rupiah.
“Ada (toko swalayan) yang saya tutup di Jalan Dharmahusada. Karena apa? Parkirnya disewakan untuk tenant UMKM, (sewanya) satu bulan bisa sampai Rp 800 ribuan. Padahal izinnya parkir, lah kok malah disewa-sewakan. Ini menyalahi aturan,” kata Eri.
Eri menekankan kebijakan penertiban parkir ini tidak dimaksudkan untuk mengancam pelaku usaha, melainkan sebagai langkah perlindungan bagi konsumen dan pelaku usaha itu sendiri.
“Banyak yang bilang kalau langkah ini mengancam pengusaha minimarket. Itu salah besar, justru kita melindungi pengusaha minimarket itu sendiri,” tutur dia.
Menurut Eri pentingnya keberadaan petugas parkir resmi untuk mencegah kasus pencurian kendaraan bermotor milik konsumen.
Kehadiran petugas parkir resmi memberikan rasa aman dan nyaman bagi konsumen.
“Karena selama ini banyak kasus curanmor di halaman minimarket yang tak ada penjaganya,” tuturnya.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surabaya Bahtiyar Rifai mendukung kebijakan Eri Cahyadi.
Praktik parkir bebas yang dilakukan oleh beberapa pelaku usaha toko swalayan, kata dia, sering disalahpahami oleh masyarakat.
Meskipun tercantum “bebas parkir” dan tidak ada pungutan biaya, namun kenyataannya masih ada petugas parkir yang menarik uang.
“Saya berharap para pelaku usaha ini dapat tunduk dan patuh terhadap peraturan Wali Kota Surabaya. Mereka berusaha dan berbisnis di kota ini, sehingga mereka harus mematuhi aturan yang ada,” kata Bahtiyar seperti dikutip dari Antara.
Meski demikian penyegelan lahan parkir di toko swalayan oleh wali kota sebaiknya tidak dilakukan secara terburu-buru.
“Perlu dilakukan kajian dan verifikasi terlebih dahulu, apakah pelaku usaha ini bisa diperingatkan atau harus diberikan langkah tegas. Jangan sampai langkah tersebut merugikan pengusaha,” katanya.
Ia menyarankan Pemkot Surabaya lebih memperhatikan peraturan ini di seluruh wilayah yang menggunakan jasa parkir, tidak hanya di toko swalayan.
“Penting bagi Pemkot untuk menegakkan aturan ini agar Surabaya semakin tertata,” ucapnya.
Gelaran pameran pertahanan Indo Defence 2025 akhirnya sudah resmi dimulai Gan, setelah sempat absen sekitar 2,5 tahun. Hajatan kali ini mengambil tempat di JIExpo Kemayoran pada 11 – 14 Juni 2025. Ada banyak produk pertahanan yang dipamerkan di acara ini.
Pada kesempatan kali ini kita akan sebuah drone buatan perusahaan swasta yang bernama Wani-23, drone dibuat oleh PT Infoglobal. Kebetulan yang dihadirkan di Indo Defence baru mock upalias baru sebatas desain visual dari drone tersebut, bukan drone yang asli.
Dalam keterangan di website remsi mereka, PT Infoglobal mengatakan nama Wani diambil dari bahasa Jawa yang berarti berani. Sementara angka 23 menunjukkan tahun pengembangan drone di tahun 2023. Nama Wani dipilih karena memiliki filosofi semangat kemandirian dan inovasi perusahaan.
Menurut perusahaan tersebut, tim pengembangan Wani-23 hanya terdiri dari 5 insinyur dan 5 asisten teknisi. Mereka mengatakan telah berhasil menguasai pembuatan rangka pesawat dan pengembangan mesin menggunakan komponen lokal dalam jangka waktu dua tahun. Semua biaya pengembangan dibiayai sendiri oleh PT Infoglobal.
Drone Wani-23 sendiri sudah dipromosikan melalui media sosial sejak 2024 lalu Gan, dan akhirnya mock up drone ditampilkan dalam acara Indo Defence 2025. Wani-23 merupakan drone dengan kualifikasi Medium Altitude Long Endurance (MALE).Untuk desainnya tak jauh beda dengan drone sejenis yang sudah diproduksi.
Wani-23 sendiri dirancang untuk menjalankan misi strategis seperti pengawasan teritorial, pengintaian intelijen, dan dukungan operasional militer secara real-time. Kemampuan ini diperkuat dengan integrasi teknologi canggih yang tertanam dalam sistem konsol Ground Control Station (GCS) yang juga dipamerkan di stan A116 dalam gelaran Indo Defence.
Sejauh ini belum banyak data teknis dari drone yang dipublikasikan seperti dimensinya, mesin yang dipakai sampai pilihan kameranya. Tapi, setidaknya kini di dalam negeri sudah ada opsi lain untuk drone dengan kualifikasi MALE.
Karena dibuat oleh pihak swasta, semoga kedepannya nasib drone ini lebih baik dari drone Elang Hitam yang dibuat BUMN, dan sampai sekarang drone ini pengembangannya juga tidak jelas.
Referensi Tulisan: PT Infoglobal
Sumber Foto: sudah tertera
Gan, Ente pernah ngerasa panas di dada waktu liat temen berhasil? Misalnya pas scroll Instagram, tiba-tiba muncul update dari temen lama yang sekarang udah punya usaha sendiri, omzetnya tinggi, fotonya bareng pejabat, caption-nya bijak, dan likes-nya ribuan. Di satu sisi, Ente pengen bilang “keren ya,” tapi di sisi lain ada suara kecil dalam hati yang nyeletuk, “Ah, paling juga karena koneksi,” atau “pasti ada yang dibohongin tuh.” Nah, itu dia Gan, iri hati yang menyelinap diam-diam. Padahal Ente sendiri mungkin lagi kerja keras tiap hari, bangun pagi-pagi, lembur malam-malam, tapi kayaknya hasilnya masih gitu-gitu aja.
Lama-lama muncul perasaan nggak adil, kayak semesta nggak berpihak. Dan dari situlah, iri mulai tumbuh subur dalam pikiran tanpa kita sadari. Rasanya kayak luka kecil yang awalnya sepele, tapi kalau digaruk terus-terusan malah bisa infeksi dan bikin sakit lebih parah.
Ane pribadi juga pernah ngerasain hal begitu, Gan. Ada satu momen Ane liat temen yang dulu sama-sama struggling, tiba-tiba hidupnya berubah drastis. Mobil baru, bisnis jalan, bahkan sempet masuk podcast tokoh publik. Sementara Ane masih di titik yang sama, ngerasa stuck, bingung mau kemana. Reaksi pertama? Ya iri, Gan. Nggak bisa dipungkiri. Tapi makin dipikirin, makin capek sendiri. Ane jadi sadar, ternyata rasa iri itu nggak ngerubah keadaan apa-apa. Nggak bikin Ane lebih kaya, nggak bikin skill Ane naik, malah bikin mood berantakan dan semangat turun drastis. Parahnya lagi, rasa iri itu bikin kita susah ngeliat orang lain bahagia. Ada aja komentar sinis di kepala, walau nggak diucapin. Kita jadi kayak hidup buat nyari kekurangan orang lain, bukan nyari potensi dalam diri sendiri.
Yang lebih nyebelin, Gan, iri hati itu bikin hubungan antar manusia jadi kaku. Yang tadinya temenan akrab, bisa jadi renggang cuma karena perasaan yang nggak diungkap. Kita pura-pura senyum, tapi hati nelan ludah. Ucapan selamat berubah jadi basa-basi, dan komunikasi jadi formal doang. Padahal temen kita nggak salah apa-apa. Dia cuma lagi panen dari benih yang udah dia tanam bertahun-tahun. Tapi karena kita lagi tandus, kita jadi ngerasa dia bersalah karena berhasil. Ironis, kan? Ane jadi mikir, jangan-jangan iri itu bukan soal orang lain yang lebih hebat, tapi soal kita yang belum berdamai dengan ketertinggalan diri sendiri. Dan kalo dibiarkan, iri bisa bikin kita kehilangan arah, bahkan kehilangan koneksi sosial yang tulus.
Tapi bukan berarti kita nggak bisa lepas dari iri hati. Kuncinya, menurut Ane, adalah keberanian buat jujur sama diri sendiri. Ketika Ente ngerasa iri, jangan buru-buru ngebantah. Akui aja. “Ya, Ane iri.” Udah. Itu langkah awal. Dari situ, baru bisa dicari akarnya. Kadang, iri muncul karena kita ngerasa belum cukup, belum puas, atau bahkan belum tahu tujuan hidup sendiri. Kita ngeliat pencapaian orang lain sebagai ancaman, bukan inspirasi. Padahal bisa jadi, justru dari pencapaian orang itulah kita belajar banyak hal. Belajar kalau kerja keras itu nyata. Belajar kalau jalan sukses tiap orang beda. Dan belajar kalau kita juga punya waktu sendiri untuk tumbuh.
Ane juga mulai sadar, dibanding terus banding-bandingin hidup sendiri sama orang lain, mending fokus ngerawat diri sendiri. Ane ngerasa, makin sering bersyukur, makin ringan hati ini nerima kenyataan. Termasuk kenyataan bahwa orang lain bisa lebih duluan sukses tanpa harus bikin kita kalah.
Yang paling penting sih, Gan, kita mesti berani ngerubah cara pandang terhadap orang-orang yang sukses. Mereka bukan musuh. Bukan saingan. Mereka bisa jadi cermin. Cermin yang nunjukin apa yang bisa kita perbaiki dalam diri. Kalo dulu Ane mikir mereka sombong, sekarang Ane coba dengerin cerita mereka. Tanya prosesnya. Gali perjuangannya. Dan ternyata banyak dari mereka yang ngalamin pahit juga kok, cuma mereka nggak ngumbar. Di situlah Ane belajar bahwa setiap kesuksesan punya cerita panjang yang nggak selalu kelihatan dari luar. Kalau kita cuma ngeliat hasil, kita kehilangan pelajaran berharga dari prosesnya.
Kadang, Gan, kita juga suka bikin “rival hayalan” dalam kepala. Ente tau maksud Ane? Itu loh, orang yang sebenarnya nggak punya niat saingan sama kita, tapi karena kita yang terus mikirin mereka, kita jadi ngerasa bersaing sendiri. Kita ukur kebahagiaan berdasarkan seberapa jauh kita ngalahin dia, padahal dia bahkan nggak ngelirik kita. Capek, kan? Ane udah ngelewatin fase itu. Dan akhirnya, Ane berhenti. Bukan karena Ane kalah, tapi karena Ane sadar, hidup itu bukan lomba lari. Nggak ada garis finish yang ditungguin bareng-bareng. Kita semua punya trek masing-masing. Ada yang start lebih dulu, ada yang lambat tapi stabil. Dan itu semua sah-sah aja.
Sekarang, Ane coba bangun mindset baru. Kalo ngeliat orang sukses, Ane ucapin selamat dari hati. Kalo bisa support, Ane support. Ane belajar mengagumi tanpa ingin mengambil. Belajar meniru tanpa harus menjatuhkan. Emang nggak gampang. Kadang rasa iri itu dateng lagi tiba-tiba, apalagi pas lagi lelah atau ngerasa gagal. Tapi tiap kali rasa itu muncul, Ane inget lagi: hidup ini tentang jadi versi terbaik dari diri sendiri, bukan jadi salinan dari orang lain.
Jadi buat Ente yang sekarang lagi ngerasa iri, lagi capek liat kesuksesan orang lain, coba pelan-pelan jujur ke diri sendiri. Nggak usah buru-buru jadi bahagia. Tapi mulailah dengan ngerti kenapa hati ini sesak. Lalu pelan-pelan, arahkan rasa sesak itu jadi api semangat. Ente bisa juga. Serius, bisa. Cuma waktunya aja mungkin beda. Dan itu nggak apa-apa.
Kalau thread ini nyentil Ente dikit, berarti bagus. Itu tanda Ente masih punya rasa, masih bisa berubah. Jangan takut, jangan malu. Kita semua pernah ngerasa iri. Yang penting, jangan biarin rasa itu jadi penghalang buat maju. Ayo sama-sama ubah iri jadi inspirasi, Gan. Biar kita bisa bertumbuh tanpa saling tikam, dan bisa bahagia bareng, bukan saling gontok dalam diam.
Sumber: otak ane
Novi Christiastuti – detikNews
Kamis, 12 Jun 2025 16:38 WIB
New Delhi – Pesawat maskapai Air India yang jatuh di kota Ahmedabad, India, diidentifikasi sebagai pesawat jenis Boeing 787-8 Dreamliner.
Disebutkan ada lebih dari 200 penumpang dan awak di dalam pesawat yang jatuh sesaat usai lepas landas tersebut.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil India, seperti dilansir Times of India dan AFP, Kamis (12/6/2025), menyebut ada total 242 orang di dalam pesawat itu, yang terdiri atas 230 penumpang, dua pilot dan 10 awak kabin.
Sejauh ini belum ada laporan soal korban jiwa dalam kecelakaan pesawat ini.
Pihak maskapai Air India, dalam pernyataannya, menyebut salah satu pesawatnya yang beroperasi untuk rute Ahmedabad-London Gatwick telah “terlibat dalam kecelakaan”.
“Penerbangan AI171, yang beroperasi dari Ahmedabad ke London Gatwick, terlibat dalam sebuah insiden hari ini, 12 Juni 2025,”. ucap juru bicara maskapai Air India dalam pernyataan via media sosial X.
“Saat ini kami sedang memastikan detailnya dan akan segera membagikan informasi terbaru,” imbuh pernyataan itu.
Penerbangan AI171 maskapai Air India terdaftar menggunakan pesawat jenis Boeing 787-8 Dreamliner, yang bisa menampung lebih dari 200 penumpang.
Laporan sejumlah televisi lokal, seperti dilansir Reuters menyebut kecelakaan terjadi ketika pesawat melakukan lepas landas di bandara Ahmedabad.
Sejumlah foto yang diambil dari lokasi kejadian menunjukkan puing-puing terbakar, dengan asap hitam pekat mengepul ke udara di dekat area bandara.
Kepolisian setempat melaporkan pesawat itu terjatuh di area sipil di luar bandara Ahmedabad.
Penyebab jatuhnya pesawat ini belum diketahui secara jelas.
Sejumlah foto dan video dari lokasi kejadian juga menunjukkan orang-orang dievakuasi dengan tandu dan dibawa pergi dengan ambulans.
(nvc/idh)
Videonya full mulai menit ke 10:18 :
YOUTUBE
Yuk kita analisa benda apa kah itu?
Captain Ruudtidak percaya kalau itu :
Pesawat, karena tidak nampak di radar pesawat dan ground control.
Bintang, karena bergerak cepat dan tidak berkedip seperti bintang.
Satelit, karena bergerak tidak sesuai pola.
Captain Ruud percaya kalau itu :
Mungkin Merupakan UFO /UAP.
Mungkin Malaikat yang sedang ikut berhaji.
Mungkin Malaikat yang sedang melindungi jamaah haji yang sedang dia bawa.
Lalu benda apa kah itu?
Video penjelasan dari AARO yang keluar awal tahun ini (2025) : https://www.dvidshub.net/video/95033…ing-phenomenon
https://www.aaro.mil/Portals/136/PDF…ring_Paper.pdf
Ini contoh video, sebenarnya satelit itu ada di mana-mana, kalau waktunya pas : https://www.youtube.com/watch?v=Ea8BCl2yVU0