Kenapa Anak Muda Sekarang Tak Sebahagia Generasi Sebelumnya?

Kenapa Anak Muda Sekarang Tak Sebahagia Generasi Sebelumnya?

TEMPO.CO, Jakarta – Selama ini, orang mungkin mempercayai kebahagiaan itu seperti kurva, tinggi saat muda, turun di usia paruh baya, dan naik lagi di usia lanjut. Tapi hal itu mungkin tak berlaku lagi saat ini. Sebuah riset berdasarkan penemuan di enam negara berbahasa Inggris menemukan anak muda  sekarang kurang bahagia dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Penelitian oleh komisi PBB dan dipublikasikan oleh National Bureau of Economic Research (NBER) di Amerika Serikat mengungkapkan penurunan kepuasan hidup dan kebahagiaan pada anak-anak muda di dekade terakhir ini. Penelitian ditulis oleh Jean Twenge, psikolog di Universitas Negeri San Diego, dan David G Blanchflower, ekonom dari Universitas Dartmouth, dan melibatkan data yang dikumpulkan dari 11 survei di Australia, Kanada, Irlandia, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat. Namun studi dari bagian dunia lainnya menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda.

Pada 2024, sebuah survei riset menemukan tiga dari empat remaja AS merasa bahagia dan damai ketika tidak memegang ponsel. Para peneliti di balik studi 2024 itu menemukan para remaja dan praremaja Britania paling tidak bahagia di Eropa dan juga memunculkan kesimpulan media sosial adalah biang keladinya.

Kesimpulan Blanchflower didukung oleh riset di negara-negara lain, termasuk di Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, di mana semakin banyak anak muda yang mengakses ponsel pintar. Ia juga melakukan penelitian yang mensurvei negara-negara di Afrika dan diberi judul The Mental Health of the Young in Africa serta diterbitkan oleh NBER pada Desember 2024 dan menemukan sekitar separuh penduduk di sana tak pernah menggunakan internet namun mereka yang menggunakan lebih menunjukkan masalah kesehatan mental.

“Tak adanya internet bisa membantu menjelaskan alasan penurunan kesehatan mental anak-anak muda Afrika lebih sedikit dibanding di tempat-tempat lain. Akan tetapi, bahaya mulai mengintai karena ledakan penjualan ponsel pintar,” ungkap penelitian itu.

Apa Pemicu Lainnya?

Tak cuma internet dan ponsel pintar yang menyebabkan berkurangnya kebahagiaan di kalangan orang muda. Penelitian juga menyebut sulitnya ekonomi dan kesepian juga jadi faktor pemicu. World Happiness Report pada 2024 menunjukkan secara global, anak muda di bawah 30 tahun telah menyaksikan menurunnya kebahagiaan sejak pandemi COVID-19. Penurunan paling tampak di AS, yang untuk pertama kalinya sejak 2012 tak masuk daftar 20 negara paling bahagian di dunia.

Para penulis penelitian mengakui masih butuh lebih banyak riset untuk memahami alasan meningkatnya ketidakbahagiaan untuk membantu para pembuat kebijakan mengambil langkah konkret untuk mengatasi kondisi tersebut.

“Keprihatinan atas menurunnya kebahagiaan anak muda terus berlanjut dan sudah menyebar ke seluruh dunia,” ujar Blanchflower seraya menambahkan perlunya mereka menjauh dari ponsel dan berinteraksi dengan orang lain.

tempo.co

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *